Eskatologi: Sekarang atau Nanti?

Apa yang ditunjukkan oleh gambar di bawah mungkin merupakan salah satu “nubuatan” paling baru tentang akhir zaman yang belum lama ini (tahun 2011) dipropagandakan oleh Harold Egbert Camping (19 Juli 1921), multi-millionaire, seorang penyiar dan presiden dari sebuah radio Kristen Amerika (Family Radio). Radio ini berpusat di California dan memiliki lebih dari 150 cabang di seluruh Amerika dan mengudara semenjak tahun 1958. Camping terkenal suka menerapkan numerologi dalam penafsiran Alkitabnya dalam usahanya untuk menebak tanggal akhir zaman. “Tebak-tebakan”nya bahwa Yesus Kristus akan datang kembali pada tanggal 21 Mei 2011 dan orang benar akan terangkat ke sorga dan kemudian akan diikuti oleh lima bulan hujan api, belerang, dan tulah di bumi, serta jutaan orang akan mati setiap hari yang memuncak pada tanggal 21 Oktober 2011 ternyata tidak terbukti.[1]

Ramalan Camping tentang 21 Mei 2011 dilaporkan besar-besaran terutama karena publisitas massal oleh Family Radio dan memperoleh reaksi yang bermacam-macam baik dari organisasi-organisasi atheis maupun Kristen. Setelah tanggal ini lewat tanpa terjadi apa pun seperti ramalannya, ia lalu “mengoreksi” dengan mengatakan bahwa ia percaya penghakiman secara “spiritual” telah terjadi pada tanggal itu dan bahwa keterangkatan fisik akan terjadi pada 21 Oktober 2011 bersamaan dengan penghancuran alam semesta oleh Tuhan. Setelah tanggal 21 Mei 2011 Camping hanya muncul di depan pers satu kali saja yaitu pada tanggal 23 Mei 2011 dan setelah itu ia menghindari wawancara-wawancara lainnya, apalagi setelah ia akhirnya mengalami stroke ringan pada bulan Juni 2011, kira-kira tiga minggu setelah ramalannya itu. Beberapa orang mengatakan bahwa itu adalah suatu bentuk hukuman atau teguran Tuhan baginya karena telah bernubuat palsu, terlepas dari usianya yang memang sudah tua (90 tahun) apalagi stroke itu telah mengakibatkannya mengalami kesulitan untuk bicara.[2]

Ramalan Camping ini bukanlah yang pertama kali dibuatnya. Sebelumnya[3] ia telah meramal bahwa hari penghakiman itu akan jatuh pada tanggal 21 Mei 1988, dan
6 September 1994 (dan keduanya jelas tidak terbukti).[4] Sekarang kita telah masuk bulan Februari 2012 tanpa terjadi apa pun seperti yang diramalkannya, International Business Times telah menyatakan bahwa Camping adalah “nabi palsu”.[5]

Camping dilaporkan telah pensiun dari posisinya di Family Radio pada tanggal 16 Oktober 2011, hanya beberapa hari sebelum tanggal ramalan terakhirnya tentang akhir dunia. Namun belakangan putrinya mengklarifikasi bahwa ia belum pensiun sepenuhnya tetapi masih mempertahankan peranannya di Family Radio sementara ia bekerja dari rumah. Camping mengakui dalam sebuah wawancara pribadi bahwa ia tidak lagi percaya bahwa seseorang dapat mengetahui masa keterangkatan (rapture) atau akhir dari dunia, suatu posisi yang kontras sama sekali dengan posisi yang dipertahankannya mati-matian sebelumnya.[6]

Apa yang dilakukan oleh Camping memang bukan satu-satunya, tidak terbilang sudah berapa banyak orang yang meramalkan kedatangan Tuhan kali yang kedua dan semua ramalan itu gagal. Bagi kita yang memegang perkataan Tuhan kita bahwa “tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri” (Mat. 24:36) maka kita tidak akan terlalu memusingkan hal ini, bahkan masa bodoh. Tetapi sebaliknya entah berapa ribu atau berapa juta orang Kristen yang di sepanjang zaman (selalu saja ada yang) percaya bahwa waktu kedatangan Tuhan dapat ditentukan. Bahkan di dalam zaman Rasul Paulus, jemaat di Tesalonika nampaknya begitu dipenuhi dengan pikiran tentang kedatangan Tuhan kali kedua yang (bagi mereka) nampaknya akan segera terjadi. Pikiran ini akhirnya membuat mereka malas bekerja dan menjadi beban bagi orang lain bahkan sibuk akan hal-hal yang tidak berguna (1Tes. 4:11-12; 2Tes. 3:11-12).

Apa yang membuat mereka berani meramalkan tentang tanggal kedatangan Tuhan? Kemungkinan hal ini dikarenakan mereka menafsirkan perkataan Tuhan dalam Mat. 16:3 secara harfiah tentang menafsirkan tanda-tanda zaman. Padahal sebetulnya yang Tuhan Yesus maksudkan di sini adalah tanda-tanda yang menyertai Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi yang tidak dapat ditangkap oleh orang-orang Farisi dan Saduki. Tanda-tanda itu dinyatakan Tuhan kepada Yohanes Pembaptis dalam Mat. 11:5 tetapi para pemimpin Yahudi justru menolak Mesias yang datang dengan disertai tanda-tanda itu. Penolakan atas Mesias inilah yang akhirnya menyebabkan kebinasaan mereka.[7]

Maka kita dapat bertanya lebih lanjut, bagaimanakah seharusnya kita menafsirkan nubuatan-nubuatan yang bersifat apokaliptik (penyingkapan khususnya tentang akhir zaman) di dalam sepanjang Alkitab? Pada umumnya terdapat empat macam penafsiran tentang eskatologi (eskatos = akhir; logos = ilmu; doktrin tentang akhir zaman):
1. Futuristik: bahwa peristiwa di dalam nubuatan ini terutama terjadi pada zaman akhir;
2. Preteris: bahwa peristiwa di dalam nubuatan ini telah terjadi waktu kitab ditulis;
3. Idealis/Simbolis: bahwa nubuatan ini dipandang sebagai sesuatu yang terlepas dari sejarah dan karenanya dianggap semata-mata simbol kebenaran yang tidak dibatasi oleh waktu;
4. Historis: bahwa nubuatan itu dianggap sebagai peristiwa masa depan ketika kitab itu ditulis, tetapi terjadinya di dalam sepanjang sejarah gereja.

Secara umum kita dapat membagi penafsiran tentang doktrin akhir zaman ini ke dalam dua golongan yaitu yang bersifat eskatologis futuristik dan yang bersifat non-eskatologis dan non-futuristik. Pandangan Camping yang mencakup keterangkatan (rapture) sebagian manusia sebagai umat pilihan dan yang sisanya akan mengalami penganiayaan dan kesulitan untuk sementara waktu sebelum puncak penghakiman, tergolongkan kepada golongan yang pertama. Ini adalah posisi yang biasa dipegang mereka yang menganut pra-milenialisme dispensasional pra-kesengsaraan (pre-tribulation). Dalam pandangan ini kedatangan Kristus kali kedua dianggap terjadi dalam dua tahap, di mana kali pertama adalah untuk mengangkat mereka sebelum masa kesengsaraan untuk kemudian memerintah bersama-sama dengan-Nya selama 1000 tahun (milenium) atas bumi dan kemudian kedatangan ‘ketiga’ (kedua dalam konteks kedatangan kedua-Nya) di mana orang tidak percaya di akhir milenium ini akan dibangkitkan untuk dihukum.[8] Kita tidak membahas lebih lanjut mengenai berbagai pandangan milenium dan para pengikutnya namun ada sebuah buku diagram yang nampaknya cukup membahas tema-tema berkenaan dengan hal itu.[9]

Pandangan/golongan kedua yang lebih bersifat kekinian (Erickson mengidentifikasinya sebagai eskatologi yang direalisasikan[10]) yaitu bahwa semua hal yang dinubuatkan itu sudah tiba, bahwa Yesus tidak berbicara tentang peristiwa-peristiwa akan datang yang belum terpenuhi. Jika di dalam Perjanjian Lama hari Tuhan itu adalah sesuatu yang akan datang maka dalam Perjanjian Baru hari itu telah datang. Erickson mengutip Dodd yang menyatakan bahwa zaman baru itu telah datang; Allah telah membangun kerajaan-Nya dengan mengutip ayat-ayat seperti Mat. 12:28; Kis. 2:17; 2Kor. 3:18; 2Kor. 5:17; Tit. 3:5; Ibr. 6:5; 1Ptr. 1:23; 1Yoh. 2:8, 18.[11] Pelayanan, kematian, dan kebangkitan Kristus dianggap Dodd telah menggenapkan apa yang dinantikan dalam Perjanjian Lama. Erickson menyimpulkan bahwa dalam eskatologi macam ini kecenderungan dari beberapa orang Kristen untuk memahami eskatologi Kitab Suci dalam pengertian yang murni futuristik harus dianggap sebagai pandangan yang salah dan menyimpang dari ajaran Alkitab. Orang-orang yang memegang pandangan ini kehilangan banyak dari arti teks bacaan karena mereka memandang ke depan pada saat mereka seharusnya melihat ke belakang.[12]

Ciri-ciri pandangan eskatologis futuristik:
1. Menekankan suatu masa depan yang sifatnya mendesak karena Kerajaan Allah akan segera datang. Para murid diminta untuk bergegas melewati seluruh kota Israel sebelum Anak Manusia datang dan hal khusus yang ditekankan adalah pertobatan.[13]
2. Selain itu nilai kerajaan ini tidak terbatas. Semua harus ditinggalkan demi mendapatkan kerajaan ini. Orang harus bersedia untuk memutuskan semua hubungan termasuk hubungan keluarga, yang sudah memulai tidak boleh menoleh ke belakang. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang harta yang terpendam di ladang dan mutiara yang berharga (Mat. 13: 44-46) mau menekankan bahwa semua hal yang kita miliki apabila dibandingkan dengan Kerajaan Allah menjadi tidak ada arti lagi.[14]
3. Yang juga tidak boleh dilupakan yang menjadi ciri dalam pandangan ini adalah bahwa ia bersifat supranatural. Tidak ada kesinambungan antara kondisi sekarang dengan kondisi akan datang. Yesus menjawab orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan tubuh tentang siapakah dari ketujuh saudara yang akan menjadi suami yang sebenarnya dari seorang istri yang bergantian dinikahi oleh saudara yang lebih muda saat suami-suaminya mulai dari yang pertama sampai terakhir satu per satu meninggal bahwa pada saat kebangkitan nanti tidak ada lagi pernikahan tetapi mereka yang masuk dalam Kerajaan ini akan hidup seperti malaikat (Mat. 22:23-30). Kita harus mempersiapkan diri untuk datangnya hal itu. Maka kedatangan Yesus kali kedua akan merupakan suatu peristiwa yang dramatis yang mencakup malapetaka di alam semesta, suatu klimaks, bukan sesuatu yang bertahap.[15]

Dodd sebaliknya dalam pandangannya yang non-eskatologis dan non-futuristik menyatakan ciri-ciri dalam hari Tuhan sebagai berikut:[16]
1. Hal itu sudah dipenuhi. “Saatnya sudah tiba” (Mrk. 14:41), nubuat Perjanjian Lama telah digenapi.
2. Hal yang supranatural telah memasuki sejarah karena mukjizat yang dikerjakan Kristus pada orang buta, lumpuh, dan lain-lain dikerjakan pada saat ini sehingga tidak mungkin lagi disempurnakan oleh milenium karena kenyataannya Kerajaan Allah telah datang.
3. Kekuasaan Allah secara terbuka telah diwujudkan dalam penggulingan kuasa kejahatan (Luk. 10:18;  Yoh. 12:13). Kuasa Iblis telah dihancurkan di atas kayu salib.
4.Peristiwa Kristus juga mencakup penghakiman dunia (Yoh. 3:19).
5.Kehidupan kekal, kehidupan zaman yang akan datang, direalisasikan dalam pengalaman sekarang (1Kor. 15:20; Yoh. 10:10).

Bagaimana evaluasi kita atas kedua pandangan ini? Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing pandangan ini dan bagaimana kita dapat belajar? Camping yang kita bahas di bagian awal jelas merupakan contoh ekstrem dari pandangan pertama. Namun ada baiknya kita melihat satu komentar menarik yang kelihatannya cukup berimbang dari Erik Thoennes, associate professor dari Biblical and Theological Studies di Biola University.

Thoennes berkomentar bahwa ia merasa adalah sangat tepat jikalau publik, termasuk orang-orang Kristen berespons dan menentang pengajaran Camping yang tidak Alkitabiah, selama mereka melakukannya dengan kerendahan hati (cetak miring dari penulis). Namun yang seharusnya dihindari orang Kristen adalah bergabung bersama dengan para pengejek lain (yang non-Kristen tentunya) dan akhirnya memutarbalikkan ajaran gereja tentang penghakiman terakhir dan kedatangan Tuhan kali kedua menjadi olok-olok. “Harold Camping is only wrong of the date setting, He’s not wrong about the magnitude and seriousness of this,” demikian menurut Thoennes.[17] Kesungguhan eskatologis dari mereka yang berpandangan pra-milenialis kadang jauh melebihi wakil dari sistem lainnya meskipun kadang-kadang hal ini secara ekstrem berubah menjadi spekulasi-spekulasi yang tidak bertanggung jawab.

Pandangan kedua lebih bersifat Pasca-Milenialis, yang sebetulnya banyak dipegang oleh gereja pada kira-kira tiga sampai lima abad pertama keberadaannya.[18] Hal positif dari pandangan ini adalah penekanan dimensi kekinian dari Kerajaan Allah. Erickson menilai bahwa pengertian dan kesadaran bahwa Tuhan dan Raja kita hadir bagi kita pada saat ini harusnya membuat hidup kita ditandai keyakinan, optimisme, dan sikap agresif. Hal kedua adalah dorongan pada orang percaya untuk melakukan sesuatu demi memperluas Kerajaan itu daripada sekadar bersantai-santai menunggu Kerajaan itu datang, misalnya lewat pemberitaan Injil dan aktivitas mandat budaya yang menyatakan Kristus sebagai Raja dalam setiap aspek hidup. Selain itu ia juga memberikan keyakinan akan kuasa Tuhan yang menyertai orang percaya dalam membawa Kerajaan Allah dan menjadi saksi-Nya (Kis. 1:8) alih-alih bermental korban dan pesimis karena melihat kenyataan dunia (2Tim. 3:1-9). Ajaran ini juga menyatakan bahwa Kerajaan Allah lebih luas daripada gereja karena di mana pun kehendak Allah dilakukan maka di situ ada pemerintahan Allah walaupun hanya sebagian dan tidak lengkap. Implikasinya Kerajaan Allah dalam pengertian lebih luas tidak sekadar bersifat spiritual namun juga moral.[19]

Di sisi lain kita juga harus berhati-hati karena optimisme pandangan ini terhadap pertobatan dunia nampaknya tidak realistis dari sudut pandang perkembangan dunia yang naik turun, entah terbuka atau tertutup terhadap pekabaran Injil. Pandangan ini juga sering kali melupakan gambaran-gambaran Alkitab yang jelas menggambarkan kondisi kerohanian dan moral yang makin merosot pada zaman akhir. Jadi nampaknya ada semacam penyaringan terhadap bagian-bagian Alkitab yang kurang mendukung pandangan mereka.

Selain itu bahaya terakhir pandangan ini adalah kehilangan identitas dan akhirnya lebih menekankan anugerah umum dibandingkan anugerah khusus atau bahkan lebih ekstrem lagi bisa-bisa juga mencampurbaurkan di antara keduanya, lupa bahwa ada perbedaan antara lalang dengan gandum, kambing dengan domba. Ini diakibatkan oleh pandangannya tentang Kerajaan Allah yang cenderung dianggap sebagai pemerintahan Allah di mana-mana secara naif dengan mengabaikan kesaksian Alkitab tentang kejahatan manusia berdosa dalam segala aspek.

Theologi Reformed percaya Kerajaan Allah adalah sesuatu yang sifatnya sudah terjadi tetapi belum tergenapi sepenuhnya (already but not yet).[20] Kiranya kita dapat belajar dengan baik dari semua pandangan yang ada sambil terus mempertahankan identitas kita dalam Gerakan Reformed Injili dalam memperluas Kerajaan Allah yang telah ada di tengah-tengah kita dan sedang terus diperluas sampai kehendak-Nya terjadi di bumi seperti di sorga.

Ev. Bakti Anugrah
Pembina Pemuda GRII Ngagel

Referensi:
1. Berkhof, Louis, Teologi Sistematika, Vol. 6: Doktrin Akhir Zaman, LRII, 1998.
2. Erickson, Millard J., Pandangan Kontemporer dalam Eskatologi: Sebuah Studi tentang Milenium, SAAT: Malang, 2004.
3. Grenz, Stanley J., The Millenial Maze: Sorting Out Evangelical Options, IVP:Downers Grove, Illinois, 1992.
4. Hendriksen, William, Lebih dari Pemenang, Surabaya: Momentum, 2007.
5. Hoekema, Anthony A., The Bible and The Future, Eerdmans: Grand Rapids, Michigan, 1979.
6. Lewis, Daniel J., 3 Crucial Questions about the Last Days, Baker: Grand Rapids, Michigan, 1998.The Banner of Truth Trust: Carlisle, 1977.
7. Sproul, R.C., The last Days According to Jesus: When Did Jesus Say He Would Return?, Baker: Grand Rapids, Michigan, 1998.

Endnotes:
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Harold_Camping diakses tanggal 20 Januari 2012.
[2] http://www.christianpost.com/news/harold-campings-stroke-punishment-from-god-a-biblical-response-51162/  diakses tanggal 20 Januari 2012.
[3] http://www.abhota.info/end3.htm, di sini kita dapat melihat sejumlah ramalan lainnya dari tahun 1972-1997, diakses tanggal 20 Januari 2012.
[4] http://www.youtube.com/watch?v=OT0Y2lxe00I diakses tanggal 20 Januari 2012.
[5] http://www.ibtimes.com/articles/149632/20110521/harold-camping-false-prophet-ministry-probably-doomed.htm diakses 20 Januari 2012.
[6] Kita tidak tahu berapa lama ia akan bertahan dalam posisi ini mengingat tahun 1995 pada waktu ramalan kiamatnya gagal ia pernah memutuskan untuk tidak menebak-nebak tanggal kapan akan kiamat lagi, paling tidak sampai tahun 2011 yang lalu (lih. http://www.abhota.info/end3.htm).
[7] A.A. Hoekema, The Bible and the Future (Grand Rapids; Eerdmans, 1979), hlm.129.
[8] Secara umum tafsiran atas masa 1000 tahun/ kerajaan 1000 tahun adalah dilihat berdasarkan sebelum atau setelah kedatangan Kristus kali kedua. Tafsiran ini didasarkan atas Wahyu 20:1-10. Disebut  Pasca-Milenialisme (Postmillenialism) apabila kerajaan 1000 tahun itu sebelum kedatangan-Nya yang kedua dan Pra-Milenialisme (Premillenialism) apabila kerajaan 1000 tahun itu setelah kedatangan-Nya yang kedua. Pra-Milenialisme sendiri memiliki cukup banyak variasi berkaitan dengan masa keterangkatan yang terjadi pada gereja sebelum, selama, atau setelah masa kesengsaraan selama 7 tahun (Camping di sini punya variasi yang agak aneh hanya 5 bulan) sebelum dimulai kerajaan 1000 tahun. Tafsiran Pra-milenialis ini bersifat sangat harafiah. Selain itu masih ada lagi pandangan yang secara umum dipegang orang Reformed yaitu Amilenialisme di mana masa pemerintahan Kristus selama 1000 tahun atas gereja dianggap terjadi atas kaum pilihan yang sudah dimulai pada waktu kedatangan-Nya yang pertama namun belum tergenapi sepenuhnya sampai kedatangan-Nya yang kedua nanti (already but not yet). Para pemegang tafsiran Amilenialis dan Pre-Mileanialis cenderung pesimis melihat keadaan rohani manusia yang makin memburuk dan ketidakpercayaan yang meningkat, sedangkan pemegang tafsiran Pasca-Milenialis cenderung optimis bahwa melalui pengabaran Injil (PI) dunia akan menjadi Kristen dan terjadi perdamaian dunia dan manifestasi lain dari Kerajaan Allah. 
[9] H.W.House & R.Price, Charts of Bible Prophecy: Diagram-Nubuat dan Eskatologi (Malang: Gandum Mas, 2007), hlm. 78.
[10] M.J.Erickson, Pandangan Kontemporer dalam Eskatologi: Sebuah Studi tentang Milenium (Malang: SAAT, 2004), hlm.29.
[11] Ibid., hlm. 32.
[12] Ibid., hlm. 35-36.
[13] Ibid., hlm. 23.
[14] Ibid., hlm. 24.
[15] Ibid., hlm. 25-26.
[16] Ibid., hlm. 33-34.
[17] http://www.christianpost.com/news/harold-campings-stroke-punishment-from-god-a-biblical-response-51162/ diakses 20 Januari 2012
[18] Erickson, Pandangan Kontemporer dalam Eskatologi, hlm. 67, lih. juga L. Berkhof, Teologi Sistematika: Doktrin Akhir Zaman (Jakarta: LRII, 1997), hlm. 4. Nama lain dari pandagan ini adalah Chiliasme.
[19] Erickson, hlm.84-85.
[20] Dodd yang preteris itu belakangan karena banyaknya kritikan mulai sedikit merevisi pandangannya dengan menyatakan bahwa Kerajaan ini adalah Kerajaan yang sudah dimulai dan bukan yang sudah datang, dan mengenai permulaan alih-alih realisasi, meskipun baginya tetap banyak hal yang sudah tidak perlu kita nantikan lagi. Ibid., hlm. 35.