Artikel
Apa yang dimaksud dengan kata “unreached”? Saat kita berbicara tentang misionaris dan pekerjaan misi, kata “unreached” jika diterjemahkan secara sederhana berarti “yang belum terjangkau”. Apa artinya belum terjangkau? Apa yang belum dijangkau? Jawabannya adalah orang-orang. Belum dijangkau oleh apa? Belum dijangkau oleh Injil Kristus.
Jadi “the unreached” adalah orang-orang di luar sana, di negeri-negeri lain, yang tidak pernah mendengar tentang Injil Kristus. Tempat-tempat di mana persentase kekristenan sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali; tidak ada orang Kristen, tidak ada penginjil, tidak ada gereja. Pada dasarnya, tidak ada sarana bagi orang-orang di tempat tersebut untuk mendengar tentang Yesus Kristus. Menurut joshuaproject.net, suatu situs yang menunjukkan statistik orang-orang yang belum dijangkau oleh Injil Kristus, dari 7,67 miliar populasi manusia di muka bumi, ada sekitar 3,19 miliar manusia yang belum dijangkau oleh Injil Kristus—itu hampir setengah dari total populasi dunia.
Artikel ini akan berbicara tentang beberapa alasan kenapa kita harus pergi menginjili, khususnya kepada orang-orang yang belum dijangkau Injil Kristus. Apa pentingnya semua ini? Apa hubungannya orang “unreached” ini dengan kita?
Sekarang kita masuk ke alasan ketiga kenapa penjangkauan kepada suku-suku yang belum pernah mendengar Injil sangat mendesak, yaitu bahwa Tuhan belum dipermuliakan di suku-suku tersebut.
“The highest missionary motives is neither obedience to the Great Commission (important as that is), nor love for sinners who are alienated and perishing (strong as that incentive is, especially when we contemplate the wrath of God…), but rather zeal—burning and passionate zeal—for the glory of Jesus Christ . . . . Only one imperialism is Christian . . . and that is concern for His Imperial Majesty Jesus Christ, and for the glory of his empire.” – John Stott
Paragraf di atas ditulis oleh seorang theolog bernama John Stott dan dikutip oleh John Piper dalam bukunya “Let the Nations Be Glad!” Suatu buku yang baik untuk mendapatkan perspektif misi yang berpusat kepada Tuhan. Paragraf itu mengatakan bahwa dorongan yang terpenting bagi misi adalah gairah atau semangat agar nama Tuhan dipermuliakan. Alkitab penuh dengan perkataan Tuhan, pekerjaan Tuhan, yang semuanya bertujuan untuk satu hal, demi nama Tuhan dipermuliakan (Yeh. 36:22; Yes. 43:25; 1Kor. 1:31; Rm. 11:36).
Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, Tuhan memiliki suatu komitmen untuk kemuliaan nama-Nya, karena Dia sajalah yang layak menerima semua kemuliaan selama-lamanya. Dia layak dipermuliakan sebagai Pencipta. Dia layak dipermuliakan sebagai Penopang hidup manusia. Dia layak dipermuliakan sebagai Sumber segala berkat. Dia layak dipermuliakan sebagai satu-satunya Juruselamat. Dia layak menerima segala kemuliaan dan pujian, bukan saja dari beberapa bagian dari dunia ini, tetapi Dia layak menerimanya dari seluruh dunia, dari satu ujung ke ujung yang lain.
“Missions is not the ultimate goal of the church. Worship is. Missions exists because worship doesn’t. Worship is ultimate, not missions, because God is ultimate, not man. When this age is over, and the countless millions of the redeemed fall on their faces before the throne of God, missions will be no more. It is a temporary necessity, but worship abides forever.” – John Piper
Misi ada karena ada negara di mana orang-orang masih menyembah ilah-ilah lain. Misi ada karena ada suku di mana orang-orang masih mempersembahkan korban kepada nenek moyang mereka. Misi ada karena ada negara-negara di mana atheis tidak percaya Tuhan dan oleh karena itu mereka tidak memuji dan memuliakan Tuhan. Misi penting karena ada banyak negara dan suku di dunia, di mana orang masih belum memuliakan Tuhan di atas segala-galanya.
RESPONS
Di dalam terang apa yang sudah kita diskusikan dalam artikel ini, mungkin kita bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan di hadapan kenyataan ini?”
Poin terakhir yang ingin saya bagikan adalah doa. Doakanlah orang-orang unreached ini. Siapa yang bisa melakukan pekerjaan sebesar ini kecuali Tuhan? Ini mungkin hal yang paling sederhana dan juga hal yang paling sulit untuk dilakukan. Sering kali lebih mudah menginjili orang di jalanan daripada berdoa untuk orang yang kita injili. Sering kali lebih mudah melakukan suatu pelayanan beramai-ramai dengan teman-teman kita daripada menggunakan waktu untuk menyendiri dengan Tuhan dan berdoa bagi orang lain. Tanpa sepengetahuan kita, kita sudah menggantikan peran doa dan pekerjaan Roh Kudus dalam pekerjaan misi dengan aktivitas manusia yang tidak didasarkan pada kebersandaran kepada Roh Kristus. Wajar saja sering kali pekerjaan kita tidak menghasilkan buah yang sejati.
Kita harus berdoa. Siapa yang bisa memuliakan Tuhan ke seluruh dunia jika bukan Tuhan yang mengerjakannya? Pekerjaan misi, bahkan pekerjaan pelayanan kita yang lain, harus ditopang oleh Tuhan, jika tidak, mungkin saja semua itu sia-sia. Jika Tuhan sedang bekerja, mau selemah apa pun kita, dalam ketidakberdayaan kita, Tuhan akan bekerja dan membawa orang-orang kembali kepada Dia dan memuliakan nama-Nya yang kudus.
Kiranya artikel ini menjadi berkat bagi kita semua dan membawa kemuliaan hanya bagi nama Allah Tritunggal. “Let all the peoples praise you, O God; let all the peoples praise you!” (Mzm. 63:7, ESV)
Cristofer Soenarto
Pemuda GRII Melbourne
Referensi:
- Stott, J. (1994). The Message of Romans: God’s Good News for the World. IVP Academic.
- Piper, J. (2010). Let the Nations be Glad! The Supremacy of God in Missions. 3rd ed. Baker Academic, p.10,35.
Maret 2020
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Sidang Tahunan Sinode (STS) GRII yang diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2020. Berdoa kiranya melalui STS ini, setiap cabang GRII dapat mengerti visi dan misi Gerakan Reformed Injili dan dimampukan Tuhan untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya demi mencapai visi dan misi tersebut. Berdoa untuk setiap pemimpin Gerakan Reformed Injili, kiranya Roh Kudus mengurapi mereka dalam memimpin dan melayani zaman ini dengan kepekaan dan pengertian akan kehendak dan isi hati Tuhan.