Incarnation – a theological term for the coming of God’s Son into the world as human being. (Thomas Nelson, Bible Dictionary, pg. 596)
Dalam edisi Natal ini, saya rasa sungguh cocok untuk berbicara tentang inkarnasi. Saya yakin kalau inkarnasi adalah suatu topik yang kita semua sudah cukup familiar. Tapi sangat disayangkan kalau hal yang sangat penting ini ternyata belum mendarah daging dalam kehidupan banyak orang Kristen. Mari kita semua sama-sama belajar lebih dalam tentang inkarnasi, apa pentingnya, hubungannya dengan kehidupan kita, dan penyelewengan prinsip inkarnasi di zaman sekarang.
Saya berharap melalui tulisan ini kita bisa lebih menjiwai inkarnasi dan memiliki kehidupan yang berinkarnasi. Tulisan ini sendiri adalah tulisan yang terbatas dan ditulis oleh orang yang memiliki banyak kelemahan, suatu refleksi dengan penuh kerendahan hati terhadap Firman Tuhan yang diberitakan, merefleksikan kehidupan kita kepada Firman Tuhan, dan tunduk kepada kehendak Tuhan. Demi kemuliaan Tuhan semata. Soli Deo Gloria!
Inkarnasi dan Natal
Sebelumnya, mari kita membicarakan tentang konsep Natal yang dimengerti secara umum oleh dunia saat ini. Kalau kita perhatikan, makna Natal yang sesungguhnya telah disalah mengerti oleh dunia saat ini. Seringkali Natal hanya diartikan sebagai hari lahir pendiri agama Kristen, hari liburan, dan hari sale-sale akhir tahun bertebaran. Kini, Natal dijadikan suatu momen di mana orang-orang saling berbagi dan menunjukkan perhatian dengan mengirimkan kartu Natal dan hadiah kepada sahabat, kerabat, dan lain-lain.
Season of giving! Itulah moto yang sering kita lihat dan dengar ketika Natal, bukan? Sungguh disayangkan kalau moto ini ternyata menggambarkan pereduksian besar terhadap arti Natal sesungguhnya. Natal adalah bagian dari proses inkarnasi yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Bayangkan betapa pentingnya itu. Natal bukan hanya momen untuk berbagi dan memberi. Natal adalah momen yang menandakan adanya pengharapan bagi umat manusia. Kita bisa berargumen bahwa Jumat Agung dan Paskah lebih menggambarkan pengharapan dibandingkan Natal. Namun, kita harus melihat Natal sebagai bagian dari rangkaian inkarnasi yang Yesus Kristus kerjakan secara keseluruhan dan tidak dikotomi.
Kita bisa melihat pereduksian makna Natal pada beberapa aspek:
1. Dasar – Natal sesungguhnya didasari oleh kasih yang sempurna. Karena kasih, Allah mengutus Yesus Kristus untuk berinkarnasi. Sedangkan Natal versi dunia yang menekankan berbagi dan memberi belum tentu didasari oleh kasih tetapi bisa saja kasihan. Atau juga, kasih yang mendasari tindakan berbagi dan memberi adalah kasih yang bersyarat atau mengharapkan balasan, yaitu perasaan lega dan nyaman karena sudah memberi orang-orang yang kekurangan, untuk nama baik, dan lain-lain.
2. Extent kasih – Dalam Natal yang sesungguhnya, extent kasih Tuhan amatlah besar. Sedangkan semangat memberi dan berbagi pada Natal versi dunia tidak sedalam kasih Allah yang memberikan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya (Yoh 15:13).
3. Waktu – Natal versi dunia dikatakan sebagai ‘season’ of giving, yang artinya adalah sementara. Seperti musim menanam atau musin panen pada pertanian, demikian pula Natal dianggap sebagai musim untuk berbagi dan memberi. Natal sesungguhnya berdampak kekal dan bukan musiman.
Natal sesungguhnya jauh lebih bermakna dan megah dibandingkan Natal yang kebanyakan orang percayai pada saat ini, meskipun perayaan-Nya bisa dengan sederhana dan hikmat. Natal sesungguhnya adalah proses kelahiran Allah ke dalam dunia dan memberikan pengharapan bagi umat manusia akan hidup kekal. Christmas is for eternity!
Inkarnasi – Kebenaran dan Kemuliaan Allah
Tidak akan ada seorang pun manusia yang dapat mengerti sesungguhnya inkarnasi yang telah Tuhan kerjakan. Inilah keajaiban dari inkarnasi. Inkarnasi yang sesungguhnya hanya bisa dilakukan oleh Yesus Kristus yang adalah Allah. Manusia hanya bisa meniru semangat inkarnasi yang dikerjakan Tuhan di dunia. Kita tidak akan mengerti perasaan Tuhan yang sesungguhnya ketika Dia meninggalkan takhta-Nya yang mulia, mengambil rupa seorang manusia, dibatasi dalam ruang dan waktu, perlu makan dan minum, menjadi bisa menderita, bisa sakit, tinggal di dalam dunia, lahir di dalam palungan, dicobai iblis, dikhianati, dianggap penjahat, dihina dan dicerca, disiksa untuk menanggung sesuatu yang sungguh tidak layak dirasakan-Nya, disalibkan karena dosa manusia, dan bahkan mati. Siapa yang mengerti keterbatasan yang harus Tuhan alami? How costly is the incarnation! It costs a God! Sadarkah kita akan hal ini?
Tapi mengapa Tuhan berinkarnasi? Ketika di-interview oleh Pontius Pilatus, Yesus Kristus memberikan satu jawaban penting kenapa Dia berinkarnasi ke dalam dunia. Dan hal ini sering disalah mengerti oleh orang-orang. Kali ini kita lihat secara dekat apa jawaban Yesus:
John 18:37 ~ “You said rightly that I am a king. For this cause I was born, and for this cause I have come into the world, that I should bear witness to the truth. Everyone who is of the truth hears my voice.” (NKJV)
Yesus Kristus datang ke dalam dunia untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Kebenaran akan hal apa? Jelas kebenaran akan Allah. Dalam dunia ini, adakah kebenaran yang sempurna? Tidak ada. Kebenaran sempurna hanya dimiliki oleh Allah. Kalau Allah tidak memiliki kebenaran sempurna, maka Dia bukan Allah. Karena itu, kita bisa melihat kalau alasan Yesus Kristus berinkarnasi ke dalam dunia adalah untuk memberitakan tentang Allah.
John 3:16-17 ~ “For God so loved the world that He gave his only begotten Son, that whoever believes in Him should not perish but have everlasting life. For God did not send His Son into the world to condemn the world, but that the world through Him might be saved.” (NKJV)
John 17:3 ~ ”Now this is eternal life: That they may know You, the only True God, and Jesus Christ, whom You have sent.” (NIV)
Kebenaran tentang Allah yang disampaikan oleh Yesus Kristus adalah kebenaran bahwa:
- Allah begitu mencintai dunia dan segala isinya. Ketika Dia menciptakan dunia ini dan segala isinya, Dia melihat bahwa ciptaan-Nya adalah baik adanya (Kej 1:31). Dia mengasihi ciptaan-Nya. Oleh karena itu Dia memberkati dan menguduskannya (Kej 2:3). Dan Allah rindu agar kemuliaan-Nya dinyatakan dalam diri manusia.
- Begitu besar cinta-Nya sehingga Allah harus menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk mati menebus dosa-dosa manusia di atas kayu salib ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Kalau Yesus Kristus tidak mati untuk menebus dosa-dosa kita, maka tidak ada pengharapan bagi umat manusia.
- Allah mengaruniakan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Allah tidak berniat untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya melalui Yesus Kristus dan Allah memberikan jaminan hidup kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Kenapa Yesus Kristus perlu memberitakan tentang Allah yang adalah kebenaran yang sempurna? Karena semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, gambaran Allah yang ada dalam diri manusia menjadi rusak oleh dosa dan manusia tidak mampu lagi mengenal Allah yang sejati karena terhalang oleh dosa. Tanpa insiatif dari Allah sendiri, manusia berdosa tidak akan pernah bisa mencari Allah, mengenal Allah, menerima kehidupan kekal, dan mempermuliakan Allah. Oleh karena hal inilah Tuhan Yesus diutus untuk bear witness to the truth.
Apakah semua yang diberitakan oleh Yesus Kristus reliable? JELAS, YA! Jangan jatuh ke dalam jerat iblis yang membuat banyak orang Kristen meragukan Yesus Kristus sebagai Tuhan. Saksi Yehovah berani menyebarkan ajaran bahwa Yesus Kristus hanyalah manusia biasa, ciptaan pertama, yang diangkat menjadi anak Allah, tetapi Dia bukan Tuhan. What a blasphemy! Betapa banyak orang-orang yang disesatkan karena penafsiran yang tidak setia kepada Alkitab secara menyeluruh dan terintegrasi.
Paul’s testimony at Philippians 2:6-7 ~ “Who, being in the very nature of God, did not consider equality with God something to be grasped, but made Himself nothing, taking the very nature of a servant, being made in human likeness.” (NIV)
Claim of Jesus at John 10:30 ~ “I and the Father are one.”(NKJV)
Siapakah yang bisa memiliki natur Allah dan memiliki kesamaan dengan Allah selain Allah sendiri? Siapakah yang berani mengklaim kalau diri-Nya adalah Allah dan menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah selain Allah sendiri? Saksi Yehovah berkata kalau terjemahan Filipi 2:6-7 dan Yohanes 10:30 ini adalah salah dan mereka mengganti dan membuat terjemahan Alkitab mereka sendiri.
Mengapa kita bisa percaya kalau the truth yang diberitakan oleh Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh benar dan adalah kebenaran sempurna? Karena Yesus Kristus adalah Allah. Karena itu Dia sungguh-sungguh dapat dipercaya. Apa yang Dia saksikan melalui perkataan dan perbuatan-Nya telah menunjukkan bahwa Dia adalah Allah, dan segala sesuatu yang Dia katakan dan lakukan adalah untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran tentang Allah, dan juga bahwa Allah hendak menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus dan ingin agar manusia dapat mengenal Allah melalui Yesus Kristus dan diperdamaikan dengan Allah (1Kor.5:20), memperoleh hidup kekal dan mempermuliakan Allah.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa inkarnasi yang sesungguhnya harus membawa unsur memberikan kesaksian akan kebenaran—kebenaran yang telah Yesus Kristus saksikan kepada kita. Bagi kita setiap orang Kristen yang sudah menerima inkarnasi Yesus Kristus, kita harus membawa kesaksian akan kebenaran ini, sebagaimana amanat agung yang telah diperintahkan oleh Yesus Kristus:
Matthew 28:19-20 ~ “Therefore go and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, and teaching them to obey everything I have commanded you. And surely I am with you always, to the very end of the age.” (NIV)
Yesus Kristus berinkarnasi bagi kemuliaan Allah. Sungguh mengagumkan jika kita melihat bagaimana setiap pribadi Allah Tritunggal saling mempermuliakan.
John 17:4 ~ “I have brought You glory on earth by completing the work You gave me to do.” (NIV)
Jadi, Yesus Kristus berinkarnasi bagi kemuliaan Allah untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran yang adalah Allah sendiri agar manusia juga dapat mempermuliakan Allah dan memperoleh kehidupan kekal. Kita dengan demikian juga harus memiliki semangat kehidupan yang terus mempermuliakan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Inkarnasi dan Kehidupan Kristiani
Kita telah melihat bagaimana inkarnasi membawa kesaksian tentang kebenaran dan kemuliaan bagi Tuhan. Apakah hubungannya dengan kehidupan kita sebagai umat Kristiani (baca: pengikut Kristus)? Sebagaimana kita harus menjadi serupa dengan Yesus Kristus (2Kor.3:18), demikian pula kita harus memiliki semangat inkarnasi, yakni semangat untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran bagi kemuliaan Allah kepada orang-orang yang masih ada dalam gelap.
Kenapa kita? Karena kita, umat-umat-Nya yang sudah ditebus, telah merasakan keindahan dari inkarnasi dan mengalami perubahan mengagumkan dalam hidup kita. Ada empat perubahan mendasar ketika seseorang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima anugerah keselamatan:
- Tujuan hidup – Sebelum diselamatkan, tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan atau memperkenan diri kita sendiri. Dan kita tidak sadar bahwa dengan begitu kita sedang melayani setan. Tetapi ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan Tuhan dan memperkenan Dia selama-lamanya.
- Arah hidup – Sebelum diselamatkan, arah hidup kita adalah menuju kematian kekal karena dosa-dosa yang telah kita lakukan (Rm.6:23). Tetapi ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, arah hidup kita adalah menuju kekekalan, di sorga bersama-sama dengan Allah.
- Status hidup – Sebelum diselamatkan, status kita adalah budak dosa. Seumur hidup kita dipergunakan untuk melayani dosa dan menyedihkan hati Allah. Tetapi ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, status kita adalah anak-anak Allah dan kita memiliki suatu hubungan yang baru dengan Allah, yaitu hubungan Bapa dan anak.
- Arti hidup – Sebelum diselamatkan, hidup kita tidak berarti dan ada suatu kekosongan dalam menjalani hidup karena kita tidak tahu lagi untuk apa kita diciptakan. Tetapi ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita menemukan arti kehidupan, yaitu Yesus Kristus hidup di dalam kita. Gambar dan rupa Allah yang rusak karena dosa telah dipulihkan kembali dan ada kepenuhan sejati di dalam hidup kita.
Siapa lagi kalau bukan kita yang menjangkau orang-orang yang masih berada dalam kegelapan tersebut? Tidakkah kita rindu untuk memberitakan kebenaran itu? Kalau kita menyadari begitu indah hal yang sudah kita terima itu, maka kita akan memiliki kerinduan untuk menjangkau orang-orang yang berada dalam kegelapan.
Alasan lain mengapa kita harus memiliki semangat inkarnasi adalah karena orang-orang yang berada dalam kegelapan itu sudah putus asa. They need God’s love desperately! Mereka tidak tahu kondisi yang mereka hadapi pada saat ini, dan mereka tidak mampu untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Mereka membutuhkan Tuhan. Mereka membutuhkan anugerah keselamatan.
Romans 10:14-15 ~ ”How, then, can they call on the One they have not believed in? And how can they believed in the One of whom they have not heard? And how can they hear without someone preaching to them? And how can they preach unless they are sent? As it is written, ‘How beautiful are the feet of those who bring good news!’”
Kalau bukan kita, orang-orang yang sudah ditebus dan menerima anugerah keselamatan itu, siapa lagi? Yang kita kabarkan adalah kabar sukacita! Kabar Natal sesungguhnya yang memberikan pengharapan akan kehidupan kekal. Tegakah kita tidak mengabarkan kabar suka cita ini?
Dari mana kita bisa memiliki kasih akan mereka yang terhilang? Dari Roh Kudus! Kita tidak melakukan semua dengan kekuatan kita sendiri tetapi dengan kekuatan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Inilah keindahan hidup Kristiani. Setelah percaya, kita menerima Roh Kudus tinggal di dalam hati kita sebagai pribadi yang terus mengajarkan segala hal dan mengingatkan kita akan apa yang Yesus Kristus telah ajarkan kepada kita (Yoh.14:26).
Romans 5:5 ~ “And hope does not disappoint us, because God has poured out His love into our hearts by the Holy Spirit, whom He has given us.”
Tuhan sendirilah yang telah memberikan kita kasih melalui Roh Kudus. Kasih yang kita miliki adalah kasih personal yang diberikan oleh Allah secara langsung. Dan kasih yang diberikan Allah kepada kita adalah kasih-Nya sendiri. Bayangkan, kasih Allah yang begitu besar dan dahsyat diberikan kepada kita. Dan lagi, Allah memberikan kita Roh Kudus agar kita bisa mengasihi sesama kita dengan kasih Allah yang Allah berikan secara personal kepada kita. What a privilege!
Kalau kita tidak memiliki kasih akan sesama kita yang masih tinggal dalam gelap, mintalah kepada Roh Kudus yang melalui-Nya telah dicurahkan kasih Allah kepada kita. Dia akan mengubahkan hidup kita dan membuat kasih Yesus Kristus nyata di dalam kita kepada Allah dan kepada sesama.
Saya menutup tulisan ini dengan sebuah ayat yang diucapkan oleh Yesus Kristus sendiri sebagai ajakan bagi kita semua untuk lebih mengasihi:
John 13:34-35 ~ “A new command I give you: Love one another. As I have loved you, so you must love one another. By this, all men will know that you are my disciples, if you love one another.” (NIV)
Biarlah kiranya kehidupan kita semakin diubahkan menjadi serupa dengan Yesus Kristus yang berinkarnasi bagi kemuliaan Allah, mengasihi manusia, dan memberikan kesaksian akan kebenaran Allah. Tuhan memberkati!
Referensi:
1. Thomas Nelson, New Illustrated Bible Dictionary
2. John Piper, Christmas and the Cause of Truth