Q&A Januari 2006

Q1: Mengapa Bapak begitu tidak menyetujui atau tidak menerima Gereja Kharismatik dan bahasa rohnya? Tolong jelaskan.

Di dalam gerakan radikal kharismatik, lebih banyak gerakan setan daripada gerakan Tuhan. Kharismatik punya semacam dasar, yaitu Tuhan mewahyukan kepada mereka secara langsung, mereka mendapatkan wahyu tangan pertama (pemimpin mereka), sehingga mereka tidak mungkin menghargai Alkitab. Mereka selalu beranggapan mendapat pewahyuan langsung, sehingga sangat mengerti Alkitab. Relasi apakah antara yang mereka dapatkan dengan Alkitab? Orang kharismatik tidak pernah bertanya kepada para pemimpin mereka tentang hal ini. Jika kita lemah dalam doktrin Bibliologi, maka setan mudah masuk. Kelompok Radikal Reformation (Anabaptis) menganggap mendapatkan inner-light, sehingga reformasi dianggap tidak tuntas, dan merekalah yang sungguh-sungguh. Itu tidak benar, karena pengalaman pribadi telah ditinggikan melampaui Alkitab. Banyak mayoritas Kristen tidak sadar. Puji Tuhan, Alkitab tidak demokrasi, jadi bukan yang banyak yang benar. Alkitab bilang jalan ke surga itu kecil dan sempit. Kenneth Copeland mengajak orang teriak: “I am God.” Alkitab mau membangunkan orang, tetapi Benny Hinn meniup dan menjatuhkan orang. Aneh sekali. Apakah engkau percaya kepada dia lalu beri persembahan untuk dia dan mendukung pekerjaan setan.
Apakah anda percaya karena dia orang luar negeri? Kita harus punya tulang yang kuat, bukan ikut-ikutan luar negeri. Kita harus kembali kepada Alkitab, bukan ikut manusia.

Tentang bahasa Roh, kalau pakai istilah “bahasa lain” tidak pernah berarti “suara tanpa makna”. Bahasa yang aneh selalu dianggap sebagai bahasa surga. Alkitab menuntut ketika kita pakai bahasa, orang mengerti. Ketika hari Pentakosta, yang khotbah mengerti apa yang dikhotbahkan, dan yang mendengar mengerti apa yang dikhotbahkan dengan tepat di dalam bahasa mereka masing-masing. Prinsip karunia Roh adalah dari tidak mengerti supaya mengerti (Yoh. 14). Tetapi kharismatik mengubah yang mengerti jadi tidak mengerti. Maka gerakan Reformed mau menghentikan gerak kaki kuda yang mau masuk jurang. Saya bukan berteriak tanpa mengerti.

Tentang eskatos (hari terakhir). Itu jaman dimana manusia akan rusak, seperti jaman Nuh. Tetapi masih ada sekelompok orang yang masih beriman setia. Dan kalau mungkin orang-orang ini mau dijatuhkan oleh Iblis. Ada pandangan lain, yaitu pada saat itu ada orang-orang yang mendapat wahyu, anak-anak muda berbicara dengan bahasa lain. Gereja Reformed melihat yang pertama, dimana menekankan akan kualitas iman dan ketahanan terhadap cobaan. Gereja Kharismatik melihat yang kedua. Kuantitasnya menjadi orientasi dan optimistik naif yang mereka kejar. Maka kekristenan ditantang dan dibawa pada pemikiran bahwa sukses dan benar adalah jika jumlahnya besar. Liberal melihat kemuliaan yang lalu. Kharismatik melihat kemuliaan yang akan datang. Iman sejati harus kembali kepada iman yang benar. Maka kita harus cepat-cepat membuat satu gerakan untuk membawa manusia kembali kepada gerakan yang benar. Sayang banyak murid-murid saya di Institut dan STTRII tidak mengerti hal ini. Sangat sedikit gereja memiliki hati dan semangat untuk membuat retreat seperti ini, atau kebaktian yang besar, kecuali gereja kharismatik. Gereja mainline berhenti berjuang dan puas diri karena tidak mau sulit. Berita-berita gereja bergeser dan penuh penipuan. Gereja mengatakan bahwa kalau memberi persembahan satu juta, akan diberkati 100 juta.

Q2: Bagaimana pendapat pak Tong tentang dialog antar agama.

Silahkan lakukan itu. Tetapi di Alkitab tidak ada itu. Kalau persahabatan dipaksakan terus, harus terjadi kompromi kebenaran. Saya semakin sadar akan hal ini, ketika diadakan dialog antara saya dengan seorang Bhiksu senior. Saya mengatakan, bahwa saya tidak mau dialog, yaitu berbicara apa yang dia yakini. Karena dia senior, saya memberi kesempatan dia utarakan lebih dahulu. Dia mengatakan dengan baik. Saya merasa awalnya, kalau damai baik-baik juga ya? Tapi firman mengingatkan bahwa ini bukan damai, tetapi peperangan. Maka saya mulai bicara kebenaran firman Tuhan. Yang hadir hari itu 70% orang Buddha. Saya dengan senyum dan bicara dengan tenang, tetapi dengan kalimat yang tajam luar biasa. Saya juga akhiri dengan cerita, tentang Robert dan Elizabeth Browning, sastrawan besar Inggris di London. Lalu ia melihat di gang kecil ada “Browning Society.” Di situ sedang ada perdebatan tentang syair dia yang paling baru. Setiap orang mengemukakan pendapat mereka masing-masing di situ dan yang diutarakan semuanya ngawur. Lalu dia berbicara dan mengkoreksi semua tafsiran yang salah. Moderator dan sekaligus Ketuanya marah dan mengusir dia karena bukan anggota Society itu. Semua agama membicarakan dan berkomentar tentang agama, akhirnya Tuhan Allah mengutus Anak-Nya, tetapi Anak-Nya diusir, disalibkan di kayu salib. Inilah iman sejati, inilah pertempuran, dan bukan dialog agama. Mungkin apa yang saya katakan bisa membuat orang marah, tetapi kebenaran ini harus dibicarakan.