Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
“Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dari keilahian-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. (Rm. 1:19-20)
Mengunjungi berbagai wilayah di Nusantara adalah salah satu kegiatan yang paling menarik bagi sebagian orang. Melihat keindahan budaya, dan yang terutama, alam Nusantara yang tidak ada bandingannya adalah pengalaman yang tak ternilai. Banyak wisatawan yang sengaja bangun pagi-pagi buta untuk melihat fajar di Kelimutu atau Bromo. Atau, berjam-jam berkendaraan melewati jalan yang rusak untuk menuju Kiluan. Atau, menempuh perjalanan jauh, termasuk menggunakan kapal berjam-jam menyeberang lautan demi mencapai Derawan. Juga, menginap di kapal beberapa malam demi menikmati berbagai kepulauan di sekitar Flores dan Komodo. Tak tertinggal, menelusuri Samosir untuk menikmati keindahan alam di sekitar Danau Toba. Lalu, pengalaman apa yang mereka dapatkan dari perjalanan tersebut?
Mungkin ada yang tidak bisa menikmati perjalanan demikian. Namun, bagi yang melakukannya, paling sedikit ada dua respons yang diberikan. Yang pertama adalah mungkin seperti, “Wow! Indah!” “Keren!” “Luar biasa!” Tidak berhenti di situ, karena dianggap sebagai situs-situs instagrammable, banyak yang foto selfie untuk dipajang di akun sosmed mereka. Setelah puas dengan hasilnya, mereka pun beralih ke objek wisata lainnya sebagai target selfie. Mungkin wisatawan yang lebih sophisticated akan memandang sejenak dan mempelajari apa yang terjadi dengan alam sekitarnya untuk menambah wawasan.
Namun, respons yang satu lagi adalah kekaguman yang tak terkatakan. Bukan hanya takjub dengan pemandangan alam yang ada, rasa takjub itu justru ditujukan kepada Sang Seniman Agung, yaitu Allah Pencipta. Seperti lagu Besarlah Allahku, refrainnya berbunyi, “Maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar Kau Allahku.” Bukankah ketika melihat sebuah hasil karya yang sangat indah, sang seniman akan dikagumi lebih daripada karyanya? Demikianlah nyanyian yang muncul ketika melihat keindahan alam.
Sebagai orang yang mengaku percaya kepada Allah pencipta langit dan bumi, hal pertama yang muncul di benak kita seharusnya kekaguman kepada Allah ketika melihat ciptaan-Nya. Atau mungkin kita juga ber-selfie ria mengikuti hip kekinian? Jadi apa yang Anda pikirkan ketika melihat alam Nusantara nan indah? Semoga rasa kagum kita tidak berhenti hanya pada ciptaan-Nya saja, tapi melihat kemuliaan Sang Pencipta di dalamnya. How great Thou art! Soli Deo Gloria.
April 2018
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Sidang Tahunan Sinode (STS) GRII yang diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2020. Berdoa kiranya melalui STS ini, setiap cabang GRII dapat mengerti visi dan misi Gerakan Reformed Injili dan dimampukan Tuhan untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya demi mencapai visi dan misi tersebut. Berdoa untuk setiap pemimpin Gerakan Reformed Injili, kiranya Roh Kudus mengurapi mereka dalam memimpin dan melayani zaman ini dengan kepekaan dan pengertian akan kehendak dan isi hati Tuhan.