Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Membaca keempat kitab pertama dalam Perjanjian Baru, biasanya kita menemukan Tuhan Yesus menegur, menghardik, memarahi, dan beberapa kata kerja semacamnya, orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Tidak jarang, terasa seakan-akan setiap ada kesempatan, maka ketegangan antara mereka dengan Tuhan Yesus pasti akan terjadi. Ujung-ujungnya Tuhan Yesus membungkam mereka dengan kata-kata terakhir-Nya dalam perdebatan, tanya jawab, ataupun diskusi.
Memang ada beberapa pemimpin Yahudi, seperti Nikodemus, yang tentu saja berpihak pada Yesus. Kebanyakan tidak disebutkan namanya, atau tidak disinggung kisahnya. Namun, ada seorang ahli Taurat, di Markus 12:28-34, yang dari responsnya, ia bukan hanya memuji respons Tuhan Yesus, tetapi juga mengagumi-Nya (ay. 32). Selanjutnya, pada ayat 34, Tuhan Yesus melihat dia sebagai orang yang memiliki kebijaksanaan dan memberikan dorongan kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!”
Di sisi lain, kata-kata Tuhan Yesus tersebut juga memiliki implikasi lain. Seperti jika kita melakukan perjalanan dan sudah dekat dengan kota tujuan, tetapi belum berada di dalam kota tersebut. Ini berarti, sekalipun sang ahli Taurat memiliki kebijaksanaan, posisinya masih belum berada di dalam Kerajaan Allah. Mungkin ada maksud sindiran, mungkin juga dorongan yang diberikan kepadanya untuk menyadari Kebenaran yang ada di hadapannya. Yang pasti, apa yang ia pelajari selama ini, tanpa anugerah, tidak bisa membawanya kepada pengenalan akan firman yang sesungguhnya, apalagi membawanya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah pemahaman dan pengetahuan kita akan firman Tuhan membawa kita pada Kristus? Apakah itu semua membawa kita pada pertumbuhan iman? Atau jangan-jangan hanya sebatas kognitif dan dipakai untuk perdebatan theologis yang tak ada ujungnya. Mari bersama-sama merefleksikan kembali apa yang telah kita kerjakan dengan setiap berkat dan anugerah yang Tuhan telah berikan! Soli Deo gloria.
Maret 2019
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Sidang Tahunan Sinode (STS) GRII yang diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2020. Berdoa kiranya melalui STS ini, setiap cabang GRII dapat mengerti visi dan misi Gerakan Reformed Injili dan dimampukan Tuhan untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya demi mencapai visi dan misi tersebut. Berdoa untuk setiap pemimpin Gerakan Reformed Injili, kiranya Roh Kudus mengurapi mereka dalam memimpin dan melayani zaman ini dengan kepekaan dan pengertian akan kehendak dan isi hati Tuhan.