Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. (1Kor. 13:1-3)
Oleh belas kasihan Tuhan, kita mendapatkan pengertian dari firman-Nya yang agung. Biarlah kita mengingat betapa besarnya kasih Tuhan. Betapa tinggi, panjang, lebar, dan dalamnya kasih Tuhan, khususnya di masa sesudah Paskah dan menunggu Pentakosta.
1 Korintus 13 mengupas keagungan dan keindahan dari nilai kasih. Sekalipun fasih berbahasa, sekalipun bisa bernubuat mempunyai pengetahuan, sekalipun punya iman yang sempurna, sekalipun menyerahkan tubuh dan segala sesuatu, semua itu tidak berarti tanpa kasih. Berbahasa, pengetahuan, iman, dan penyerahan. Keempat hal ini dapat ditulis dengan susunan: iman, pengetahuan, pelayanan (penyerahan), dan apologetika (berbahasa). Semua ini tidak ada gunanya tanpa kasih. Kita tahu pentingnya iman, pengetahuan, dan pelayanan. Kita tahu pentingnya berkhotbah, meyakinkan orang, dan mengomunikasikan Injil dengan baik dan tepat. Tetapi ini semua tidak ada artinya tanpa kasih.
Mari kita merenungkan kasih sekali lagi. Mari kita merenungkan kasih Kristus sekali lagi. Mari kita mengingat cinta Tuhan di kayu salib sekali lagi.
Jangan lupa Getsemani.
Jangan lupa sengsara-Nya.
Jangan lupa cinta Tuhan.
Pimpin ke Kalvari.
April 2015
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Sidang Tahunan Sinode (STS) GRII yang diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2020. Berdoa kiranya melalui STS ini, setiap cabang GRII dapat mengerti visi dan misi Gerakan Reformed Injili dan dimampukan Tuhan untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya demi mencapai visi dan misi tersebut. Berdoa untuk setiap pemimpin Gerakan Reformed Injili, kiranya Roh Kudus mengurapi mereka dalam memimpin dan melayani zaman ini dengan kepekaan dan pengertian akan kehendak dan isi hati Tuhan.