Melihat Allah

Di dalam kelanjutan Khotbah di Bukit, Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang suci
hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat. 5:8). Ayat ini tentu saja sangat relevan
dengan orang modern yang menuntut pembuktian empiris tentang keberadaan Allah. Tanpa
bukti nyata, mereka kesulitan percaya kepada Allah. Namun, apa yang sebenarnya diajarkan
oleh Tuhan Yesus tentang melihat Allah?

Khotbah Yesus dalam ayat yang dikutip di atas menunjukkan keterkaitan antara hati dan
mata. Apa yang ada di hati kita memengaruhi bagaimana kita melihat. Dua orang yang
berbeda diperhadapkan kepada sebuah fenomena yang sama dapat tiba pada kesimpulan yang
berbeda: yang satu melihat Tuhan bekerja dengan indah, yang lainnya dengan sinis
mengatakan semuanya terjadi by chance. Dari kejadian ini, kita dapat menyimpulkan mana
dari kedua orang itu yang mempunyai hati yang lebih suci.

Hikmat seperti ini – melihat hubungan antara hati dan mata – saya kira juga ada di dalam
kebudayaan Indonesia, yang tercermin dari bahasanya. Orang Indonesia menyebut orang
yang hatinya cinta uang “mata duitan”. Orang yang mata duitan melihat, mengalkulasikan,
menilai, dan mempertimbangkan uang di dalam segala sesuatu. Demikian pula, orang yang
hatinya mesum dicap sebagai “mata keranjang”, yang melihat jenis kelamin tertentu dengan
hawa nafsu yang liar. Berbeda dari orang yang suci hatinya, orang seperti ini melihat jenis
kelamin tertentu dengan imajinasi yang kotor dan sering jatuh ke dalam perzinahan (di dalam
hati ataupun tindakan).

Jadi, siapakah yang melihat Allah di mana-mana? Siapa yang melihat belas kasihan dan
anugerah Tuhan dicurahkan setiap hari? Siapa yang melihat Tuhan menurunkan dan
menghentikan hujan? Siapa yang menyadari Allahlah yang membangunkannya tiap pagi?
Siapa yang dapat melihat pelayanannya sedang dibentuk dan dipimpin oleh Tuhan?
Akhirnya, siapa yang dapat melihat Yesus sebagai Allah sejati? Orang yang suci hatinya, kata
Tuhan Yesus. Hati yang berdosa menghalangi manusia untuk melihat Allah.

Diberkatilah orang yang suci hatinya, sebab kepada merekalah akan diberikan anugerah
untuk melihat Allah. Kiranya Roh Kudus menyucikan hati kita dari dosa-dosa kita sehingga
Allah semakin jelas tampak dalam kehidupan kita.