Sukacita mengikut Yesus

Apa sih tandanya saya benar-benar diselamatkan? Ada satu orang yang dengan jelas
dan gamblang dinyatakan bahwa ia diselamatkan oleh Yesus, “Hari ini telah terjadi keselamatan
kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.” Siapakah sang anak Abraham?
Zakheus! Seorang kepala pemungut cukai pada zaman itu, berarti seorang pendosa besar,
kalau bukan yang terbesar. Seorang Yahudi menjadi pemungut cukai berarti ia siap untuk
dikucilkan oleh teman-teman dan komunitasnya, dan bahkan keluarganya, karena ia dianggap
sebagai seorang pengkhianat bangsa, memeras pajak dari saudara-saudara sebangsanya untuk
Romawi, kaum penjajah.

Uang… uang… uang… menjadi yang utama lebih dari semua relasi dalam hidupnya.
Zakheus memilih dipenuhi uang walaupun itu berarti ia dibenci semua penduduk
Yerikho. Koin emas penuh di kantongnya, di pundi-pundinya, tetapi masalahnya ada satu hal
yang segunung koin emas tidak mampu isi: Hati Zakheus tetaplah kosong. Namun
perjumpaannya dengan Yesus mengubah semua itu. Zakheus berdiri setelah jamuan malam
bersama Yesus dan berkata, “Tuhan setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang
miskin!” Orang-orang di sekitarnya akan sangat skeptis kalau Zakheus benar-benar berubah.

Yesus yang melihat hati terdalam manusia memberi kesaksian bahwa dia benar-benar
bertobat. Apa tandanya? Pertama, ia rela membuang berhala dalam hatinya–hal yang
terutama yang memberikan makna hidupnya. Zakheus berubah bukan karena tuntutan tetapi
karena anugrah. Yesus tidak berkata Ia akan menumpang di rumah Zakheus kalau ini dan itu
sebagai syaratnya. Tidak ada syarat! Mungkin Zakheus menulis di wall facebook-nya:
Because You love me, I want to change. NOT because I change, now you love
me.
” Pertobatan sejati selalu merupakan respons dari kasih dan anugerah Tuhan yang
datang mencari mereka yang terhilang.

Kedua, sukacita. Ada sukacita besar sampai-sampai Zakheus rela memberikan setengah
hartanya kepada orang miskin. Dosa yang sebelumnya sangat merugikan orang-orang
sekitarnya, tetapi kini pertobatan Zakheus menjadi berkat bagi orang-orang sekitar. Ada
aspek komunal dari pertobatan sejati. Orang yang dipenuhi sukacita tidak bertanya, “Apa
yang harus saya berikan kepada Tuhan?” tetapi “Apa yang dapat saya berikan?”.

Di pasal sebelumnya (18:18-27) Lukas mencatat  seorang muda kaya yang meninggalkan
Yesus dengan sedih karena ia tidak rela meninggalkan kekayaannya. Kenapa ia sedih?
Baginya mengikut Yesus menjadi suatu beban besar, karena ia tidak rela membuang hartanya
demi Yesus.

Apakah mengikut Yesus adalah suatu beban atau suatu sukacita? Itu bisa menjadi indikator
dari pertobatan kita.