Tidak Baik Seorang Diri

Berulang-ulang kali kita membaca di Kejadian 1, berulang kali Tuhan melihat semua yang
diciptakan-Nya itu baik. Baik…. baik…. baik…. baik…. Tetapi tiba-tiba muncul pernyataan
“Tidak baik!” Apanya yang tidak baik? Tidak baik manusia itu seorang diri saja.
Bagaimanakah mungkin Adam di tengah-tengah dunia yang sempurna dan dalam hubungan
yang sempurna dengan Allah di Eden dikatakan tidak baik? Pertanyaan ini ditanyakan oleh
Tim Keller dan ia kemudian memberikan tanda bahwa jawabannya mungkin dapat ditemui
dari natur Allah Pencipta yang Tritunggal. “Being created in God’s image means that we
were designed for relationships.
”*

Kemudian Tuhan menciptakan Hawa bagi Adam, seorang penolong yang sepadan. Sepadan
di sini bukan berarti sama persis. Tuhan menciptakan wanita yang berbeda dari pria. Sama
seperti ketiga Pribadi dalam Tritunggal itu berbeda namun sama di dalam esensi, manusia
diciptakan sebagai peta dan teladan Allah dalam bentuk pria dan wanita. Tuhan menghendaki
perbedaan yang saling menyepadani. Keberbedaan ini bukan sesuatu yang negatif dan
mengancam, namun justru positif dan melengkapi.

Sangat disayangkan kalau ada kelompok-kelompok manusia yang gagal paham dan melihat
keberbedaan sebagai sesuatu yang harus ditindas. Semua diversity harus menjadi uniform.
Alangkah indahnya bangsa Indonesia mempunyai prinsip ini yang dapat ditemui dalam
Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya, manusia yang mencoba menyempitkan keberagaman
manusia hanya ke dalam salah satu kotak saja, benar-benar tidak mengerti hakikat penciptaan
manusia, dan dia sedang kehilangan kemanusiaannya. Bukankah tujuan penciptaan tidak
hanya manusia yang beragam tersebut disatukan, tetapi juga pada akhirnya kita semuanya
disatukan dengan Allah, pencipta kita, dalam hubungan yang sempurna selama-lamanya di
dalam langit dan bumi baru? Demikianlah seluruh ciptaan akan menjadi sungguh amat baik
nan sempurna.