Pada suatu sore musim semi tahun 1960-an, Os Guinness mengisi bensin di salah satu
pompa bensin di kota Southampton, Inggris. Saat itu, pompa bensin di Inggris belum
menggunakan sistem swalayan, sehingga pelanggan masih dilayani oleh petugas pompa
bensin. Os Guinness mempunyai kesempatan untuk melakukan perbincangan yang sangat
menyenangkan selama sepuluh menit dengan seorang petugas yang ramah di situ. Seusai
pembicaraan, Os Guinness masuk kembali ke mobil tuanya, dan saat menyalakan mesin,
dia mendadak sadar akan suatu hal yang akhirnya mendatangkan transformasi, yang dapat
juga kita sebut titik balik kedua dalam hidupnya sebagai seorang Kristen. Apa itu titik balik
kedua?
Setiap orang Kristen, pasti akan mengalami titik balik dalam hidup mereka. Mereka
awalnya adalah orang yang terbelenggu oleh dosa. Mereka tinggal di dalam kegelapan, tidak
berpengharapan, dan menjalani hidup yang sia-sia. Namun, pada waktu yang ditentukan
oleh Tuhan, mereka dibawa oleh Roh Kudus untuk bertemu dengan Kristus, dan oleh karya
penebusan Kristus di atas kayu salib, dosa mereka diampuni, mereka disucikan, dan mereka
diubahkan dari anak-anak kegelapan menjadi anak-anak terang. Kini mereka hidup di dalam
jaminan keselamatan Kristus. Inilah titik balik pertama orang Kristen.
Titik balik pertama ini sudah dialami oleh Guinness. Dia sudah menjadi seorang Kristen
yang baik selama bertahun-tahun. Bahkan, karena konsep bahwa pendeta purna waktu adalah
pekerjaan yang paling mulia bagi seorang Kristen, dia sedang menggumulkan untuk menjadi
pendeta. Namun, momen di pompa bensin saat itu telah menyalakan sebuah api baru dalam
hatinya. Seusai pembicaraan itu, dia dikagetkan dengan sebuah kesadaran bahwa petugas
pompa bensin itu adalah orang pertama yang diajak bicara dalam minggu itu yang bukan
anggota gereja. Secara tidak sadar, Guinness telah mengisolasikan dirinya di lingkungan
gereja, sehingga kehilangan kontak dengan dunia di luar gereja yang telah tersekularisasi
dengan luas pada saat itu. Pembicaraan dengan orang di dunia sekuler membangkitkan
sebuah hasrat dalam dirinya untuk menghubungkan dunia gereja dengan dunia sekuler.
Guinness untuk pertama kali tahu dan yakin, “… sekali untuk selamanya, bahwa saya tidak
dibentuk untuk menjadi seorang pendeta.” Dia telah menemukan panggilan khususnya. Itulah
titik balik kedua dalam hidup Guinness.
Sejak saat itu, Guinness tahu dengan jelas untuk apa dia ada di dunia ini, yaitu untuk
memperjuangkan suara dan pengaruh Kristiani di dunia sosial dan politik yang sudah
digerogoti oleh sekularisme. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda, seorang Kristen
yang sudah menerima tebusan Tuhan Yesus, pernah bergumul di hadapan Tuhan mengenai
panggilan khusus Anda? Banyak orang Kristen yang mengabaikan hal ini. Apakah Anda
dapat berkata dengan yakin bahwa Anda diciptakan dan ditempatkan oleh Allah Bapa di
dunia ini untuk mengerjakan pekerjaan Anda yang sekarang?