Beberapa tahun belakangan ini banyak beredar film bertemakan superheroes dengan twist yang
berbeda. Kalau zaman doeloe, Superman atau superhero lainnya seakan-akan begitu hebat dan bahkan
tak terkalahkan. Banyaknya film demikian mungkin dikarenakan banyaknya orang yang suka menonton
kisah perjuangan seseorang from Zero to Hero. Berbeda dengan zaman doeloe, sekarang di zaman
postmodern, film-film demikian akan dikemas dengan menampilkan sisi vulnerable dari tokoh
superhero-nya, entah itu masalah cinta, mempertanyakan identitas diri, dan masalah-masalah lainnya
yang bahkan Superman, Spiderman, Batman, dan semua jagoan lainnya tidak kebal. Kalau dulu
Superman yang hebat hanya loyo waktu kena batu kryptonite, sekarang juga ikutan loyo waktu cinta
ditolak.
Vulnerable superheroes… itulah kira-kira rangkuman dari gambaran superheroes sekarang ini dan
banyak yang berkomentar bahwa mereka lebih menyukai gambaran yang seperti ini, karena lebih
realistis, lebih otentik. Intinya mengena kepada mereka sehingga mereka bisa mengidentifikasikan
dirinya dengan para superheroes tersebut karena baik mereka orang biasa maupun superheroes sama-
sama punya banyak masalah.
Kalau demikian, mestinya mereka yang menikmati para vulnerable superheroes itu akan sangat
menikmati membaca Alkitab juga! Karena Alkitab adalah kitab yang otentik, yang realistis, dan
penuh dengan vulnerable “superheroes” yang dipakai Tuhan. Salah satu kekuatan dari Alkitab adalah
kejujurannya dalam memberitakan setiap tokoh di dalamnya dengan apa adanya.
Banyak kasus di mana kita melihat kehebatan bergantian dengan kejatuhan atau kelemahan yang
menonjol dari para pahlawan iman di Alkitab. Alkitab bisa menulis kisah from Zero to Hero
dan juga sebaliknya from Hero to Zero lagi. Ketika Kristus berinkarnasi, Dia memilih kandang
domba yang remeh, dan bahkan seluruh hidup-Nya di Pengakuan Iman Rasuli hanya disimpulkan
menjadi “menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus”. Kristus yang mulia adalah Kristus yang
menderita. Di Wahyu 5, Sang ‘Singa dari Yehuda’ yang berkemenangan itu ternyata adalah ‘Anak
Domba yang tersembelih’, Juruselamat kita adalah Wounded Saviour.
Tapi ada perbedaan yang mendasar seperti yang Paulus jelaskan di 2 Korintus 12:10, “Karena itu aku
senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan
dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Mereka lemah supaya
mereka menjadi kuat dalam Kristus! Alkitab juga memberikan alasan tentang vulnerable superheroes:
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat,
dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak
terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di
hadapan Allah (1Kor. 1:27-29).