Reformasi & Theologi Reformed

Judul: Reformasi & Theologi Reformed
Pengarang: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia
Tebal: 90 halaman
Cetakan: Ke-4 (September 1999)

Seberapa tahukah kalian mengenai perbedaan antara ajaran Luther dan Calvin? Apakah prinsip-prinsip dasar Theologi Reformasi yang dilakukan oleh para reformator? Apakah relevansi Theologi Reformasi pada masa sekarang ini? Pertanyaan-pertanyaan tadi adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang kadang tersembul di benak kita atau ditanyakan oleh orang-orang lain yang ingin tahu lebih banyak tentang Reformed. Pertanyaan-pertanyaan mendasar dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut ketika hendak dicari jawabannya. Buku berjudul Reformasi & Theologi Reformed ini berisi sebagian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul ketika menyelidiki Theologi Reformed.

Sejarah dan latar belakang reformasi diuraikan di dalam buku ini. Mulai dari filsafat yang mempengaruhi theologi Abad Pertengahan, latar belakang pemikiran Luther, kelemahan gereja Katolik Roma pada masa itu, pengaruh Agustinus dalam pemikiran reformasi, hingga pemakuan 95 tesis reformasi di pintu gerbang gereja Schloβkirche di Wittenberg, Jerman pada tanggal 31 Oktober 1517 oleh Martin Luther.

Martin Luther dan para reformator setelahnya seperti Calvin, Zwingli, dan Melanchthon pada dasarnya tidak ingin menyerang, merombak doktrin, dan memecahkan gereja, melainkan mempengaruhi gereja agar kembali setia kepada Allah. Mereka menolak tradisi yang telah berakar di gereja Katolik Roma seperti kekuasaan Paus adalah yang tertinggi, termasuk berhak meniadakan dosa, penjualan karcis penebusan dosa, ajaran Maria sebagai ratu sorga dan ibu Tuhan, dan lain-lain. Pengikut Kristus diharapkan untuk kembali pada pengajaran yang utuh, seimbang, dan sesuai dengan Alkitab, bukan filsafat atau pikiran manusia. Dalam praktiknya, Gerakan Reformasi diharapkan mampu merobohkan yang salah dan membangun kembali yang benar, serta ketat dalam menjalankan disiplin gereja. Adapun terdapat pula perbedaan pandangan antara Luther dan Calvin yaitu dalam doktrin Allah, Kristologi, doktrin dosa, dan doktrin gereja. Semuanya dijelaskan satu-persatu di dalam buku ini.

Pdt. Dr. Stephen Tong mengingatkan bahwa sikap positif mengoreksi diri terus-menerus mengakibatkan dampak sampingannya dalam sejarah gereja Reformed sehingga ada yang menjadi liberal atau terseret arus theologi modern. Tapi justru gereja yang liberal menjadi berkurang anggotanya. “Hal ini disebabkan dalam liberalisme tak ada lagi Injil yang murni dan iman kepercayaan yang akurat serta murni yang dapat dipelihara….” (hlm. 47).  Maka dari itu hamba Tuhan yang telah melayani Tuhan selama lebih dari 50 tahun ini mendirikan Gerakan Reformed Injili supaya mempunyai dasar ajaran firman Tuhan yang mendalam dan ketat, selain itu juga aktif dalam mengabarkan Injil.

Adapun dijelaskan pula penentang dari Reformasi yaitu Kontra Reformasi dari Katolik Roma dan gerakan Reformasi Radikal dari orang-orang yang merasa kurang puas dengan para reformator. Dibentuklah kaum Jesuit oleh Loyola yang usahanya dalam mendidik seseorang untuk setia pada Katolik Roma dan keketatan pendidikannya patut diacungi jempol, tetapi menghalalkan segala cara dalam Kontra Reformasi. Sehingga lambat laun ditutuplah sekolah Jesuit tersebut.

Pandangan tradisi Reformed dan lima prinsip dasar dari doktrin keselamatan dan doktrin Allah yang dikenal dengan akronim TULIP dijelaskan dengan gamblang. Sebuah prinsip yang menyatakan perubahan status dari orang berdosa menjadi orang kudus oleh karena penebusan Kristus. TULIP terdiri dari:

1.  Total Depravity (kerusakan total manusia yang berdosa)

2.  Unconditional Election (pilihan Allah yang tanpa syarat)

3.  Limited Atonement (penebusan Kristus hanya terbatas bagi umat pilihan)

4.  Irresistible Grace (anugerah Roh Kudus yang tidak dapat ditolak)

5.  Perseverance of the Saints (ketekunan orang kudus sampai pada akhirnya)

Dijelaskan pula pengaruh Theologi Reformed di dalam penghargaan terhadap hak manusia, sastra, budaya, dan musik. Teknologi produksi yang paling akurat adalah berasal dari negara-negara yang dipengaruhi oleh Theologi Protestan seperti Jerman, Swiss, Swedia, dan sebagainya. Adanya mandat budaya memungkinkan orang Kristen menjadi terang di segala bidang kehidupan, mulai dari polisi, hakim, profesor, guru, pedagang, dan lain-lainnya. Ini terlihat dari nilai kejujuran lebih dijunjung tinggi di negara-negara Barat daripada negara-negara agama lain maupun komunis. Pdt. Dr. Stephen Tong menasihatkan bahwa gereja yang baik haruslah membenahi doktrinnya, hidup menurut etika yang sesuai ajaran Alkitab, membenahi makna hidup dan pelayanan, memuliakan Tuhan di bidang-bidang yang berbeda, dan mendorong pekabaran Injil.

Buku ini merupakan rangkaian dari seri Theologi Reformed karya Pdt. Dr. Stephen Tong, pendiri Lembaga Reformed Injili Indonesia, seorang yang telah mempersembahkan hidupnya melayani Tuhan sejak 1957. Ia memberikan contoh nyata dari pengalamannya di buku ini untuk mempermudah pembaca memahami isi yang disampaikan. Buku ini mudah dipahami dan bukanlah buku yang penuh dengan terminologi khusus serta filsafat yang berat. Diharapkan buku ini dapat menjadi pengantar untuk mengenal Reformed dan wawasan Theologi Reformed. Pembaca awam yang telah lama menjadi orang Kristen namun masih merasa belum banyak mengetahui tentang Theologi Reformed maupun orang yang baru mengenal Theologi Reformed dianjurkan untuk membacanya.

 

Hadi Salim Suroso

Pemuda GRII Singapura