Sersan & TKB
Kita mewarisi sejarah Gereja dari Bapa-bapa Gereja, sehingga kita sebagai pewaris riwayat perjuangan mereka tentunya perlu belajar tentang sejarah Bapa Gereja. Studi mengenai Bapa Gereja ini disebut studi Patristik.
Bapa Gereja pertama-tama adalah sebutan bagi theolog dan pengajar yang berpengaruh dan hidup di 5 abad pertama dalam sejarah Gereja yang tidak mencakup para penulis Perjanjian Baru. Bapa Gereja yang hidup dalam dua generasi setelah para rasul disebut dengan Bapa Apostolik atau Bapa Rasuli karena mereka diajar langsung oleh para rasul. Beberapa contoh adalah Clement dari Roma, Polycarpus dari Smirna, dan Ignatius dari Antiokhia.
Pada masa-masa tersebut ketika Gereja semakin terlibat dalam kebudayaan Romawi, muncul Bapa-bapa Gereja yang dikenal sebagai The Apologetic Fathers (pembela iman). Mereka membela iman dan doktrin Kristen dari serangan filsafat Yunani dan Romawi (Hellenistic world). Contoh yang terkenal adalah Justin Martyr dan Tertullian.
Pembagian Bapa-bapa Gereja selanjutnya berdasarkan beberapa kategori:
Ada pula yang disebut dengan Bapa Gurun (Desert Fathers) yang tinggal di gurun di Mesir. Mereka memelopori monastisisme Kristiani (kehidupan membiara), contohnya Anthony the Great dan Pachomius.
Selain itu ada yang disebut Bapa-bapa Kapadokia yang terkenal karena memberikan perlawanan terhadap ajaran sesat Arianisme dan Apolinarianisme, yaitu Basil the Great, Gregory of Nyssa, dan Gregory Nazianzus. Secara kolektif mereka selain melawan bidat juga menetapkan banyak doktrin tentang Trinitas bagi Gereja di kemudian hari. Beberapa sumbangsih theologis mereka, walaupun tidak sepenuhnya tepat atau akurat menurut standar ortodoksi masa kini, sangatlah penting pada konteks zamannya yang membentuk tradisi dan iman Kristen yang kita warisi sekarang.
Mari kita meneladani iman dan perjuangan mereka serta meneruskan tongkat estafet tersebut kepada generasi selanjutnya.
Hadi Salim Suroso
Redaksi Umum PILLAR
Juni 2012
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Sidang Tahunan Sinode (STS) GRII yang diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2020. Berdoa kiranya melalui STS ini, setiap cabang GRII dapat mengerti visi dan misi Gerakan Reformed Injili dan dimampukan Tuhan untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya demi mencapai visi dan misi tersebut. Berdoa untuk setiap pemimpin Gerakan Reformed Injili, kiranya Roh Kudus mengurapi mereka dalam memimpin dan melayani zaman ini dengan kepekaan dan pengertian akan kehendak dan isi hati Tuhan.