“Datanglah Kerajaan-Mu” berarti hidup di dunia ini, tetapi dengan iman menuju dunia lain, di mana janji dan kehendak Tuhan lebih tinggi daripada pemerintahan atau kerajaan di dunia ini. Tidak ada pemerintahan dunia yang memuaskan manusia dan bisa mencapai masyarakat adil dan makmur. Komunisme gagal. Indonesia harus mengalami lima kali intervensi Tuhan. Apakah peran kekristenan?
Jika orang Kristen hanya minta Tuhan untuk memberkati diri sendiri dan tidak pernah memikirkan bagaimana prinsip firman Tuhan memengaruhi masyarakat, bangsa, dan negara, maka hidup kita tidak cukup berarti di dunia ini. Gereja ini memiliki Pusat Pengkajian bagi Agama dan Masyarakat (Reformed Center for Religion and Society), karena kita ingin menyuarakan prinsip firman Tuhan dan memberikan terang kepada dunia politik dan masyarakat Indonesia. Dengan demikian negara ini boleh melihat kemuliaan Tuhan. Inilah mandat budaya (cultural mandate).
Mandat budaya adalah mandat di mana firman Tuhan harus memengaruhi pikiran, ideologi, politik, strategi, kebijakan, ekonomi, bisnis, dan pendidikan di dunia ini. Di mana manusia mau merajalela, biarlah Tuhan campur tangan dan mengarahkan. Kita telah membicarakan banyak hal yang mengecewakan di dunia, sehingga kita mengharapkan datangnya Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah wilayah di mana Allah berdaulat mengerjakan apa saja menurut keinginan-Nya kepada umat yang taat kepada-Nya.
Di antara manusia yang dicipta Tuhan, ada kaum pilihan, yang disebut “umat Allah”. Gereja mewakili umat Tuhan yang menerima pemerintahan dari Tuhan sendiri, sehingga Gereja merupakan miniatur Kerajaan Allah. Ketika Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini,” Yesus mau menyatakan Ia datang bukan untuk merebut kuasa politik atau kuasa untuk mengatur manusia, melainkan datang untuk menjadi pelayan, menjadi budak, yang melayani orang hingga menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Maka orang Kristen harus tahu bahwa selama masih hidup di dunia ini, kita dipanggil untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia, mewujudkan kehendak Allah di dalam hidup kita, dan memuliakan Tuhan. Yesus satu-satunya contoh bagi kita. Ia tidak mempertahankan apa pun menjadi milik-Nya, tetapi menyerahkan segalanya dan mendirikan Kerajaan Allah. Yesus datang dan berkata, “Kerajaan Allah sudah hadir, ada di dalam hatimu.” Biarlah orang yang sungguh cinta Tuhan mau menjalankan kehendak Tuhan dan menyerahkan diri dipenuhi Roh Kudus, sehingga terdorong untuk menjadikan Kerajaan Allah di dunia. Jika kita mempunyai tujuan ini, hidup kita pasti berbeda dengan orang non-Kristen.
Ada lima hal dalam Kerajaan Allah yang perlu diperhatikan: 1. Siapa Rajanya? Allah sendiri menjadi Raja dalam Kerajaan-Nya. Jika orang berkata, “Aku hidup dalam Kerajaan Allah,” tetapi ia tidak memperilah Allah, merajakan Raja di atas segala raja, tidak berbakti pada Tuhan dengan sungguh dan takut akan Dia, itu sebuah kebohongan. 2. Siapa rakyatnya? Rakyatnya yaitu orang pilihan, yang digerakkan Roh Kudus, menyerahkan diri dan menerima Kristus sebagai Juruselamat dan dilahirkan baru oleh Roh Kudus. 3. Apa inti kebenaran dalam kerajaan ini? Dalam kerajaan ini Alkitablah yang merupakan kebenaran dan menjadi konstitusi dari seluruh intisari pemerintahan kerajaan ini. Dengan Alkitab menjadi intisari Kerajaan Allah dan kebenaran yang menjadi pedoman kita, Tuhan mengontrol gereja dan semua orang percaya menurut perintah Alkitab. 4. Bagaimana prinsip pemerintahannya? Di dalam kerajaan pasti ada prinsip pemerintahan yang disarikan dari kebenaran yang dipercaya. Maka dalam kekristenan, kita patuh dikontrol oleh Tuhan, karena Tuhan memakai prinsip Kerajaan-Nya untuk memerintah dan mengontrol kita. Prinsip pengontrolan dan prinsip pemerintahan Tuhan adalah kebenaran (Inggris: righteousness;Yunani: dikaiosunē). Dunia penuh dosa, gereja penuh dengan keadilan-kebenaran Allah. Dalam kerajaan setan, setan memakai dosa untuk mengontrol dan menguasai miliknya. Di gereja, Tuhan memakai keadilan-kebenaran, untuk menguasai dan memerintah milik-Nya. Maka mari kita serahkan mata, telinga, tangan, kaki, dan seluruh tubuh kita menjadi alat kebenaran. Seperti yang dikatakan Paulus di Roma 6, “Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” 5. Siapa yang melaksanakan semua prinsip pemerintahan? Roh Kudus yang memimpin kita melalui Kristus untuk takluk pada Allah, menyinari kita untuk mengerti Alkitab, untuk taat kepada Tuhan. Roh Kudus memimpin hidup kita untuk takluk kepada kedaulatan Tuhan. Maka kita menjadi Kerajaan Allah yang diwujudkan dalam miniatur yaitu gereja.
Gereja adalah simbol, wakil, dan miniatur Kerajaan Allah. Saat manusia tidak lagi mengingat Tuhan, pada saat negara mempermalukan Kerajaan Allah – bahkan negara Kristen pun bisa menghasilkan pemimpin yang dipakai setan – gereja harus menyatakan Kerajaan Allah. Mengapa Jerman bisa menghasilkan Hitler, mengapa Rusia menghasilkan Lenin dan Stalin, bukankah negara-negara ini dipengaruhi kekristenan? Ketika orang Kristen tidak ingat, tidak patuh dan menghormati Alkitab, gereja menjadi pudar, kekristenan menjadi suam, iman luntur, dan ideologi dunia yang melawan Alkitab mulai masuk ke dalam gereja. Gereja tidak lagi menjadi teladan, contoh, dan daerah Kristen menjadi kerajaan yang di dalamnya setan bertakhta.
Masyarakat Kristen mungkin menghasilkan orang yang melawan Tuhan, sebaliknya mungkin sebagian orang non-Kristen mendapat anugerah umum dan hidup mengikuti hati nurani mereka. Maka dunia sulit melihat perbedaan antara gereja dan yang bukan gereja. Di Indonesia, ada gereja bertikai sampai mau membacok kepala pendeta, suatu keadaan yang memalukan Tuhan dan ditertawakan oleh orang dari agama lain. Jangan sombong karena engkau anak Abraham. Tuhan berkata, “Jangan berkata dalam hatimu: Kami keturunan Abraham! Tuhan mampu membangkitkan anak-anak Abraham dari batu dan mengusir kamu yang mengaku anak Abraham keluar dari Kerajaan-Nya.”
Dalam dunia yang penuh dosa ini, kita melihat sejak Kain membunuh Habel, tidak ada pemerintah yang beres. Di dalam ide, kita tahu bagaimana pemerintah yang baik, ikatlah raja dengan konstitusi, biar kita memimpin rakyat untuk mempunyai pengertian, dan pernyataan hak asasi manusia diwujudkan. Tetapi manusia yang hatinya jahat selalu mencari sela di tengah hukum untuk melawan hukum, lalu boleh tidak usah dihukum. “Datanglah Kerajaan-Mu” biarlah menjadi suara hati kita dan menjadi pemerintahan yang sungguh.
Jika engkau sudah diperanakkan, seharusnya engkau memiliki Tuhan di hatimu. Bukan lagi uang, kuasa, manfaat, keuntungan, yang menguasai manusia, tetapi Tuhan yang menjadi Tuan di hatimu, yang memimpin, menguasai, dan mengarahkan seluruh hidupmu. Bagaimana sikap kita terhadap Tuhan dan bagaimana tekad kita melaksanakan kehendak Tuhan akan memengaruhi bagaimana orang lain bersikap kepada Tuhan dan melaksanakan kehendak Tuhan. Orang non-Kristen tidak pernah melihat Allah, yang mereka lihat adalah orang Kristen. “Biarlah kelakuanmu yang baik dilihat dunia, agar nama Bapamu di sorga dipermuliakan,” demikian kata Yesus dalam Matius 5, setelah Ia berkata, “Kamu adalah terang dunia, kamu adalah garam dunia.” “Kamu terang dunia, kamu garam dunia,” disambung dengan, “Kota yang dibangun di gunung tidak bisa disembunyikan,” ingin menunjukkan bahwa Gereja disorot, diperhatikan, dinilai, diawasi mata semua orang non-Kristen. Mari kita berkata, “Tuhan, biarlah segala pekerjaanku, perkataanku, pikiranku, perbuatanku, menyatakan kemuliaan-Mu. Di dalamnya ada keadilan-kebenaran (dikaiosunē) Allah dan menyatakan kebesaran Tuhan melalui saya.” Kiranya setiap orang Kristen berdoa dan mengabdi seperti ini.
Yesus berkata, “Kerajaan Allah sudah ada di dalam hatimu.” Yang sudah datang adalah Gereja, yang belum datang adalah perwujudan Kristus kembali menjadi Raja seluruh dunia; di mana saat itu Ia akan memakai tongkat besi untuk menguasai segala bangsa dan semua harus takluk kepada Kristus. Sebelum hari itu tiba, biarlah gereja dan orang Kristen sadar dan waspada bahwa kita mewakili Kristus dan menjadi teladan di dunia.
Tidak ada kerajaan dan pemerintah yang beres dan sempurna di dunia. Semua kerajaan dunia harus hancur. Inilah janji di Kitab Wahyu. Pada suatu hari kerajaan dunia akan berubah menjadi Kerajaan Allah. Sudah berulang kali saya berkata, bahwa saya sangat pesimis dan negatif melihat kebudayaan, pemerintahan, dan segala yang berkembang di dunia, karena mengecewakan. Namun demikian kita hanyalah tamu di dunia ini, hanyalah musafir yang menuju ke Kerajaan Allah yang kekal. Apa yang harus kita lakukan?
Dunia ini tidak memiliki pengharapan, sehingga kita harus pesimis terhadap dunia ini; tetapi sebaliknya, kita harus sangat positif mengerjakan pekerjaan Tuhan di dunia yang pesimis. Dengan optimis kita percaya Tuhan akan memberkati kita, sehingga dengan banting tulang kita melayani Tuhan di dunia yang mengecewakan. Inilah sikap yang benar dari Kristen. Kita berjuang mengubah dunia dengan semangat agar dunia lebih baik menurut kehendak Tuhan. Itulah tugas kita. Kita semua tidak layak, tidak mampu, dan kurang kualitas untuk dipakai Tuhan secara penuh mengubah dunia. Tetapi kita semua berusaha sebaik mungkin untuk mengubah dunia ini. Ketika para reformator berusaha mengubah dunia menjadi lebih baik, negara-negara yang pernah mengalami siraman berkat pembaptisan dari Reformasi akhirnya menjadi sekuler. Belanda kini 50% orang tidak percaya Tuhan, 40% suam-suam, hanya 10% yang kadang ke gereja dan di antara 10% itu kebanyakan orang tua. Demikian pula Jerman, dan lain-lain. Kita berdoa, “Allah, bangkitkan gereja-Mu,” tetapi jika kita tidak menginjili, gereja akan bunuh diri. Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) ini begitu diberkati Tuhan karena mementingkan penginjilan. Gereja yang mengadakan penginjilan tidak mungkin tidak dibangunkan.
Sekarang banyak kebangunan palsu yang terjadi di gereja-gereja Karismatik, karena bukan Injil yang dikabarkan. Banyak Kebaktian Kebangunan Rohani di mana orang yang datang diberi uang dan ada koordinator-koordinator yang dibayar untuk mendatangkan orang dalam jumlah banyak. Motivasi orang datang ke sebuah kebaktian sudah dirusak dan diracuni, bagaimana mereka bisa datang mencari firman dan berkat Tuhan yang sejati? GRII berusaha membuat revolusi dan membawa manusia yang hatinya mencintai Tuhan untuk datang mendengarkan Injil. Kita masih berada di dunia karena Tuhan mau kita menginjili.
Tuhan berkata di ayat terakhir Kitab Yunus, “Kau mencintai pohon yang tidak kautanam ini? Ketika pohon ini Kuambil, engkau marah. Engkau menyayangi pohon ini, tetapi Aku menyayangi 120 ribu anak kecil yang ada di Niniwe yang tidak bisa membedakan tangan kanan dan kiri. Engkau hanya pikirkan keuntunganmu, tidak memikirkan anak-anak yang perlu diinjili.” Seratus lima puluh tahun kemudian, Nahum berkata, “Tumpaslah Niniwe.” Niniwe bertobat di zaman Nabi Yunus, tetapi ditumpas di zaman Nabi Nahum. Karena di dalam 150 tahun penginjilan tidak terus dijalankan, akhirnya Niniwe dihancurkan. Babilonia, Mesir, Mesopotamia, Asyur, dan Romawi semua hancur, tetapi Gereja terus ada. Ketika Gereja tertidur dan tidak giat memberitakan Injil kepada anak-anak, anak-anak tidak lagi memiliki hati yang takut akan Tuhan. Demikian pula kekuatan pelayanan mahasiswa yang membawa Injil yang sejati kini semakin lemah. Perlu ada pendeta-pendeta, mahasiswa, yang berteriak seperti Elia di Gunung Karmel, seperti Yunus di Niniwe, seperti Paulus di Efesus, seperti Yohanes Pembaptis di padang belantara, dan seperti Yesus. Biarlah setiap generasi melihat bahwa Allah itu hidup, Ia berbicara kepadaku dan generasi demi generasi kembali kepada Tuhan, masuk ke dalam Kerajaan-Nya, menaati firman dan perintah-Nya, hidup dalam kesucian dan memuliakan nama-Nya.
Bagian ini kita tutup dengan melihat kecelakaan dari dua negara besar di dunia, yaitu: Amerika dan Rusia. Pada abad ke-20, ada dua negara adikuasa yaitu Amerika dan Rusia. Pada abad ke-19, di zaman Ratu Victoria, Inggris merajalela dan sebagian besar tempat dikuasai Inggris, dari Kanada, Australia, Selandia Baru, Palestina, Perancis sampai Afrika. Tetapi pada abad ke-20, kekuatan Inggris mulai pudar, Amerika mulai naik. Amerika dulu ditekan Inggris karena mereka melawan penjajahan Inggris. Washington berusaha menjadikan Amerika sebagai negara merdeka. George Washington dikenal sebagai bapa dan pendiri negara Amerika Serikat. Tapi terjadi satu hal yang menakutkan, di mana menurut pengakuannya, satu malam George Washington mendapat wahyu dari Tuhan, “Negara yang kaudirikan akan jadi negara paling besar, berkuasa, dan kuat dalam sejarah manusia.” Ia senang sekali. Mendadak kalimat berubah, “Suatu hari negaramu akan hilang mendadak dalam sejarah dunia.” Tentu orang Reformed tidak percaya hal seperti ini. Ia bangun dan menuliskan kalimat yang Tuhan wahyukan kepadanya, menyimpan, dan memberitahukan kepada beberapa orang terpenting. Saya tidak mengerti kenapa negara ini akan jadi besar dan suatu kali akan hilang. Ini membuktikan, bahwa tidak ada rezim dan pemerintah yang bisa merajalela terus dalam sejarah. Tidak ada kerajaan yang kekal di dunia. Seperti dikatakan Plato, di dunia sementara, relatif, dan berguncang, tidak mungkin kita mendapat yang kekal, mutlak, dan yang tidak berguncang. Ibrani berkata, “Kita telah mendapatkan kerajaan yang tidak terguncangkan itu.” Maka kita harus dengan segala perasaan takut, dan dalam kesucian mengabdi pada Tuhan di sorga. Saya membaca ucapan Washington ketika berusia 23 tahun di catatan kakibuku Prof. Chang Lit-sen dari Gordon-Conwell Seminary. Dan 51 tahun kemudian, lima tahun terakhir ini saya melihat Amerika merosot. Ketika Amerika sedang berusaha menghentikan ancaman perkembangan Tiongkok, mendadak Twin Tower di New York dibom Al-Qaeda. Dalam beberapa minggu, Amerika rugi puluhan miliar dolar. Maka Amerika berputar konsentrasi menghantam Irak dan Saddam Hussein, tidak lagi menggubris Tiongkok. Akibatnya, dalam 13 tahun, Tiongkok menjadi adikuasa ekonomi, tidak bisa dibendung lagi. Selama 15 tahun ini, Amerika merosot, ekonominya terus turun, dan sekarang berhutang pada Tiongkok triliunan dolar. Negara kaya itu kini jatuh miskin dengan hutang yang sangat besar.
Contoh kedua, Rusia, sebuah negara agrikultural yang berpusat di Kremlin dengan Tsar menjadi kaisar yang menguasai hidup mati Rusia. Gereja Russian Orthodox didirikan sekitar 1.013 tahun lalu, ketika misionari masuk ke Kiev. Pada saat 1.000 tahun Injil masuk ke Rusia, saya ada di Kiev. Mereka menjadi orang Kristen yang percaya Tuhan, tetapi imannya takhayul dan theologinya kacau. Saat itu, wahyu takhayulnya banyak sekali. Kaisar terakhir, yaitu Tsar Nicholas II mempunyai imam yang sebenarnya adalah dukun, namanya Rasputin. Ia berada di Kremlin menguasai politik dan agama, sehingga tidak ada yang berani menyentuh dia. Rasputin akhirnya ditembak 17 kali dan belum jatuh, ia berjalan terus, karena ada kuasa setan dalam dirinya; tetapi ia dianggap sebagai wakil Tuhan di kekaisaran. Tahun 1917, Lenin menggulingkan Tsar, membangun negara komunis pertama di bumi. Banyak yang dibantai, darah berceceran di Lapangan Merah dan St. Petersburg. Tujuh tahun kemudian, pada tahun 1924 Lenin meninggal. Sehari sebelum meninggal, ia memanggil para comrades-nya dan berkata, “Demi menguatkan Partai Komunis, saya harus membunuh semua lawan. Saya kira ini sudah beres, tetapi di luar dugaan saya kebencian sudah menjadi akar racun yang menjalar di Partai Komunis Rusia. Sampai hari ini akar kebencian makin meluas dan tak ada yang bisa mengendalikannya. Saya melihat hari depan Rusia gelap, tidak ada harapan untuk berubah menjadi baik, kecuali Rusia menghasilkan 50 orang suci yang beribadah kepada Tuhan lagi.” Inilah ucapan terakhir pemimpin komunis pertama dunia sebelum meninggal. Mereka merasa aneh, tidak mengerti apa yang Lenin maksudkan. Hari itu diperintahkan, demi untuk mengingat bagaimana keadaan sang pemimpin ketika meninggal, agar mejanya, kursinya, bukunya, penanya, tintanya terletak di mana, harus tetap di situ, tidak boleh diubah tempatnya; dan Alkitablah buku terakhir yang dibaca Lenin.
Mengapa kita berdoa, “Datanglah Kerajaan-Mu”? Karena kita tahu, kerajaan dunia ini tidak beres. Kita tahu tidak seorang pun dapat menyelesaikan masalah manusia dengan kebijaksanaan manusia yang berada di dalam dosa ini. Namun sebagai orang Kristen, kita harus menyucikan hidup kita dan memuliakan Allah agar dapat menjadi saksi-Nya di dunia ini. Melihat dunia yang pesimis, janganlah kita ikut pesimis, melainkan menjadi positif, tetap optimis melakukan kehendak Tuhan di tengah keadaan yang terlihat tidak mungkin. Mari kita menjadi orang Kristen yang memuliakan Tuhan di dalam dunia yang kacau ini. Amin.