Kita telah membahas tentang tujuan Kristus datang ke dunia, bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Hal ini menyatakan makna hidup yang positif, yaitu ke mana pun engkau pergi, lakukan sesuatu yang bersifat konstruktif (membangun) bukan destruktif (merusak), sama dengan kehadiran Kristus di dunia. Ia mau membawa hal yang baik dari sorga bagi manusia, karena Dia memandang manusia, yang dicipta menurut peta teladan Allah ini begitu bernilai, meskipun sudah jatuh ke dalam dosa.
Memang sangat mudah untuk mengkritik orang lain, tetapi belum tentu engkau bisa mengerjakan lebih baik dari yang ia kerjakan. Saya pernah berkata, “Toilet umum itu memang bau. Orang tidak mau ke sana kalau tidak terdesak. Tetapi setelah engkau ke sana, apakah tempat itu menjadi lebih wangi atau lebih bau? Maka ke mana pun engkau pergi, jangan mudah mengkritik, tetapi berilah sumbangsih yang konstruktif.” Suatu kali orang berkata kepada Billy Graham bahwa ia belum mau menjadi orang Kristen karena belum menemukan gereja yang beres. Billy Graham menanyakan, “Apakah menurut kamu Tuhan Yesus tidak beres?” Ia menjawab bahwa Tuhan Yesus sangat beres, tetapi pengikut-Nya tidak beres. Saya baru mau ke gereja kalau ada gereja yang betul-betul beres. Maka Billy Graham berkata, “Kalau ada gereja yang sempurna beres, lalu engkau masuk ke sana, pasti gereja itu menjadi tidak beres, karena engkau tidak beres.” Kita sering kali mudah mengkritik dan merasa lebih baik dari orang lain, padahal sesungguhnya kita memiliki banyak cacat-cela, kelemahan, dan kekurangan. Anehnya, kita selalu minta Tuhan mengampuni kekurangan kita, tetapi kita minta Tuhan bertindak menangani kekurangan orang lain dengan keadilan-Nya. Ini ukuran ganda.
Di Alkitab tertulis bahwa Yahweh membenci orang yang menggunakan dua macam takaran. Ini tertulis di kitab Amsal. Mengukur dengan dua takaran adalah tindakan yang tidak jujur dan tidak adil. Ada orang berargumen bahwa dia tidak merasa bersalah ketika ia diminta membuat alat yang bisa mengurangi pengeluaran bensin, sehingga kalau tertulis 1.000 cc sebenarnya pembeli hanya menerima 900 cc. Jadi, jika orang membeli 10 liter, susungguhnya ia hanya menerima 9 liter. Dia merasa tidak bersalah karena bukan dia pelakunya. Ia hanya menjalankan pesanan orang. Tetapi sebenarnya dia telah berbagian, bahkan berbagian penting, di dalam proses pencurian ini. Orang sering memberi laporan berbeda kepada orang berbeda, lalu bangga akan kepandaiannya memanipulasi laporan. Sebenarnya ia tidak pandai. Ia juga bukan untung, tetapi rugi.
Tuhan ingin kita cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati. Tuntutan Tuhan Yesus ini membagi manusia ke dalam empat kategori, yaitu: 1) yang pandai tapi tak jujur; 2) yang jujur tapi tak pandai; 3) yang tidak pandai dan tidak jujur; dan 4) yang pandai sekaligus jujur. Kategori keempat ini yang tertinggi, tetapi jumlahnya sangat minim. Mungkin jumlah mereka tidak sampai 1% dari seluruh populasi manusia, tetapi merekalah orang yang pantas menjadi pemimpin, karena mereka bisa menjadi teladan yang baik. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau berkorban tetapi tidak merasa dirinya sudah berkorban; yang rajin melayani tetapi tidak merasa berjasa; betul-betul pandai tetapi jujur. Sesungguhnya, dunia bukan kekurangan emas, perak, berlian, atau mutiara, tetapi kekurangan pemimpin yang pandai dan jujur. Pada umumnya, calon pemimpin berani memakai berbagai tipu muslihat untuk merayu orang yang memilih dia. Setelah terpilih baru terlihat aslinya. Ada seorang calon pemimpin suatu daerah yang dialiri sungai yang deras. Ia berjanji jika terpilih akan membangun jembatan bagi rakyat. Maka semua orang senang dan memilihnya. Ketika ia ke tempat lain, ia menjanjikan hal yang sama, padahal di daerah itu tidak ada sungai. Tetapi ketika orang mengatakan bahwa di situ tidak ada sungai sehingga mereka tidak membutuhkan jembatan, maka ia mengatakan bahwa ia akan membuat sungai dulu baru membuat jembatan. Itulah pemimpin yang cuma mengumbar janji bersilat lidah. Di dunia banyak orang pandai, tetapi untuk siapakah kepandaian itu? Banyak orang menggunakan kepandaiannya untuk kepentingan dirinya dan menipu orang lain. Orang seperti ini sekalipun berhasil, ia harus malu. Ia telah mendapatkan kesuksesannya dengan cara curang. Ia telah menjadi penipu dan tidak layak dibanggakan. Menjadi orang pandai dan jujur tidak mudah, tetapi dunia sangat membutuhkannya.
Alkitab adalah sumber kebijaksanaan, yang dapat menuntun kita untuk mengerti arti hidup dan bagaimana harus hidup. Tidak ada kitab lain yang lebih tinggi dari firman Tuhan. Maka ke mana pun engkau pergi, engkau harus bersikap positif, mau berkontribusi dan mau mengerti orang lain. Ingatlah bahwa Anak Allah datang ke dunia bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Kalau kita senantiasa mengingat hal ini, ke mana pun kita pergi kita tidak akan banyak mengkritik, menghina, atau mempertontonkan kebolehan diri, melainkan mau merendahkan diri dan mengembangkan potensi yang ada. Dengan demikian kita menjadi berkat besar bagi banyak orang.
Ada seorang misionaris yang dikirim ke Jepang Utara. Ia tidak terbiasa makan makanan mentah, sehingga ketika makan sashimi (ikan mentah), ia muntah. Tetapi karena ia telah berjanji kepada Tuhan untuk mengabarkan Injil di tempat itu, ia berdoa minta kekuatan kepada Tuhan untuk bisa melayani di sana. Setiap hari dia memasak makanannya sendiri, tetapi ketika makan bersama-sama ia tidak mau menghina budaya setempat, maka ia tetap makan, lalu muntah di kamar kecil, lalu makan lagi, dan seterusnya. Ia tidak mengkritik atau menghina mereka, tetapi mau menjadi berkat untuk orang lain.
Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, Dia tidak menghina kita dan mengolok kita, manusia yang berdosa, lalu membedakan dengan diri-Nya yang datang dari sorga, lalu menyombongkan diri bahwa Ia datang dari sorga yang begitu mulia. Pada hari pertama Ia hadir di dunia, Ia lahir di palungan; udara yang pertama Ia hirup adalah bau kencing dan kotoran binatang. Itulah inkarnasi merendahkan diri demi cinta-Nya pada manusia. Banyak orang mengumbar kata cinta padahal yang mereka inginkan adalah mendapat keuntungan dari orang lain, tanpa peduli apakah orang itu dirugikan. Misalnya, ketika seseorang berkata bahwa ia cinta kepiting, maka kepiting itu harus mati menjadi santapannya. Banyak orang berkata mencintai seseorang, tetapi yang ia lakukan adalah merenggut dan menginvasi milik orang itu, mengekang dan membelenggu orang itu dengan cinta yang egois demi keuntungan dan kesenangannya sendiri. Ia tidak memikirkan bahwa ia telah merugikan orang yang katanya ia cintai, bahkan bisa menghancurkan orang itu. Itu bukan semangat Kristen, tetapi semangat musuh Kristen.
Allah mengutus Anak Tunggal-Nya ke dunia, bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Mari kita renungkan sikap Tuhan Yesus kepada orang yang sangat miskin dan sikap-Nya ketika mengkritik para pemimpin agama yang munafik. Dia menerima orang berpenyakit kusta yang dibuang, dihina, dikucilkan oleh masyarakat. Dia tidak pernah menolak pendosa yang terbesar, tetapi tidak pernah mau berkompromi terhadap dosa yang paling kecil. Dengan kata lain, Ia menyambut pendosa besar tetapi berani menolak dosa yang terkecil. Kristus tidak pernah takut orang kaya atau penguasa. Ia mengibaratkan Herodes sebagai serigala. Ia tidak segan mengatakan, “Celakalah para orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang munafik, yang terlihat dari luar saleh, tetapi bagai kuburan yang di dalamnya penuh dengan tulang belulang. Yesus adalah Anak Allah yang dari tempat yang Mahasuci, istana yang terang, tetapi mencintai orang yang paling remeh dan najis, bahkan mau datang ke dunia yang gelap untuk menyatakan cinta kasih-Nya. Sungguh kebenaran Alkitab jauh lebih limpah dari apa yang mungkin kita mengerti, maka meski kita terus-menerus menggali, tidak akan pernah ada habisnya. Ia juga akan terus-menerus memimpin kita, maka orang yang tidak mengerti firman Tuhan hidupnya kosong, jalannya gelap, lalu menghina kebenaran Tuhan. Ia akan menjadi orang bodoh meskipun menyandang gelar akademis yang sangat tinggi.
Ketika saya membaca tulisan Friedrich Nietzsche mengenai apa yang dia mengerti tentang Kejadian, saya baru mengetahui bahwa pengertiannya begitu kacau. Itu menunjukkan dia sama sekali tidak mengerti apa yang tertulis di Alkitab. Ia hanya mau mengkritik, membuat filsafat Jerman yang berada di bawah pengaruhnya menjadi filsafat yang antroposentris dan tidak pernah membuka hati untuk cahaya firman Tuhan. Orang yang menolak Tuhan, firman, dan anugerah-Nya adalah orang yang buta rohaninya.
Ketika Yesus di dunia, Ia tidak pernah melakukan kesalahan, merugikan orang lain, mengajarkan ajaran yang sesat, atau melontarkan kalimat yang bukan kebenaran. Tetapi Ia justru harus disalibkan di antara dua perampok, diidentikkan dengan mereka. Ini menunjukkan manusia yang mempunyai potensi kebenaran telah merosot menjadi orang yang menentang kebenaran. Itu sebabnya, Yohanes menulis bagian yang kita pelajari. Ia memilih kata dengan jeli untuk menggambarkan psikologi manusia berdosa, sehingga kita mengetahui betapa jahatnya hati manusia yang menolak Yesus. Manusia menolak Yesus bukan karena Dia bersalah, tetapi karena Dia begitu baik dan dianggap sebagai perintang.
Ketika saya berusaha mengerjakan apa pun yang terbaik, karena saya kerjakan untuk Tuhan, seseorang pernah mengkritik saya. Ia berkata, “Stephen, saya tahu kamu punya banyak talenta, jangan kerjakan sesuatu yang nanti tidak ada orang bisa meneruskan. Itu akan menyusahkan orang lain.” Memang melanjutkan pelayanan saya tidak mudah, tetapi saya terus berdoa apakah karena tidak ada orang yang bisa meneruskan, maka saya tidak boleh melakukan apa-apa? Profesor Peter Weelock pernah berkata, “Success without successor is a failure” (Sukses tanpa penerus adalah kegagalan). Tapi bagi saya kalimat itu tidak benar. Apakah orang-orang yang benar-benar sukses di dunia memiliki penerus? Apakah Tuhan Yesus, Paulus, Konfusius, punya penerus yang setara dengan mereka? Bukan berarti kalau tidak ada penerus yang setara dan mampu melanjutkan pekerjaan yang setara dengan yang kita kerjakan, maka itu merupakan kegagalan dan tidak boleh dilakukan. Bagi saya setiap orang bertanggung jawab di hadapan Tuhan, mengembangkan setiap talenta yang Tuhan beri. Saya terus berdoa agar kiranya Tuhan membangkitkan orang yang lebih bertalenta dari saya untuk meneruskan pekerjaan Tuhan ini.
Ketika Tuhan Yesus di dunia, Ia telah menjadi berkat terbesar, Ia juga tidak melakukan kesalahan apa pun, namun Ia harus mati dengan begitu tragis. Pilatus tidak mau melepaskan Tuhan Yesus walau tidak mendapati kesalahan apa pun, tetapi juga tidak mau bertanggung jawab atas penyaliban Yesus. Bangsa Yahudi yang membaca dan mengerti Taurat justru menolak Yesus. Ini terjadi di sepanjang zaman, di mana orang yang paling berani membunuh sesamanya bukanlah orang atheis, tetapi justru orang beragama yang mengatasnamakan agama. Inilah sifat orang berdosa yang begitu bejat. Mereka berjubah agama, berwajah alim, sopan, dan saleh, hanya menipu orang, lupa bahwa Tuhan sanggup menembus hati sanubari manusia.
Betapa anehnya, Yesus mau datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dengan diadili oleh manusia yang seharusnya Ia adili. Ini yang dijawab di dalam ayat 18-21. Ketiga Injil lain tidak banyak bicara tentang terang-gelap, tetapi Injil Yohanes terus-menerus membicarakan hal ini. Saat Yohanes tua dan rasul-rasul lain sudah meninggal, maka ajaran bidat yaitu Gnostik mulai merongrong iman Kristen secara luar biasa. Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang tersisa, yang harus berjuang sendirian melawan Gnostisisme. Ketika pertama kali Tuhan Yesus memanggilnya, ia adalah rasul yang paling muda. Itu sebabnya penting untuk gereja mendidik remaja dan pemuda yang dapat membela kebenaran. Maka setelah Paulus, Petrus, dan rasul-rasul lain meninggal, Yohanes masih tersisa. Ajaran Gnostik ini yang memengaruhi cara pandang banyak orang tentang Yesus, yang kemudian dijadikan dasar buku Da Vinci Code oleh Dan Brown. Orang yang terpengaruh buku itu menghantam iman Kristen, khususnya iman orang Katolik. Anehnya, kalau Muhammad dihina satu kalimat saja, orang Islam di seluruh dunia langsung protes. Tetapi ketika Tuhan Yesus dihujat begitu rupa, orang Kristen tidak bersuara, hanya meminta Tuhan mengampuni. Melihat kondisi seperti ini, saya memberanikan diri mengadakan seminar di Taiwan, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, Surabaya, Jakarta dengan total dihadiri sekitar 45.000 orang. Kita harus setia membela kebenaran Alkitab.
Gnostisisme menghantam iman Kristen zaman itu dengan mengajarkan soal gelap-terang, maka Tuhan memakai Yohanes untuk menulis Injil, membahas banyak hal yang tidak dibahas oleh Paulus maupun Petrus. Yohanes mengatakan, “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Terang telah masuk ke dalam gelap, dan gelap tidak bisa menerima terang. Gelap berusaha menolak terang. Makna kalimat ini dalam sekali. Ketika engkau memegang besi, engkau berasa dingin; tetapi ketika memegang kain wol, engkau berasa hangat. Kondisi seperti ini sebenarnya menipu. Engkau telah ditipu oleh fenomena, karena sesungguhnya kalau kita ukur, suhu keduanya sama. Yang terjadi, ketika kita memegang besi, panas tubuh kita diserap oleh besi, sehingga kita merasa lebih dingin; sementara wol tidak menyerap panas tubuh kita, sehingga kita merasa hangat. Demikian juga terang. Hanya terang yang dapat menembus kegelapan; sementara gelap tidak dapat masuk ke dalam terang. Ini adalah Hukum Aktif-Pasif. Terang selalu aktif dan inisiatif. Ketika Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia,” Dia ingin orang Kristen bisa memengaruhi dunia, bukan dunia memengaruhi orang Kristen, karena bukan gelap yang masuk ke dalam terang, melainkan terang yang masuk dan menerangi kegelapan. Demikian pula dengan iman Kristen yang harus berinisiatif memberi pengaruh kepada dunia. Orang yang mengerti kebenaran harus bersinar dalam kegelapan, bukan membiarkan kegelapan menutupi kebenaran. Orang yang mengerti musik yang indah harus memengaruhi dunia, bukan membiarkan musik yang tidak beres memengaruhi gereja. Prinsip seperti ini haruslah kita pegang. Jangan sampai nanti setelah Stephen Tong mati, pendeta lain berkompromi dan mengizinkan musik yang tidak beres masuk ke dalam gereja, demi menarik banyak orang datang. Bentuk demikian adalah pelayanan yang berorientasi bisnis (business-like-ministry) atau yang berorientasi pasar. Selama saya hidup, saya terus menghimpun orang-orang yang mau sinkron dengan firman dan kehendak Tuhan, untuk bersama-sama melayani di dalam gerakan ini. Sementara yang tidak mau sinkron boleh meninggalkan gerakan ini. Harus ada niat, seperti niat kita bersama, yaitu sungguh-sungguh mau memperkenan Tuhan, mempertahankan kebenaran, dan tidak sedikit pun mencari keuntungan pribadi di dalamnya. Demikian juga majelis, pendeta di dalam gerakan harus memiliki jiwa yang mau taat kepada Tuhan, mau berkorban, tidak mengenal kompromi, demi mewujudkan kehendak Tuhan di bumi.
“Terang masuk ke dalam gelap, tetapi gelap tidak mau menerimanya.” Pernyataan ini bertentangan dengan dalil fisika: Kegelapan tidak akan sanggup menolak terang. Tetapi firman Tuhan sengaja membalik dalil ini. Jika suatu ruangan ditutup rapat dan tidak diizinkan sinar masuk, maka ruang itu akan menjadi gelap gulita. Sampai suatu saat saya menyalakan lampu, maka ruang itu menjadi terang. Pada saat lampu dinyalakan, kegelapan habis ditelan oleh terang. Inilah yang dimaksudkan oleh Alkitab bahwa kegelapan tidak berkuasa atas terang, tetapi terang menang atas kegelapan (Yoh. 1). Di dalam Yohanes 3:19 diberikan pernyataan yang berbeda, yaitu “kegelapan tidak menyukai terang.” Melalui pernyataan ini, Yohanes ingin memperlihatkan kepada kita bahwa manusia yang berada di dalam kegelapan itu jahat luar biasa. Sama halnya jika di dalam suatu lembaga semua orang korupsi, tiba-tiba masuk seorang yang hidup bersih dan jujur, maka orang itu akan dimusuhi seluruh kantor, dan kalau perlu, orang itu disalibkan. Inilah dunia di mana semua orang berdosa dan kekurangan kemuliaan Allah. Maka, ketika Tuhan Yesus yang Mahasuci datang ke dunia, manusia berdosa membenci Dia, sehingga baik orang politik, militer, kebudayaan, agama, bahkan massa umum pun sehati memakukan Dia di kayu salib.
Siapakah yang membunuh Kristus? Politikus yang tidak menjalankan kebenaran, pemimpin-pemimpin agama yang tidak mengerti kehendak Allah, hakim yang tidak mengenal keadilan, suara massa yang hanya mau menang sendiri, demokrasi yang tidak didasarkan pada kebenaran, militer yang hanya menuruti perintah atasan yang fasik, menerima uang suap yang cukup besar sampai tidak mampu membedakan putih dan hitam. Jadi, yang membunuh Yesus adalah engkau dan saya yang tidak takut Tuhan. Maka Yesus harus mati bukan karena Dia berdosa, tetapi karena Dia adalah terang yang tak bercacat-cela. Pada saat itu kegelapan memandang kehadiran-Nya telah mempermalukan dan mengganggu dirinya. Karena Kristus penuh dengan kebenaran, maka semua ketidakbenaran orang berdosa akan menjadi nyata. Inilah yang membuat mereka marah dan bersatu melawan Dia.
Ayat 21 adalah orang yang Tuhan cari. Mari kita melihat diri kita sendiri. Apa motivasi engkau ke gereja? Apakah mencari pacar, memamerkan barang-barang mewah yang kaukenakan, atau engkau benar-benar mau datang kepada terang untuk menyatakan niatmu menjalankan kehendak Tuhan? Orang yang berjalan dalam terang akan menerima penerangan lebih lanjut. Ia akan sadar akan kenajisan dirinya dan mengerti kehendak Tuhan yang belum ia jalankan. Ia akan meminta kekuatan dari Tuhan untuk bertobat, meninggalkan kejahatan, dan mengikut Tuhan dengan setia. Amin.