Kita mungkin juga akan berpendapat dan mencibir seperti orang-orang Farisi ketika melihat
Tuhan Yesus memilih murid-murid-Nya – para nelayan dari kampung Galilea, Matius si
pemungut cukai, Simon orang Zelot, Yohanes si anak kemarin sore bau kencur. Dream team-nya
Tuhan Yesus lebih mirip segerombolan pecundang kampungan. Apakah yang dilihat Tuhan
Yesus?
Salah satunya adalah bahwa para orang Farisi ini melihat masa kini, Yesus melihat masa
depan. Yesus melihat di masa depan, kerajaan Romawi tidak bertekuk lutut oleh orang-orang
Farisi atau oleh pemimpin-pemimpin agama di Yerusalem, tetapi justru oleh para nelayan
ini yang akan menggoncang dunia. Yesus bisa melihat bahwa nanti banyak raja dan pemimpin
besar dunia berlutut di bawah tulisan-tulisan yang ditulis oleh orang-orang pinggiran tadi.
Matius yang ahli tulis bon cukai ternyata diubahkan oleh Tuhan untuk menulis Injil Matius.
Markus yang “dibuang” oleh Paulus ternyata kelak menulis Injil Markus. Yohanes si anak
kemarin sore, akhirnya dipakai Tuhan untuk menulis, ada lima kitab hasil tulisannya di
Perjanjian Baru. Mengapa Tuhan mau memakai para pecundang, mereka yang dipandang
sebelah mata di dalam masyarakat? Rasul Paulus memberikan jawabannya di dalam 1 Korintus
1:25-29:
Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah
lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika
kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang
berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia,
dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Tuhan mampu memakai siapa pun, apa pun untuk kemuliaan-Nya. Tuhan Yesus sudah
menebusmu dengan hal yang paling bernilai di seluruh jagad: dengan darah-Nya. Setiap orang
yang ditebus Tuhan berharga di mata-Nya. Dengan tangan-Nya Ia mau membentukmu. Dengan
tangan-Nya Ia mau engkau menggali semua potensi dan talenta yang Ia sudah berikan padamu.
Maukah engkau menggalinya, mengembangkannya, dan mengembalikannya bagi kemuliaan-Nya?