Engineering memiliki peranan yang sangat besar dalam perkembangan dunia. Ini merupakan suatu bidang ilmu yang sangat nyata dirasakan kehadirannya, tetapi kurang diperhatikan. Kita cenderung menikmati produk-produk yang dihasilkan para engineer tanpa mengetahui siapa yang menciptakannya. Tidak demikian dalam politik, sains, filsafat, maupun theologi. Orang-orang yang tidak bekerja di bidang-bidang tersebut pun mengenal tokoh-tokoh yang terkenal di bidangnya. Engineer bahkan tidak masuk dalam daftar tokoh-tokoh berpengaruh dalam sejarah dunia. Mereka seakan-akan bekerja di belakang layar dan hasilnya dinikmati dunia dan terus berkembang sampai saat ini. Siapa yang menyangka bahwa sesungguhnya Engineering memiliki signifikansi dalam mengubah sejarah dunia. Zaman sebelum Revolusi Industri dengan sesudahnya tentu memiliki budaya hidup yang berbeda. Sejak Revolusi Industri, dunia terus mengalami perubahan yang sangat cepat, bahkan di abad ke-21 ini perubahan semakin cepat dirasakan. Dunia berubah mengikuti kurva eksponensial. Ini sudah diprediksi oleh para filsuf dan ilmuwan pada permulaan era digital muncul dalam panggung dunia.
Kita sebagai orang Kristen diberi mandat oleh Tuhan untuk mengelola bumi ini. Tentu saja bidang Engineering tidak dapat diabaikan mengingat kehadirannya dan pengaruh yang diberikannya pada dunia. Tetapi yang sering menjadi pertanyaan adalah apa kaitan bidang Engineering dengan iman Kristen? Bagaimana melalui Engineering kita dapat memuliakan Tuhan? Engineering tidak berbicara soal bagaimana menemukan kebenaran. Di dalamnya kita hanya menggunakan dan menciptakan sistem maupun produk baru untuk digunakan masyarakat. Bahkan terlalu banyak sisi negatif yang muncul beriringan dengan perkembangan teknologi. Misalnya manusia yang semakin malas karena kemudahan, relasi yang semakin jauh secara riil sekalipun dekat dalam dunia maya, generasi muda dengan mental yang lemah, lingkungan yang dirusak oleh berbagai polusi, dan sebagainya. Kelihatannya bidang ini sangat jauh dengan iman Kristen. Meskipun begitu, orang Kristen yang dengan sungguh-sungguh menggumuli Engineering sebagai panggilan memiliki sense bahwa bidang ini pun ada tempatnya dalam iman Kristen, sekalipun mereka belum mengetahui bagaimana menebus bidang ini dalam prinsip firman Tuhan. Kita harus senantiasa mengingat bahwa dunia sudah jatuh dalam dosa sehingga tidak ada satu bidang pun yang tidak rusak yang tidak perlu ditebus. Berikut pertanyaan-pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan bersama-sama untuk memahami bidang Engineering dalam kaitannya dengan iman Kristen.
Apa Prinsip Firman Tuhan mengenai Engineering?
Sejak dunia diciptakan, prinsip Engineering sudah ada di dalam diri Allah sendiri. Dia memiliki konsep, kreativitas, perencanaan, dan mewujudkannya di dalam ciptaan. Dia yang menjadikan dunia ini dari yang tidak ada menjadi ada. Engineer sangat akrab dengan prinsip ini sehingga dalam bahasa rohani sering kali engineer disebut sebagai rekan kerja Allah dalam mengelola dunia ini. Para engineer pun menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Mereka menuangkan pengertian mereka, imajinasi, dan khayalan yang tinggi, diwujudkan dalam perencanaan di lembaran proyek.
Tetapi ada yang membedakan penciptaan Tuhan dengan penciptaan manusia. Tuhan menciptakan berdasarkan kebenaran-Nya. Dia menciptakan dunia dari ketiadaan sedangkan manusia menciptakan berdasarkan prinsip-prinsip alam yang sudah Tuhan tanamkan dalam dunia ciptaan-Nya beserta dengan sumber daya yang Tuhan sediakan, bukan sembarangan berdasarkan pengertian kita sendiri, meskipun apa yang manusia ciptakan mungkin belum pernah ada dalam sejarah manusia. Inilah panggilan bagi kita untuk mengelola bumi. Kita tidak diminta untuk menciptakan bumi atau planet-planet, tumbuh-tumbuhan yang lain. Semua kekayaan alam semesta sudah diberikan Tuhan. Tinggal bagaimana manusia memahami hukum alam, mengolah sumber daya, dan menciptakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam menggenapkan rencana kekal Allah di dunia ini. Sayangnya, manusia justru melanggar prinsip ini dan ingin menciptakan sesuatu melampaui apa yang sudah Tuhan tetapkan dalam dunia, misalnya menciptakan mesin waktu yang jelas melanggar hukum alam dan batasan ruang waktu yang melampaui kendali manusia. Ini akan kita bahas lebih jauh di bagian selanjutnya.
Dalam Alkitab kita juga menemukan berkali-kali Tuhan memberikan perintah secara spesifik berkaitan dengan pekerjaan Engineering. Tuhan meminta Nuh membuat bahtera. Di zaman sekarang, kita akan mengenal bidang ini sebagai Teknik Perkapalan. Mungkin saat ini kita berpikir bahwa membuat kapal merusak hutan karena membutuhkan kayu dalam jumlah yang besar sehingga tidak baik orang Kristen mendalami Teknik Perkapalan. Ini konsep yang salah sebetulnya. Bahtera Nuh yang begitu besar itu justru dibuat atas dasar perintah Tuhan. Persoalan nantinya ada pada kerusakan manusia sehingga bidang-bidang yang ada dikerjakan dengan tidak bertanggung jawab. Di bagian lain, Tuhan menjanjikan Daud bahwa keturunannya yaitu Salomo akan membangun Bait Suci bagi Tuhan. Ini merupakan bidang Teknik Sipil. Ukuran, bentuk, denah, ruang, dan bahan untuk Bait Suci merupakan bidang Arsitektur. Di sini semakin jelas bagi kita bahwa Engineering merupakan bidang yang Tuhan izinkan untuk mengelola dunia ciptaan-Nya. Tentu tidak semua bidang Engineering tercatat dalam Alkitab. Tetapi bidang-bidang lain seperti Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Elektro, dan sebagainya yang baru muncul berabad-abad setelah zaman Alkitab pun tetap mempunyai pengaruh yang baik terhadap dunia dan dapat ditebus kerusakannya.
Tuhan tidak hanya sekadar memerintahkan manusia berhenti pada mengelola bumi saja, tetapi bagaimana melalui ketaatan kepada Tuhan dalam mengelola bumi, manusia bertumbuh dalam mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Pengenalan akan Allah diperlukan untuk mengasihi Dia. Bagaimana Engineering dapat menghantarkan kita untuk mengenal Tuhan? Setiap pembelajaran pada ujungnya akan mengarah kepada pencarian akan kebenaran. Ada jalan untuk mencari kebenaran melalui Engineering sekalipun bidang ini merupakan bidang praktika. Engineering didasari oleh hukum-hukum alam yang dipelajari dan dirumuskan oleh para ilmuwan, kemudian semua teori tersebut dipertanyakan asal dan esensinya dalam pemikiran yang bersifat filosofis agar manusia memahami realitas dunia ini. Theologi yang akhirnya memberikan jawaban berdasarkan wahyu yang Tuhan berikan dalam Alkitab. Jadi untuk mengenal Tuhan melalui bidang Engineering, kita perlu berangkat dari Engineering ke Sains, kemudian ke Filsafat, dan terakhir ke Theologi. Dengan jalan begitu, kita dapat mengenal Allah. Memang manusia tidak mempunyai alasan untuk melarikan diri dari eksistensi Allah. Bahkan untuk Engineering yang kelihatannya tidak mengandung unsur rohani sekalipun, tetap dapat membawa kita mengenal Allah karena setiap aspek hidup manusia harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan dan ditujukan bagi Tuhan. Dengan demikian, berada di bidang Engineering juga dapat menjadi pelatihan rohani bagi hidup kita.
Selanjutnya, bagaimana Engineering memenuhi perintah Tuhan untuk mengasihi sesama? Engineering pada akarnya bertujuan untuk melayani manusia dengan menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan kebutuhan manusia dalam menjalankan panggilannya di hadapan Tuhan. Engineering ingin meningkatkan taraf kehidupan manusia dengan mewujudkan imajinasinya yang kreatif menjadi bentuk fisik. Kita cenderung menyempitkan makna mengasihi sesama di dalam kerangka relasi antarpribadi. Padahal melakukan sesuatu untuk menolong orang lain pun adalah kasih, meskipun kita tidak mengenal secara pribadi siapa orang yang kita tolong. Tentu ini harus didasari oleh motivasi untuk menolong atau mengasihi orang lain. Menghasilkan karya untuk memenuhi kebutuhan manusia tidak akan berarti tanpa hati yang mengasihi. Alkitab berkata sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, tetapi tanpa kasih semuanya tidak ada faedahnya. Jadi dalam Engineering, kasih dan tindakan untuk menolong orang lain melalui karya-karya yang diciptakan harus bersatu. Ini baru prinsip firman Tuhan. Akhirnya, mengelola bumi sebagai tanggung jawab kita dalam panggilan, mengasihi Tuhan melalui mencari pengenalan akan Dia yang menyatakan sifat-sifat-Nya dalam ciptaan, dan mengasihi sesama dengan menghasilkan karya-karya untuk memenuhi kebutuhan manusia merupakan prinsip firman Tuhan di dalam menjalani panggilan di bidang Engineering.
Kerusakan Apa yang Terjadi dalam Engineering dan Bagaimana Menebusnya?
Pada waktu kita bertanya kepada mahasiswa atau profesional di bidang Engineering tentang pilihan mereka untuk mempelajari dan bekerja di bidang ini, kita akan sering mendapati jawaban-jawaban seperti ini. “Aku jago matematika dan sains”, “Gaji di bidang Engineering besar.” Jika yang rohani akan berkata nanti gajinya sebagian besar akan diberikan ke gereja dan membantu orang-orang miskin. “Lapangan pekerjaannya luas”, “Senang saja”, “Sepertinya cocok dengan keinginan karier saya dan potensi saya sesuai hasil tes kepribadian.”
Alasan-alasan seperti itu menunjukkan orang-orang yang tidak menggumuli Engineering sebagai panggilan. Memilih bidang studi, pekerjaan, tidak lagi didasari oleh mencari panggilan Tuhan dalam hidup kita. Hidup seperti ini sebaik apa pun pencapaiannya tidak akan menyenangkan hati Tuhan. Tuhan tidak memanggil kita untuk achieve setinggi-tingginya dalam bidang apa pun yang kita inginkan, tetapi Tuhan memanggil manusia untuk fulfill His will. Menggenapi panggilan Tuhan harus menjadi fokus utama kita dalam menjalani hidup, termasuk dalam studi dan pekerjaan sekalipun. Sesuatu boleh bermakna rohani, tetapi tidak semuanya dipanggil untuk mengerjakan itu. Atau lebih tepatnya adalah sesuatu baru bermakna rohani ketika sesuatu itu dikerjakan dalam menggenapkan kehendak Tuhan. Engineering merupakan bidang yang mulia untuk dikerjakan, tetapi kita tidak boleh mengerjakannya hanya dengan dasar kesenangan pribadi. Manusia telah kehilangan tujuan yang sejati. Inilah kerusakan pertama yang kita lihat dalam bidang Engineering. Kita harus menggumuli panggilan sebelum kita menjalani studi di bidang ini. Jika sudah terlanjur di bidang ini dan menemukan bahwa panggilannya bukan di Engineering, cepat-cepat selesaikan studi dengan baik dan pindah ke bidang yang sesuai panggilan, walaupun Engineering adalah wilayah yang sangat menjanjikan.
Tuhan akan menggagalkan pekerjaan kita kalau itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam kisah Menara Babel, manusia ingin mendirikan menara yang tingginya mencapai langit. Bisa dibayangkan perkembangan ilmu Teknik Sipil di zaman itu masih sangat sedikit dan belum dilengkapi dengan teknologi yang sangat menolong untuk membangun menara mencapai langit. Kita tidak tahu setinggi apa langit yang mereka maksudkan, tetapi kita dapat menghitung dengan jari berapa banyak menara pencakar langit yang ada dalam bumi di zaman ini. Apalagi mereka yang hidup di zaman tanpa teknologi. Namun, satu hal yang sangat mengejutkan adalah Tuhan mengakui kehebatan manusia dan menyatakan bahwa apa yang ingin dikerjakannya pasti akan berhasil. Ini sungguh mengagetkan. Artinya Tuhan memberi potensi yang begitu besar kepada manusia untuk mengelola bumi ini. Tetapi akhirnya, Menara Babel Tuhan runtuhkan karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Jadi percuma punya potensi dan kerja keras, tetapi tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini sangat serius, sehingga kita perlu dengan sungguh-sungguh menggumuli panggilan Tuhan dalam pekerjaan kita.
Hal berikutnya yaitu persoalan kebutuhan. Engineering melihat kebutuhan manusia dan mencari cara untuk memenuhinya dengan menciptakan karya. Persoalannya saat ini, engineer lebih berfokus pada nilai jual suatu karya. Jika benda ini dibuat, apakah akan mendatangkan keuntungan atau tidak. Memang untuk menghasilkan karya yang memiliki nilai jual tinggi tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia, tetapi manusia memanipulasi karya tersebut dengan inovasi yang bersifat remeh. Apa signifikansinya membuat pena yang disatukan dengan pemanas air? Manusia memang butuh menulis dan memanaskan air, tetapi sepertinya tidak perlu untuk menyatukan pena dengan pemanas air. Zaman ini dikenal dengan zaman yang terlalu banyak pilihannya. Ini disebabkan karena orang-orang memproduksi barang-barang yang sama hanya dengan sedikit perbedaan yang tidak signifikan. Dipermak sana sini, diganti warna, ditambah gambar, dan sebagainya sehingga kelihatannya berbeda, padahal sama saja secara fungsi. Kita bukan tidak menghargai estetika, tetapi estetika pun ada standarnya.
Perubahan kecil terhadap suatu karya, tetapi signifikan dapat disebut karya yang baik. Contohnya, gelas dibuat dengan bahan yang lemah dalam menghantarkan panas atau gelas dengan bahan yang kuat menghantarkan panas, tetapi diberi lapisan kecil di bawah yang tahan panas sehingga dapat dipegang manusia. Ini sangat kecil perubahannya, tetapi berarti sebagai produk yang baik untuk digunakan manusia. Tidak juga selalu harus ada perubahan dalam produk, kita bisa saja membuat produk yang hampir persis sama dengan produk yang sudah ada, tetapi dengan biaya yang lebih murah dan kualitas yang sama. Ini dapat kita lihat contohnya dalam telepon genggam, mobil, dan sebagainya.
Betapa manusia sangat tertolong dengan adanya produk-produk yang dihasilkan bidang Engineering. Bayangkan jika Anda harus menyampaikan pesan kepada keluarga Anda di negara lain dengan surat. Sekarang kita dapat bercakap-cakap dengan leluasa, bahkan sambil bertatapan muka melalui webcam yang diciptakan sekalipun jarak sangat jauh. Bepergian ke suatu tempat pun menjadi lebih cepat dengan adanya kendaraan yang diciptakan. Mungkin kita dapat mengeluh karena kemacetan akibat padatnya kendaraan hari ini, tetapi ini justru harus menjadi tantangan bagi para engineer di bidang tersebut untuk mengatasi persoalan yang ada.
Di sisi lain, dengan berkembangnya ilmu Engineering, begitu banyak engineer yang melakukan riset dan ingin mengembangkan bidang ini melampaui prinsip-prinsip alam. Mereka mencoba membuat mesin waktu, mencoba untuk membuat mesin teleportasi, mencoba untuk membuat manusia kloning. Ini semua menentang hukum alam. Manusia ingin menjadi manusia super seperti yang dimaksudkan Nietzsche. Mereka menentang keberadaan Tuhan dan ingin melampaui batasan waktu yang sudah Tuhan tetapkan bagi dunia ini. Selain itu, manusia tidak membutuhkan teknologi seperti itu. Coba saja bayangkan apa yang akan terjadi dengan dunia jika teknologi-teknologi seperti itu ada. Dunia justru menjadi tidak teratur.
Manusia memiliki kebutuhan, tetapi tidak semua kebutuhan itu esensial. Kita harus mengingat bahwa manusia sudah jatuh dalam dosa sehingga tidak semua kebutuhan itu benar dan patut dipenuhi. Para engineer harus peka dan mempunyai kebijaksanaan untuk menentukan karya yang harus dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk dapat menentukan dengan baik kita harus mempunyai Biblical Worldview dan meminta senantiasa hikmat dari Tuhan. Engineer harus bergumul dengan sungguh-sungguh dalam hal ini karena perkembangan Engineering di zaman ini sudah demikian majunya dan akan terus berkembang sampai tahap yang begitu sulit kita bayangkan.
Dalam konteks kita di Indonesia, tidak jarang kita dengar kasus korupsi dalam proyek infrastruktur. Bahan-bahan yang terpasang dalam konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi atau spesifikasi yang dibuat tidak sesuai dengan syarat yang diizinkan. Ini merupakan kerusakan berikutnya yaitu dalam hal tanggung jawab Engineering (Engineering Responsibility). Safety termasuk keselamatan kerja merupakan prioritas dalam bidang Engineering. Uang tidak boleh ditinggikan lebih dari hidup manusia. Betapa mudahnya engineer meraup keuntungan sebesar-besarnya, tetapi mengabaikan keselamatan manusia. Manusia yang jatuh dalam dosa telah menyembah mamon. Mereka melihat uang lebih bernilai dibandingkan hidup manusia. Dalam lapangan kerja perlu dipasang alat keamanan dan tanda serta instruksi yang memadai sehingga para buruh mendapatkan keamanan. Tetapi itu pun tidak cukup. Tanggung jawab terhadap keselamatan kerja harus sampai tahap menegur dan mendisiplin para pekerja sehingga mereka mematuhi aturan kerja. Apalagi menimbang gaji para buruh begitu sedikit dengan risiko keselamatan begitu besar. Betapa kita harus menjaga keselamatan mereka.
Engineering juga harus bertanggung jawab terhadap karya yang dihasilkan. Saat ini Engineering sudah dilengkapi dengan begitu banyak perangkat lunak untuk melakukan perhitungan dan analisis sehingga engineer cenderung malas untuk memeriksa kembali apakah hasil perhitungan dan analisis sudah memenuhi syarat atau tidak. Biasanya hasil yang keluar langsung digunakan dalam pelaksanaan tanpa dipertimbangkan baik-baik sesuai dengan syarat yang ada. Engineering tidak boleh mengabaikan syarat atau dalam bahasa Engineering, Code. Aturan-aturan tersebut sudah dirancang dengan penelitian bertahun-tahun lamanya agar karya yang dihasilkan aman dan layak digunakan. Aturan-aturan itu juga menjadi pertanggungjawaban terhadap hukum sehingga spesifikasi suatu karya yang tidak sesuai Code akan mendapatkan sanksi hukum. Jika Anda belajar dan bekerja di bidang Engineering, maka Anda harus membaca dan menguasai Code.
Kita mengetahui pada zaman ini lingkungan begitu dirusak oleh limbah yang dihasilkan industri. Ini juga merupakan tanggung jawab Engineering. Dulu engineer tidak menyadari risiko yang ditimbulkan limbah. Sekarang dunia terus berteriak karena keadaan lingkungan sudah begitu rusak sehingga perlu dijaga dengan baik. Kita patut bersyukur karena ilmu Teknik Lingkungan mengembangkan sistem pengolahan limbah sehingga mengurangi polusi yang dihasilkan industri. Bahkan saat ini emisi karbon yang berlebihan pun dapat ditanggulangi oleh para engineer dari Teknik Geofisika. Mereka menciptakan Carbon Capture Storage (CCS) yang berfungsi untuk menangkap karbon masuk ke dalam tanah untuk mendorong minyak keluar dari tanah. Ini merupakan penemuan yang sangat baik. Mungkin kita tidak ada dalam bidang ilmu Engineering yang mengatasi persoalan limbah. Meskipun begitu, kita tidak dapat lepas dari persoalan limbah. Banyak industri yang tahu risiko yang diakibatkan limbah, tetapi untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan, mereka mengabaikan persoalan lingkungan. Sekalipun biaya bertambah karena memasang alat untuk mengolah limbah, tetapi ini harus untuk menjaga lingkungan. Ini tidak hanya tanggung jawab Engineering, tetapi juga tanggung jawab terhadap dunia yang Tuhan ciptakan dan Tuhan perintahkan untuk kita kelola.
Hal yang sangat sulit untuk dihadapi para engineer yaitu bagaimana manusia menggunakan dan menilai karya-karya Engineering. Di zaman yang serba relatif, manusia menjadi penentu atas segala sesuatu. Dia yang menentukan bagaimana harus menggunakan suatu alat. Dia yang menetapkan standar dan menilai segala sesuatu berdasarkan standar tersebut. Ini menyebabkan teknologi digunakan sembarangan. Engineering di dalam perkembangannya telah menghasilkan karya-karya yang menolong manusia untuk melakukan pekerjaannya dan memenuhi kebutuhannya, tetapi manusialah yang akhirnya menyalahgunakan karya-karya tersebut dengan tidak bertanggung jawab. Segala kemudahan membuat manusia hidup bermalas-malasan. Seharusnya kemudahan yang diberikan membuat manusia makin bekerja keras dalam pekerjaannya. Kemudahan diberikan agar pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan lebih efektif, tetapi kenyataannya tidak demikian. Manusia makin dibentuk menjadi pribadi yang suka menunda-nunda pekerjaan. Menjadi seorang deadliner karena kecepatan alat-alat untuk bekerja. Sekarang teknologi komunikasi diciptakan agar jarak tidak menjadi persoalan dalam berkomunikasi, tetapi manusia justru menikmati relasi dalam dunia maya ketimbang relasi dalam dunia fisik. Tidak jarang Anda melihat meja makan yang diisi beberapa orang, tetapi semuanya menggunakan telepon genggam, iPad, dan sebagainya. Dalam konteks gereja, setiap khotbah dapat direkam, buku-buku banyak tersedia gratis dalam bentuk e-book. Lantas, apakah orang-orang Kristen makin bertumbuh? Kita tidak dipanggil menjadi Recordings Collector, Books Collector. Kita dipanggil untuk mempelajari firman dan bertumbuh. Jangan karena buku didapatkan dengan gratis dan bisa dibaca kembali, rekaman yang bisa diputar kembali membuat kita tidak serius dalam mendengarkan firman Tuhan. Setiap teknologi yang dimiliki tidak salah. Mereka diciptakan dengan tujuan yang baik. Manusialah yang di dalam keberdosaannya telah menyalahgunakan fasilitas yang dimiliki. Kita sebagai orang Kristen harus belajar bagaimana menggunakan setiap teknologi yang ada dengan bertanggung jawab sebelum kita dapat memengaruhi orang lain untuk menggunakan teknologi dengan baik.
Biarlah terang firman Tuhan yang menuntun kita untuk hidup mencari kehendak Tuhan, memikirkan kebutuhan manusia yang esensial, bertanggung jawab dalam mengerjakan panggilan di bidang Engineering, dan menggunakan karya-karya Engineering yang kita miliki dengan bertanggung jawab. Dengan demikian kita baru bisa menebus Engineering.
Apakah Ada Unsur Kekekalan dalam Engineering?
Segala sesuatu yang bernilai kekallah yang layak disebut sebagai panggilan. Tuhan tidak akan memanggil manusia untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bernilai kekal. Apa artinya Engineering kalau hal yang dikerjakan hanya bersifat sementara? Lebih baik tidak ada bidang Engineering kalau memang tidak ada faedahnya sama sekali atau kalaupun ada, bidang ini tidak akan menjadi panggilan bagi hidup manusia. Karya-karya Engineering sebagian akan tetap ada dalam bumi yang baru. Tuhan menghargai pekerjaan manusia dan Tuhan mengindahkannya. Karya yang Tuhan nilai baik akan Dia bawa dan sempurnakan dalam bumi yang baru. “Dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya” (Why. 21:26). Karya-karya Engineering termasuk dalam kekayaan dan hormat bangsa-bangsa. Tuhan mewahyukan bahwa itu pun akan dibawa kepada-Nya masuk dalam Yerusalem yang baru. Mungkin bangunan pencakar langit, internet, telepon genggam, komputer, dan sebagainya masih ada dalam bumi baru, tetapi semuanya dalam bentuk yang disempurnakan. Indahnya pada waktu kita mengerjakan panggilan di bidang Engineering tidak hanya untuk nilai sementara, tetapi memiliki nilai kekalnya. Biarlah ini menjadi dorongan bagi kita yang berada dalam bidang Engineering untuk sungguh-sungguh memikirkan prinsip penciptaan bagi Engineering, kejatuhan, dan bagaimana penebusannya dalam tuntunan terang firman Tuhan sehingga sampai akhirnya kita dapat mempersembahkan semuanya untuk dinikmati Tuhan dan disempurnakan oleh-Nya. Segala kemuliaan hanya bagi Dia yang menjadikan langit dan bumi.
Wilson Mario Pramudita
Pemuda GRII Bandung