Mengapa orang Kristen kurang bertumbuh? Ibrani 5:11 mengatakan bahwa orang kurang bertumbuh itu karena mereka begitu “lamban dalam hal mendengarkan”, yaitu mendengarkan firman Tuhan. Kalau mau memakai pendekatan yang agak provokatif, terutama dalam konteks beragama di Indonesia, orang Kristen itu lebih senang “melakukan firman Tuhan” dibandingkan mendengarkan firman Tuhan.
Tentulah tidak ada hal yang salah dengan pikiran orang Kristen yang ingin melakukan firman Tuhan, tetapi ada hal yang perlu dikoreksi ketika orang Kristen hanya punya keinginan melakukan firman Tuhan tanpa diimbangi sikap hati yang ingin mendengarkan firman Tuhan (an sich). Kepercayaan diri untuk melakukan firman Tuhan tanpa kecukupan mendengarkan firman Tuhan merupakan hal yang begitu ceroboh yang telah banyak dihidupi oleh orang-orang Kristen.
Practicalism adalah kira-kira apa yang banyak dijalankan oleh orang-orang Kristen yang terus ingin menyumbang sesuatu kepada Tuhan dan Kerajaan Allah, tetapi tidak mau terlalu banyak terpengaruh dengan konsep Kerajaan Allah yang sejati. Mereka menganggap bahwa Kerajaan Allah tidak lengkap tanpa segala sumbangsih dirinya. Tidak heran kalau kita sering mendengar perkataan di tengah-tengah orang Kristen yang seharusnya mencintai firman Tuhan dengan sungguh, namun dengan dinginnya mengatakan, “Ah, percuma kamu banyak mendengarkan firman Tuhan, kalau tidak pernah dilakukan.”
Di satu sisi perkataan di atas tentu ada benarnya, tetapi sama benarnya juga ketika orang Kristen “melakukan banyak firman Tuhan” tanpa banyak mendengar firman Tuhan. Firman Tuhan macam apa yang dihidupi dan dilakukan oleh seseorang yang lebih banyak mendengar dirinya sendiri daripada mendengarkan firman Tuhan itu sendiri? Sikap dan kegiatan seperti apa yang keluar dari tubuh seorang yang lebih banyak menaruh jiwanya pada luar altar firman Tuhan?
Dengan konsep berpikir seperti di atas, tidak heran kalau Saudara dan saya tidak terlalu memiliki keinginan duduk berjam-jam untuk mendengarkan firman Tuhan, dibandingkan berdiri berjam-jam untuk mengajar dan menceramahi manusia-manusia lainnya di luar diri kita sendiri. Tidak heran juga kalau kita mendengarkan firman Tuhan yang sulit, kita lantas mengatakan di dalam hati, “Aduh, ini orang khotbah apaan sih, intinya saja lah mau bicara apa, tidak perlu rumit-rumit.” John Calvin di dalam commentary-nyamengatakan bahwa seseorang menjadi malas mendengar karena mendengar hal-hal yang mudah, dan justru kesamaran membuat seseorang terus rajin mendengar. Kalau boleh penulis memparafrase perkataan dari John Calvin, kompleksitas, keutuhan, koherensi, dan kohesilah yang membuat seseorang terus merasa perlu mendengar.
Calvin tidak mengatakan bahwa Tuhan memberikan firman-Nya kepada manusia secara tidak jelas atau samar-samar. Dalam Theologi Reformed kita diajarkan mengenai clarity of Scripture, Calvin mengatakan hal di atas di dalam maksud bahwa firman Tuhan menjadi tidak jelas atau samar-samar karena manusia memalingkan perhatiannya atau bahkan pendengarannya, kalau meminjam konsep Kitab Ibrani, bukan kepada firman Tuhan, melainkan kepada banyak hal di luar firman Tuhan, misalnya kepada kesesatan kita, atau “kepedulian kita terhadap dunia”, bahkan nafsu-nafsu murahan kita. Kalau boleh penulis tambahkan, yang agak tricky adalah orang Kristen bahkan kurang mendengar karena mereka terlalu berfokus pada “pengajarannya dan praktik hidupnya”, sehingga melupakan pendengarannya. Ya, manusia lupa, lupa untuk mendengar, mereka suka sekali mengajar dan mengaktualisasi diri demi Kerajaan Allah versi penemuan dirinya (kata Schopenhauer), dan bukan versi pendengarannya terhadap firman Tuhan secara tekun.
Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwa mendengar dan melakukan firman Tuhan adalah hal yang sama pentingnya. Seseorang tidak boleh mengabaikan yang satu demi yang lainnya. Di banyak ayat lainnya dalam Alkitab, pentingnya melakukan firman Tuhan juga sangat ditekankan di Alkitab. Maka, sebagai orang Kristen kita harus melakukan kedua-duanya, baik mendengarkan firman Tuhan, maupun melakukan firman Tuhan.
Hendry Kornelius Mamen
Guru Filsafat Sekolah Kristen Calvin
Jan 28, 2023