Awalnya saya bingung memikirkan topik apa yang akan ditulis di sini. Meski masalah ISIS menjadi beban doa, tetapi kelakuan ISIS begitu menekan nurani dan sangat memuakkan. Soal Florence Sihombing yang cukup heboh belakangan ini sangat mengesalkan. Florence memang payah tetapi para penghujatnya dan pihak kepolisian lebih hancur lagi. Karena itu saya putuskan untuk kali ini lari sejenak dari realitas keseharian media sosial yang sering tak puguh. Ada satu peristiwa yang menarik untuk diperhatikan di bulan September lalu yaitu Festival Pertengahan Musim Gugur atau Mid Autumn Festival.
Mid Autumn merupakan perayaan terbesar kedua di Tiongkok setelah Spring Festival. Perayaan ini juga dikenal sebagai Moon Festival, saat di mana bulan purnama bersinar paling terang. Pada malam tersebut, dilakukan upacara penyembahan terhadap bulan sekaligus acara menatap bulan. Nama lain yang diberikan pada perayaan ini adalah Mooncake Festival karena tradisi menikmati kue bulan dilakukan bersamaan dengan peristiwa tersebut.
Wikipedia menyebut tiga konsep dasar Mid Autumn yang saling terkait satu sama lain. Pertama adalah reuni keluarga, di mana kerabat dan teman datang berkumpul bersama atau melakukan panen bersama. Kedua, menaikkan ucapan syukur atas panen yang ada atau untuk kesatuan keluarga yang harmonis. Ketiga, sembahyang meminta anak, pasangan hidup, atau memohonkan kesuksesan dan panjang umur.
Membuat kue bulan dan berbagi kue bulan menjadi salah satu tradisi utama dari festival ini. Dalam kebudayaan Tiongkok, bentuk bulat melambangkan keutuhan dan kesatuan. Dengan demikian, berbagi kue bulan di antara anggota keluarga menunjukkan sebuah keutuhan dan kesatuan dari keluarga.
Perayaan kuno yang dilakukan sejak masa dinasti Shang ini, pada dasarnya adalah perayaan syukur atas panen padi atau gandum. Hari ini, perayaan Mid Autumn dilakukan dengan sebuah reuni di antara teman dan kerabat di bawah sinar bulan sambil menikmati kue bulan dan memerhatikan bulan, lambang keharmonisan dan kesatuan.
Indah dan romantis, bukan? Tetapi semua itu hanyalah bayangan samar dari suatu gambaran yang jauh lebih indah di dalam Kitab Suci. Perayaan Panen di dalam Perjanjian Lama telah menghantar kita pada perayaan Hari Pentakosta. Perayaan Panen di Perjanjian Lama mengingatkan kita akan Rut, seorang Moab, namun perayaan Hari Pentakosta membuat kita bersukacita atas Mesias yang telah mencurahkan Roh-Nya.
Kitab Suci tidak hanya memberikan gambaran perayaan panen yang sangat agung, tetapi juga reuni paling menakjubkan. Bayangkan, seluruh anggota keluarga Kerajaan Allah akan berkumpul bersama, duduk di meja, dan berceloteh ria sambil tak habis-habisnya terkesima memandang Matahari jiwa kita, Yesus Kristus, yang hadir selamanya!
Para pembaca yang terkasih, momen Mid Autumn bisa menjadi kesempatan yang mengingatkan kita untuk membawa sanak keluarga mengenal Yesus, Matahari hidup manusia. Mintalah Roh-Nya menggerakkan Anda…
Ev. Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
Kepala SMAK Calvin