Setiap Natal kita merayakan kedatangan Kristus yang lahir untuk menggenapkan nubuat semua nabi di Perjanjian Lama (PL) tentang kedatangan seorang Mesias yang akan membawa kelepasan bagi umat-Nya. Pada bulan April di hari Jumat Agung, kita mengingat kematian Kristus untuk menebus dosa-dosa manusia dan di hari Minggunya kita merayakan Paskah – Kristus telah bangkit menundukkan kuasa maut.
Setiap umat Kristen pasti merayakan tiga hari besar tersebut: Kelahiran, Kematian, dan Kebangkitan Kristus. Memang tiga kairos besar tersebut merupakan event-event terbesar yang bukan hanya penting bagi kehidupan Yesus dan zaman-Nya namun merupakan cosmic event yang merubah seluruh arah dan tatanan sejarah. Namun artikel singkat ini tidak akan membahas panjang lebar tentang ketiga peristiwa besar tersebut, namun mau menyoroti tempo waktu antara kelahiran hingga kematian dan kebangkitan Kristus yaitu 33,5 tahun masa Kristus, Anak Allah alam semesta menorehkan kisah hidup-Nya dalam cerita sejarah.
Mungkinkah seorang manusia dalam usianya yang pendek bisa memberikan pengaruh dan manfaat besar bagi seluruh manusia tanpa mengenal batasan bangsa, ras, bahasa, lokasi, status bahkan bukan hanya di zamannya tapi di segala zaman? Bangsa Indonesia sangat berterima kasih dan mengenang jasa para pahlawan dan pendiri bangsa seperti Soekarno dan Moh. Hatta tapi sepertinya pengaruh dan jasa mereka tidak terlalu dirasakan oleh bangsa Rusia. Demikian juga Konfusius sangat berpengaruh bagi bangsa Cina, tapi bangsa Barat sepertinya tidak terlalu peduli dengan jasa yang ditorehkannya dalam sejarah. Tidak ada seorang manusia yang kematiannya begitu bermakna bagi seluruh sejarah manusia di segala tempat dan segala zaman kecuali ia bukan sekadar manusia.
Pendeta Dr. Stephen Tong pernah berkata bahwa jenius dalam bidang sains cukup berlimpah dalam setiap zaman, misalnya: Newton, Einstein, Marie Curie, dan Hawking. Demikian juga dalam bidang militer, misalnya: Hannibal, Bonaporte, Alexander, dan lain-lain. Namun jenius dalam musik lebih sedikit dan yang paling langka adalah jenius agama. Tidak setiap zaman menyalurkan seorang jenius agama. Kalau menghitung jenius dalam bidang sains sepanjang sejarah yang ribuan tahun ini, kita mungkin butuh kalkulator atau abacus Chinese. Tetapi untuk menghitung jenius agama sepertinya sepuluh jari kita lebih dari cukup – sebut saja Siddhartha Gautama, Muhammad, Musa, Yesus, adalah sedikit dari nama-nama tersebut.
Namun kalau kita telaah kehidupan para pendiri agama dengan saksama maka kita akan mendapati bahwa Buddha kira-kira mendapatkan pencerahan pada umur 35 tahun dan mulai menyebarkan ajarannya selama 45 tahun hingga akhir hidupnya dengan umur sekitar 80 tahun. Muhammad hidup hingga umur 63 tahun, Musa hingga 120 tahun. Di antara semuanya, Yesus adalah yang paling singkat dengan hanya 33,5 tahun dan bahkan waktu pelayanan-Nya lebih singkat lagi yaitu hanya 3,5 tahun. Artikel ini mau menyoroti 3,5 tahun tersebut dan bagaimana dalam waktu sesingkat itu seluruh sejarah diubah dan tidak pernah sama seperti sebelumnya lagi.
Saya suka membaca biografi orang-orang besar karena ketika membaca biografi seorang tokoh, saya bisa belajar bagaimana sang tokoh bisa menang atas perjuangan yang dihadapinya sehingga ketika saya menghadapi hal yang sama, pergumulan dan perjuangan sang tokoh menjadi suatu patron kelakuan yang bisa saya teladani untuk berjuang juga. Atau manfaat lainnya adalah saya bisa belajar prinsip-prinsip yang menjadi nyata karena dihidupi. Contohnya, saya tahu bahwa di dalam kehidupan doa saya harus mempunyai hubungan yang akrab dan sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Saya juga tahu bagaimana Tuhan pasti menjawab doa-doa kita dan juga mencukupi segala kebutuhan kita pada waktunya. Ketika saya membaca tentang kisah George Muller, hati saya begitu berkobar-kobar ingin mempunyai kehidupan doa seperti George Muller di mana Ia begitu bergantung kepada Tuhan untuk memenuhi kebutuhan begitu banyak anak yatim piatu yang ditampungnya. Suatu hari pada jam makan siang ketika tidak ada makanan untuk disediakan, George berlutut dan dengan iman Ia menyuruh pegawainya untuk tetap mempersiapkan meja makan dan memanggil anak-anak seperti biasanya pada jam makan siang. Ketika lonceng jam makan siang berbunyi, saat yang sama pula ada yang mengetuk pintu untuk mengantarkan roti-roti yang baru saja dipanggang. George tidak tahu bahwa malam sebelumnya Tuhan sudah menyiapkan roti melalui orang lain. George baru mengetahui ketika ia beriman kepada Tuhan dan Tuhan mendengar doanya. Hidup yang benar-benar inspiring!
Kita juga akan terinspirasi untuk melawan ketidakadilan, rasisme dengan non-violence spirit ketika kita membaca kisah Mahatma Gandhi. Kita juga diinspirasikan bahwa orang Kristen pun bisa masuk ke dalam kancah politik bahkan hingga sampai tingkatan yang tertinggi dan menjadi sumber berkat seluruh bangsa seperti yang dilakukan oleh Abraham Kuyper ketika menjadi perdana menteri Belanda.
Namun hal apakah yang bisa kita tangkap ketika kita membaca kehidupan Kristus? Apakah kita terinspirasi juga? Tentunya begitu tetapi apakah hanya berhenti sampai di situ? Apakah seperti kaum Liberal yang hanya percaya bahwa Kristus adalah seorang guru moral yang hebat? Ataukah seperti kaum Karismatik yang menjadikan Kristus sebagai tabib ajaib yang menyembuhkan segala jenis penyakit dan ahli membuat mujizat? Memang Alkitab mencatat bahwa Yesus mengajar, menyembuhkan, dan mengusir roh-roh jahat sebagai beberapa aktivitas utama yang dikerjakan-Nya selama Ia berkelana di daerah Yudea tapi kaum Liberal maupun Karismatik keliru dalam men-zoom bagian yang bukan central dan menjadikannya itu sebagai gambaran utama.
Kehidupan Yesus bukan hanya inspiring tetapi juga redeeming dan life-changing! Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk menjadi model inspirasi ataupun menawarkan pemenuhan kebutuhan manusia yang bermacam-macam. Tidak! Dia datang untuk suatu misi khusus: Rencana Penebusan Allah bagi manusia yang harus digenapi di atas kayu salib. Seluruh hidup-Nya ditujukan kepada suatu telos yaitu redemption point di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Tidak ada masa di mana Yesus ter-distracted atau teralihkan pandangan-Nya dari visi kayu salib.
Hidup Tuhan Yesus di dunia adalah suatu realitas hidup yang sepenuhnya 100% fokus. Ketika orang banyak menantikan-Nya setelah Ia sukses mengajar di suatu tempat, Ia mengajak murid-murid-Nya pergi ke tempat lain. Di lain kesempatan, orang-orang yang sudah melihat dan mencicipi roti ingin menobatkan-Nya menjadi raja atas mereka, Ia dengan keras menolak, bahkan sangat keras hingga hanya beberapa murid saja yang tersisa yang setia mengikut-Nya. Ia tidak sudi menjadi raja atas nafsu manusia yang serakah. Ia ingin menjadi Raja atas hati kita yang sepenuhnya takluk walaupun itu melawan kedagingan kita. Tawaran popularitas, kuasa, bahkan kekayaan yang menyilaukan, sering kali membutakan banyak orang-orang Kristen terbaik sekalipun, dan itu ditepis oleh-Nya tanpa berkedip sedikit pun. Tidak ada yang bisa menggoyangkan fokus-Nya dan Dia tahu jelas alasan Dia inkarnasi dari surga turun ke bumi yang hina ini.
Hidup Tuhan Yesus di dunia adalah suatu realitas hidup yang berproses sesuai waktu Allah. Ia tidak mengambil kesempatan untuk shortcut the process. Walaupun Ia adalah Allah yang sempurna, ketika Ia berinkarnasi di dunia, Ia menjalani proses waktu seperti setiap dari kita. Ketika Maria mengandung, bayi Yesus tetap dilahirkan dalam waktu 9 bulan, tidak dipercepat menjadi 9 hari. Ketika hukum Taurat menuntut bahwa Imam harus minimal 30 tahun baru masuk pelayanan, Ia menunggu hingga berumur 30 tahun walaupun dicatat bahwa pada usia remaja Yesus pun sudah membuat para ahli Taurat dan guru-guru agama terkagum-kagum atas hikmat-Nya. Dalam pelayanan-Nya kita mendengar berkali-kali Ia berkata, “Jangan beritahu siapapun karena waktu-Ku belum tiba.” Bahkan ketika Iblis menawarkan segala kuasa dan kemuliaan dunia secara langsung dan instan – TANPA HARUS NAIK SALIB! – rayuan Iblis dihardik-Nya dengan keras.
Tuhan Yesus di dalam waktu-Nya yang sedemikian singkat, menjalaninya dengan penuh fokus dan sesuai rencana dan timing Allah. Kita mungkin bertanya kenapa bisa 100% fokus? Karena Dia tahu tujuan Dia datang ke dunia ini. Dia sudah tahu apa yang akan Dia kerjakan, hidup-Nya tidak didikte oleh faktor-faktor dari luar. Ia tahu untuk apa Dia datang.
Ia datang untuk menggenapkan hukum Taurat (Mat. 5:17, Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.)
Ia datang untuk membawa berita Injil (Mrk. 1:38, Jawab-Nya: “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”)
Ia datang untuk memanggil orang berdosa (Mat. 9:13, ”Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”)
Ia datang untuk menjadi Juruselamat dunia (Yoh. 12:47, Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.)
Ia datang untuk memberikan kelimpahan hidup (Yoh. 10:10, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.)
Ia datang untuk mati dan menghasilkan banyak buah (Yoh. 12:24-27, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. … sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.)
Ia datang sebagai Terang dunia (Yoh. 12:46, Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.)
Ia datang menyediakan jalan kembali kepada Bapa (Yoh. 14:6, Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.)
Ia datang untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran (Yoh. 18:37, Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”)
Ia datang bukan untuk membawa damai, tetapi pedang (Mat. 10:34, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.)
Ia bukan hanya tahu untuk apa datang ke dunia, bahkan Ia tahu ketika Ia datang, dunia tidak menyambut-Nya dan penderitaan demi penderitaan menanti-Nya. Pengakuan iman rasuli merangkumkan kehidupan Yesus dalam satu kalimat: Menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Tidak dicatat tentang achievement-Nya – sudah melakukan puluhan mujizat, mengusir ratusan roh jahat, atau mengajar ribuan murid. Hanya dicatat: Menderita.
Di dalam kitab Yesaya pasal 53, nasib-Nya dinubuatkan sebagai berikut: Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
Oh, betapa besarnya kasih-Mu Yesus, walaupun Engkau mengetahui bahwa Engkau akan ditolak, dihina, disiksa, bahkan disalibkan. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya…. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yes. 53:4-7)
Ya, Tuhan bukan hanya Engkau tahu untuk apa engkau datang ke dunia, Engkau juga tahu penderitaan yang akan menanti, tetapi Engkau masih mau datang, padahal siapakah kami ini manusia, ya, Tuhan sehingga Engkau mengingatnya? Sehingga Engkau mengindahkannya? Selain karena anugerah Allah, kita tidak bisa mengerti alasan Tuhan menyelamatkan kita seperti penulis lagu “Why have you chosen me”…. It’s only by His grace alone.
Kita tidak mengerti kenapa Tuhan memilih kita, tapi Paulus menuliskan bahwa kita bisa tahu untuk apa kita diselamatkan: ”untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Ef. 2:10)
Seluruh hidup Yesus di dalam dunia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah yang dapat kita lihat, kita kecap, kita kenal, kita teladani, dan kita hidupi hari demi hari. Sekarang hidup kita juga adalah kitab yang terbuka bagi dunia untuk melihat Kristus. Bagaimanakah kita menjalaninya?
Pertanyaan: “Apa sih kehendak Allah dalam diriku?”, “Tuhan mau saya mengerjakan apa dalam zaman ini?” adalah pertanyaan yang seharusnya menjadi pertanyaan kita semua dalam kita terus mencari kehendak Tuhan bagi hidup kita di zaman ini bagi kerajaan Tuhan. Namun kenyataannya sering kali kita lupa, kita hidup untuk diri kita sendiri, untuk keluarga kita, untuk kesenangan kita, untuk profit diri kita, tanpa benar-benar pernah duduk diam dan merenungkan bahwa Tuhan tidak menciptakan kita untuk semua itu, tapi untuk suatu tujuan tertentu bagi setiap masing-masing pribadi sesuai rencana kekal-Nya.
Bagi kita yang sudah mulai menggumuli tapi masih belum menemukan, jangan pasrah dan mulai apatis karena janji Tuhan di dalam Injil Matius 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Teruslah meminta, mencari, dan mengetok hingga engkau mendapatkannya dari Tuhan, mendapatkan apa yang Tuhan mau engkau dan saya dapatkan, yaitu kehendak-Nya atas hidup kita tergenapi dalam dunia ini. Seperti Tuhan Yesus menggenapkan rencana kekal Bapa atas hidup-Nya di dunia ini dan pada akhirnya di atas kayu salib mengatakan: ”Sudah genap!” Sudah genap rencana kekal Bapa yang harus dilakukan oleh Sang Anak di dunia ini.
Ya Tuhan, kalau aku sadar Engkau hidup dalamku, mana mungkin aku terus melanjutkan kesia-siaan hidup yang kujalani, aku tak mau hidup percuma, tolong ’ku giat Tuhan gunakan tiap waktu, menyenangkan hatimu, dan setia selalu. Tuhan, ajar kami menghitung hari-hari kami sedemikian hingga kami beroleh hati yang bijaksana untuk mengerti tujuan yang Engkau mau kami hidupi selama di dalam dunia ini, di zaman ini, dan berilah kekuatan untuk terus menyangkal diriku, memikul salibku, dan mengikut Engkau hingga akhir hidupku. Pada akhirnya, saya dapat meneladani Tuhan Yesus yang sudah menggenapkan rencana kekal Bapa dengan mengatakan, ”Sudah genap” seluruh tugas panggilan yang Tuhan ingin saya kerjakan di dunia ini. Sebab Kristus hidup, ada hari esok.. hidupku penuh harap, kar’na Dia hidup. Soli Deo Gloria.
Heruarto Salim
Redaksi Pelaksana PILLAR