Wahyu khusus merupakan suatu istilah yang tidak asing lagi bagi kebanyakan orang Kristen. Apakah artinya wahyu khusus itu? Sebagian besar orang Kristen mungkin hanya mengerti bahwa wahyu khusus adalah firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab. Namun sebenarnya pengertian wahyu khusus adalah lebih dari apa yang kita pikirkan selama ini. Memang benar bahwa Alkitab adalah wahyu khusus yang Tuhan berikan pada manusia, namun pengertian wahyu khusus begitu luas dan untuk mempelajari hal ini kita harus mengerti mengenai doktrin wahyu yang benar. Dalam artikel kali ini, kita akan memfokuskan perhatian kita pada wahyu khusus. Mari kita simak percakapan berikut yang terjadi antara Edo yang baru menerima Kristus sebagai Juruselamat, Sendy yang adalah seorang Kristen KTP, dan Christian yang merupakan seorang Kristen yang benar-benar mempelajari iman yang dipercayainya.
Edo : Halo Sendy. Halo Christian. Bolehkah saya bergabung? Kelihatannya kalian sedang menikmati percakapan kalian. Apa yang sedang kalian perbincangkan?
Christian : Wah, ada Edo. Silahkan bergabung dengan kami, Do. Kami sedang mendiskusikan mengenai wahyu khusus. Apakah kamu sendiri mempunyai pertanyaan mengenai wahyu khusus? Tadi Sendy menanyakan mengenai wahyu khusus sebagai dasar iman orang Kristen.
Edo : Wah, kebetulan sekali. Saya juga sedang memiliki kebingungan mengenai wahyu khusus. Sebenarnya, wahyu khusus itu apa sih?
Christian : Sebelum membahas wahyu khusus, kamu harus mengerti arti wahyu yang sebenarnya. Wahyu yang kita bahas ini adalah penyataan diri dari Allah, Sang Pencipta dunia ini. Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia yang diciptakan berdasarkan peta dan teladan-Nya melalui wahyu umum dan wahyu khusus. Penyataan diri Allah melalui wahyu umum dinyatakan melalui alam ini. Sedangkan wahyu khusus biasa dimengerti sebagai penyataan diri Allah melalui hal-hal yang melampaui alam dan hukum alam ini atau biasa disebut juga supernatural. Kedua bentuk wahyu ini tidak bisa dipisahkan karena wahyu Allah begitu luas dan berada di dalam satu keutuhan. Di dalam pembahasannya, seorang theolog yang bernama Herman Bavinck menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada wahyu yang natural karena sebenarnya bahkan alam ini adalah dari Allah dan merupakan wahyu Allah juga. Maka, dia berani menyatakan bahwa seluruh wahyu adalah dari Allah yang supernatural. Namun Cornelius Van Til menyatakan bahwa kita tetap dapat membedakan wahyu umum dan wahyu khusus dalam pengertian supernatural. Tetapi kita tidak percaya adanya kebenaran lain di luar dari wahyu Allah dan topangan Allah sendiri.
Edo : Oh, begitu. Ternyata wahyu itu adalah penyataan diri Allah sendiri. Lalu bagaimana mengenai wahyu khusus ini? Saya masih belum mengerti bagaimana Allah menyatakan diri melalui hal yang supernatural? Memangnya bisa begitu? Apakah wahyu umum tidak cukup untuk menampung penyataan diri Allah sehingga diperlukan wahyu khusus lagi? Lalu bagaimana dengan kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa? Apakah dosa menyebabkan kecacatan pada wahyu umum sehingga Allah memerlukan wahyu khusus untuk menyatakan diri-Nya pada manusia?
Christian : Bukan begitu Do, … Cornelius Van Til mengatakan bahwa wahyu umum cukup untuk menyatakan apa yang Allah ingin nyatakan kepada manusia, tetapi hanya di dalam batas tujuan diberikannya wahyu umum itu sendiri. Apa yang Allah ingin nyatakan kepada manusia lebih dari itu sehingga tetap dibutuhkan adanya wahyu khusus. Van Til juga melihat bahwa wahyu khusus diperlukan bukan karena terdapat cacat di dalam wahyu umum yang Allah berikan pada manusia saat Ia menciptakannya. Van Til menegaskan bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa, wahyu khusus diperlukan karena dosa manusia sehingga bersifat redemptive. Demikianlah wahyu khusus diperlukan untuk mengoreksi distorsi karena keberdosaan kita terhadap wahyu umum.
Edo : Saya rasa pengertian ini sulit diterima, Chris. Saya masih belum mengerti mengapa wahyu khusus tetap diperlukan untuk Allah bisa menyatakan diri-Nya?
Christian : Kalau kita memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat membaca kitab Kejadian pasal satu dan dua maka akan terlihat jelas pola ini. Coba kita lihat kisah Adam yang dibawa Allah ke taman Eden. Allah berfirman kepada Adam bahwa seluruh pohon yang buahnya berbiji di dalam taman itu boleh dimakan buahnya dengan bebas oleh Adam kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Firman Allah kepada Adam ini adalah bentuk wahyu khusus yang ada sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Pada kisah ini, wahyu umum Allah tetap ada dan Adam mengerti dengan baik. Tetapi tetap Allah menggunakan wahyu khusus sebagai sarana untuk menyatakan diri-Nya kepada Adam. Dalam hal ini, wahyu khusus muncul dalam bentuk perkataan Tuhan secara langsung kepada Adam yang sudah pasti melampaui alam dan hukumnya.
Edo : Wah. Ternyata benar apa yang kau katakan, Chris. Memang di dalam kisah Adam sebelum jatuh ke dalam dosa, wahyu khusus sudah ada.
Christian : Betul sekali. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, wahyu khusus dalam bentuk firman Tuhan secara langsung dibutuhkan untuk mengerti segala sesuatu. John Calvin mengatakan bahwa bahkan waktu manusia belum jatuh ke dalam dosa, wahyu khusus harus jadi presuposisi (kacamata) untuk melihat wahyu umum. Dari kalimat ini, dapat dipelajari fungsi dari wahyu khusus.
Sendy : Memangnya ada fungsi dari wahyu khusus?
Christian : Kita bisa melihat minimal ada 3 fungsi wahyu khusus saat Adam berada di taman Eden. Pertama, wahyu khusus menyadarkan Adam dan Hawa bahwa manusia adalah image of God. Kedua, wahyu khusus berfungsi untuk membuat Adam dan Hawa mengerti apa yang harus mereka kerjakan. Terakhir, wahyu khusus menyatakan kehadiran image of God melalui perintah jangan makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Maka, kita melihat bahwa wahyu khusus mutlak diperlukan bagi manusia bahkan saat manusia belum jatuh ke dalam dosa.
Sendy : Lalu bagaimana dengan Alkitab kita sekarang? Bukankah Alkitab juga disebut sebagai wahyu khusus?
Christian : Pertanyaan yang baik. Bagaimanakah kita sekarang melihat wahyu khusus yang hadir dalam bentuk Alkitab yang ada pada kita? Bagaimana respons kita saat membaca Alkitab?
Edo : Wah. Ini adalah sesuatu yang baru dan menakjubkan bagi saya. Saya pikir membaca Alkitab itu adalah untuk mempelajari sejarah munculnya kekristenan. Selain itu juga saya berpikir bahwa sebagai orang yang sudah beragama Kristen saya harus membaca Alkitab setiap hari. Tidak terpikirkan sama sekali untuk mengerti prinsip yang Chris ajarkan ini.
Christian : Betul sekali Do. Kesadaran akan hal ini akan membuat kita mempelajari Alkitab dengan lebih baik. Saya ingin menambahkan juga bahwa Alkitab bukanlah kumpulan peristiwa yang terjadi dari zaman Adam, Abraham, Musa, para nabi, para rasul sampai masa yang akan datang. Alkitab bukan catatan peristiwa yang mati. Kita harus belajar melihat bahwa Alkitab berbicara tentang Allah yang bekerja di balik setiap konteks ditulisnya Alkitab, di mana apa yang Allah kerjakan merupakan penyataan diri dan kehendak-Nya. Allah tidak butuh pencatatan sejarah karena kalau kita lihat dalam Alkitab, ada nubuatan-nubuatan untuk masa yang akan datang bahkan sampai zaman kita ini masih terus berlaku padahal penulis Alkitab sudah lewat zamannya sampai ribuan tahun. Apa yang dituliskan di dalam Alkitab secara pasti akan terjadi karena setiap hal yang dicatat adalah wahyu dari Allah.
Edo : Ehmm… lalu bagaimana dengan wahyu khusus setelah manusia jatuh ke dalam dosa?
Christian : Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, wahyu khusus bergeser menjadi bersifat redemptive. Alkitab adalah firman Tuhan yang menyatakan tindakan khusus Allah untuk memberikan guide kepada manusia agar dapat kembali kepada Allah. Allah memakai sejarah satu bangsa untuk membawa manusia kembali kepada-Nya. Wahyu khusus menyatakan the true purpose of men according to the will of God. Firman Tuhan diperlukan sekarang untuk menuntun kita agar hidup di dalam kehendak Allah. Tadi disebutkan bahwa apa yang Allah tulis di dalam Alkitab adalah penyataan diri-Nya dan kehendak-Nya. Maka, ketika Alkitab dipelajari dengan benar, kita dapat mengenal Tuhan, mengerti kehendak-Nya, dan menghidupinya dalam hidup kita sekarang.
Edo : Baru saja saya mau bertanya tentang kehendak Allah tapi sudah kamu sebutkan terlebih dahulu Chris. Berarti pengenalan akan Allah dan kehendak-Nya bisa kita dapatkan melalui Firman yang tertulis di Alkitab. Kita dapat belajar mengenal apa yang Pencipta kita kehendaki melalui wahyu khusus-Nya yang ada pada kita dalam bentuk Firman yang tertulis. Saya jadi sangat tertarik untuk membaca dan mempelajari firman Tuhan dengan benar. Bukankah hal ini hebat Dy?
Sendy : Apa yang Chris jelaskan memang sangat menarik. Tetapi menurut apa yang sudah saya pelajari selama saya menjadi orang Kristen, wahyu khusus adalah firman Tuhan yang ditulis di dalam Alkitab. Tidak lebih dan tidak kurang.
Christian : Kalimatmu benar Dy, tetapi kalimat itu kurang lengkap. Mari kita coba melihat lebih lagi mengenai apa yang Van Til ajarkan. Wahyu khusus tidak hanya terdiri dari Firman yang diinspirasikan tetapi juga dari revelatory deeds atau tindakan pewahyuan Allah. Van Til melihat kesatuan organis dari theophany, prophecy, dan miracle: God’s Saving Presence (kehadiran Tuhan), God’s Saving Words (Firman yang menyelamatkan), dan God’s Saving Deeds (tindakan penyelamatan yang Tuhan lakukan). Masing-masing bagian mempresuposisikan dua bagian yang lain. Firman Tuhan menginterpretasikan tindakan Allah, dan keduanya memberikan signifikansi kepada kehadiran Allah di dalam dunia ini. Firman bekerja sama dengan tindakan dan sebaliknya dan di dalam keduanya ini, Allah sendiri datang kepada kita untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. 1
Sendy : Oh, begitu ya. Ternyata pengertian mengenai wahyu khusus ini begitu luas dan begitu dalam. Bahkan kedatangan Kristus ke dalam dunia dan semua mujizat yang Ia kerjakan pun termasuk di dalam wahyu khusus.
Christian : Benar katamu Dy. Wahyu Allah, baik melalui wahyu umum maupun wahyu khusus begitu luas dan di dalam keluasannya itu wahyu Allah ini tetap utuh. Untuk menyimpulkan apa yang sudah kita bahas mengenai wahyu khusus yang secara mutlak diperlukan baik dalam konteks sebelum kejatuhan manusia maupun setelah kejatuhan manusia, Van Til mengatakan bahwa Allah menginspirasikan Alkitab sebagai Firman-Nya dalam bentuk tulisan untuk mencegah manusia yang berdosa menyalah-tafsirkan tindakan penyelamatan yang Allah lakukan. Hal ini dikarenakan manusia yang berdosa secara pasti akan menyalah-tafsirkan tindakan penyelamatan Allah. Maka, Van Til menyatakan bahwa Firman dalam bentuk tertulis diperlukan agar berita keselamatan ini: (1) dapat tetap ada terus sampai masa yang akan datang, (2) dapat menjangkau seluruh umat manusia, (3) dapat ditawarkan kepada manusia berdosa secara objekif, dan (4) dapat memiliki kesaksian atas kepenuhan di dalam dirinya sendiri.
Sendy : Tunggu sebentar. Bagaimana caranya Firman yang Allah berikan melalui penulisan Alkitab bisa cukup membawa apa yang ingin Allah nyatakan seperti yang kamu bilang Chris? Bukankah Alkitab terdiri 66 kitab yang ditulis dalam jangka waktu yang sangat lama? Bagaimana mungkin wahyu Allah bisa dikatakan cukup? Kalau kita membandingkan Alkitab kita sekarang dengan Alkitab yang dipegang oleh orang-orang Israel pada zaman Musa, kita bisa melihat bahwa Alkitab yang sekarang kita pegang sudah lengkap sedangkan mereka hanya memiliki 5 kitab dari keseluruhan 66 kitab yang ada. Bagaimana ini bisa dibilang cukup?
Christian : Pertanyaan yang sangat baik sekali Dy. Penulisan Alkitab yang Sendy katakan tadi disebut sebagai progressive revelation (wahyu yang progresif). Kalau kita membandingkan Alkitab yang ada di tangan kita hari ini dengan 66 kitab di dalamnya, memang kitab orang Israel pada zaman Musa hanya ada 5. Namun kita tidak boleh melupakan bahwa kitab-kitab tersebut meski baru ada 5 tetap merupakan wahyu Allah. Tadi kita membahas bahwa apa yang Allah tulis di dalam Alkitab adalah penyataan diri-Nya dan kehendak-Nya. Hal ini berlaku juga pada zaman Musa dulu. Apa yang Allah tuliskan melalui Musa pada zaman itu pasti cukup untuk menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya. Maka, kita bisa belajar untuk percaya bahwa ketika Allah memberikan wahyu-Nya kepada manusia, pasti cukup untuk menyatakan apa yang ingin Allah nyatakan meskipun dalam konteks baru ada 5 kitab dari Alkitab yang ditulis. Hal ini disebut sebagai sufficiency dari Alkitab.
Sendy : Oh, begitu. Saya baru menyadari hal ini. Sebelumnya saya pernah memikirkan bahwa orang-orang yang ada pada zaman dahulu khususnya sebelum Alkitab disahkan sangat kurang beruntung. Zaman itu masih belum memiliki firman Tuhan yang komplet. Tetapi apa yang kamu katakan ini membuka wawasan saya Chris. Sebenarnya kita hari ini bisa lebih mengenal Allah melalui Alkitab yang sudah lebih lengkap daripada orang zaman dulu. Oh, andai saja saya bisa mengetahui hal ini lebih cepat. Saya tidak akan membuang-buang waktu dengan tidak mempelajari Alkitab dengan baik dan mempelajari hal-hal yang tidak ada gunanya.
Christian: Saya juga pada awalnya berpikir seperti kamu Dy. Namun bersyukur Tuhan membukakan kepada saya mengenai hal ini. Tetapi bukan hanya itu saja. Van Til juga menjelaskan bahwa sebagai Firman tertulis di dalam Alkitab yang memberikan janji penebusan dari Allah yang berotoritas harus bersifat self-attesting yaitu bahwa Alkitab sebagai Firman Tuhan tidak memerlukan sumber lain di luar Alkitab itu sendiri. Dalam bahasa awam disebutkan bahwa Alkitab bersaksi bagi dirinya sendiri. Sebenarnya tidak ada sumber lain yang mungkin disatukan dengan pengertian Alkitab, kecuali sumber tersebut sudah diuji dan tunduk kepada Firman Tuhan. Terlebih lagi tidak ada satu pun pendapat manusia yang boleh ditambahkan kepada Alkitab. 2
Sendy : Saya setuju sekali dengan kalimat Van Til ini. Memang Alkitab sendiri juga mengatakan hal yang Van Til ajarkan. Kalau tidak salah di dalam kitab Wahyu pasal terakhir, bahwa tidak ada tulisan lain yang boleh ditambahkan dan dikurangi dari Alkitab. Ternyata ini maksudnya ya….
Edo : Oh, begitu. Berarti memang Alkitab cukup bagi kita sekarang untuk boleh mengenal Allah dan mengerti serta menjalankan kehendak-Nya. Lalu Chris, apakah ada sifat lain dari Alkitab selain secara mutlak diperlukan dan cukup pada dirinya?
Christian : Masih ada Do. Kita juga harus belajar bahwa Alkitab memiliki otoritas karena pada dasarnya Alkitab harus menantang klaim manusia akan otonomi dari Allah. Alkitab memperjelas klaim Allah atas otoritas absolut, yaitu ke-Allahan-Nya atas manusia. Secara singkat kita bisa mengerti bahwa Alkitab memiliki otoritas atas hidup manusia yang mempelajarinya karena Alkitab diwahyukan oleh Allah yang berotoritas atas segala sesuatu. Alkitab juga adalah sumber segala sesuatu termasuk pengetahuan manusia karena Alkitab berasal dari Allah. Ini mungkin sifat wahyu khusus yang sangat mudah kita mengerti namun dalam mengaplikasikan hal ini sangatlah sulit. Kita dapat mengakui dengan begitu mudahnya bahwa Alkitab memiliki otoritas dalam hidup kita namun dengan jujur saya mengatakan bahwa kita belum menghidupi pengakuan kita ini. Ketika tiba dalam hidup sehari-hari, Alkitab tidak menjadi otoritas tertinggi bagi kita. Contoh yang sederhana adalah ketika kita diperhadapkan pada suatu pilihan, bagaimana kita memilih? Misalnya dalam memilih bidang kuliah yang akan kita ambil setelah lulus SMA, apakah otoritas Alkitab yang membuat kita memilih jurusan yang benar?
Sendy & Edo: Benar sekali apa yang kamu katakan Chris.
Christian : Hal ini menuntut kita untuk belajar melihat diri kita sendiri dan menyadari ada begitu banyak hal yang salah dalam pemikiran kita. Maka, kita perlu belajar mengubah hidup kita, belajar menaklukkan otonomi diri kita di bawah otoritas Alkitab yang adalah firman Tuhan.
Sendy : Bagaimana kita dapat melakukan hal itu Chris? Bicara mengenai mengubah hidup sih, mudah saja, tetapi pada praktiknya sangatlah sulit.
Christian : Memang sangat sulit melakukan perubahan pada diri kita yang pada dasarnya adalah manusia berdosa. Namun jikalau kita mengerti sifat terakhir dari wahyu khusus, firman Tuhan tetap jelas meskipun ditulis oleh orang dan dengan bahasa yang terbatas. Kejelasan Alkitab sebagai firman Tuhan adalah sifat terakhir yang harus kita mengerti. Kejelasan Alkitab berarti bahwa tidak ada satu pun manusia yang dibutuhkan sebagai penafsir Alkitab yang mengintervensi antara Alkitab dan orang-orang yang kepadanya Alkitab itu datang.3 Pengajar-pengajar di gereja seharusnya memberikan tuntunan kepada setiap jemaatnya agar masing-masing jemaatnya boleh mengerti Alkitab. Tidak seperti orang Katolik Roma yang pada zaman sebelum Reformasi mengatakan bahwa tidak semua orang diizinkan untuk menafsir Alkitab dan mengajarkannya pada orang lain. Hanya kaum biarawan yang boleh melakukan hal ini. Implikasinya menjadikan jemaat tidak dibenarkan membaca Alkitab sendiri. Mereka menolak kejelasan Alkitab dan hal ini berarti juga menolak otoritas Alkitab atas hidup manusia. Tetapi sekali lagi, Alkitab sangat jelas bagi setiap orang yang membacanya. Maka, bagi kita pun seharusnya menyatakan kejelasan bagaimana kita harus mengubah hidup kita.
Edo : Memang iya sih, Alkitab sangat jelas bagi setiap orang. Tetapi saya masih bingung bagaimana boleh mengubah hidup saya, Chris?
Christian : Sebagai orang Kristen, kita harus belajar untuk tidak terjebak di dalam jebakan zaman posmodern ini. Kamu masih melihat sifat-sifat Alkitab dengan kacamata posmodern yang memisah-misahkan segala sesuatu. Sebenarnya seluruh sifat Alkitab yang sudah kita bahas ini harus dilihat secara menyeluruh karena wahyu Allah begitu luas dan utuh. Mari kita menutup diskusi ini dengan konklusi dari seluruh hal yang sudah kita bicarakan.
Pertama, wahyu khusus di mana dalam pembahasan kita kali ini difokuskan pada Alkitab, memiliki 4 sifat penting yaitu mutlak diperlukan untuk mengubah cara pandang kita melihat Alkitab dan hidup kita, cukup untuk membuat kita mengenal siapakah Allah dan apa yang jadi kehendak-Nya, memiliki otoritas sehingga seharusnya segala sesuatu yang kita kerjakan harus tunduk di bawah otoritasnya, dan terakhir sangat jelas sehingga seharusnya kita mengerti firman Tuhan dengan baik sehingga dapat mengubah hidup kita yang tadinya berdosa menjadi takluk pada Allah yang mutlak. Keempat sifat ini tidak boleh dilihat secara terpisah karena wahyu Allah bersifat utuh.
Kedua, yang disebut wahyu khusus bukan hanya Alkitab saja, tetapi wahyu khusus juga tidak terpisah dari kehadiran Allah yang sudah bertindak untuk menyelamatkan kita dari dosa di mana tindakan penyelamatan ini dapat kita mengerti dari Firman-Nya. Dari prinsip ini kita dapat menarik pelajaran bahwa saat ini, Allah sendiri hadir di dalam diri kita dan dengan adanya firman Tuhan yang tertulis yakni Alkitab, Allah juga memberikan kepada kita pengertian akan Firman-Nya. Lalu, berdasarkan pengertian yang Allah berikan pada kita, Allah Roh Kudus akan membantu kita mengerti firman Tuhan dan inilah (pengertian akan firman Tuhan dan pekerjaan Allah Roh Kudus) yang akan mengubah hidup kita. Inilah bentuk wahyu khusus yang ada pada hidup kita sekarang.
Maka, dengan melihat apa yang sudah Allah kerjakan dalam hidup kita, apakah kita berani untuk tidak mengerjakan bagian kita yaitu mempelajari firman Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi? Beranikah kita masih bermain-main dengan Tuhan dengan jalan tidak mempelajari Firman-Nya? Beranikah kita membuang anugerah Allah dengan membuang atau menyia-nyiakan apa yang sudah Allah kerjakan bagi kita? Mari kita memohon anugerah Tuhan supaya kita boleh merespons Tuhan dengan benar. Kiranya apa yang sudah kita bahas ini boleh mendorong kita menjalankan apa yang Allah minta dari kita yaitu untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita. Mulai hari ini, biarlah kita boleh mempelajari firman Tuhan yang ada pada kita dengan sebaik-baiknya dan bukan menggantinya dengan hal-hal yang kata rasul Paulus adalah sampah. Soli Deo Gloria.
Aries Chandra Kencana
Pemuda FIRES
Referensi:
Frame, John M. Cornelius Van Til: An Analysis of His Thought, Presbyterian and Reformed Publishing Company, 1995, hlm. 123-124.
Ibid, hlm. 125.
Ibid, hlm. 125.