Meja Redaksi
Salam pembaca PILLAR yang setia,
Bulan lalu Indonesia dikagetkan dengan beberapa peristiwa berkaitan dengan terorisme. Artikel Epistemological Revival menguak bahwa alasan terdalam dari motivasi teroris bukanlah perihal kesulitan ekonomi atau pendidikan yang rendah, namun masalah utamanya adalah masalah epistemologi? Loh koq bisa? Silakan menyimak ulasannya.
Peristiwa terorisme ini juga menyentak kita akan betapa pentingnya kebangunan yang sejati terjadi di dalam bangsa kita. Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan konsep lima kebangunan, artikel Menggumulkan Lima Kebangunan: Kebangunan Doktrinal membahas kebangunan yang pertama dari kelimanya, sisanya akan dibahas di edisi-edisi mendatang.
Artikel Yakub, Sang Penikung yang Tertikung juga adalah artikel berseri yang menjelaskan tentang seorang yang terkenal penipu, perampas, dan pendosa yang tidak lebih baik dari seorang teroris, namun ada kebangunan yang diberikan kepadanya, sehingga kisah hidupnya tidak berakhir tragis seperti para teroris di Surabaya. Teror apakah yang lebih membahayakan daripada teror bom? Jangan-jangan kita secara tidak sadar sudah terteror oleh dua teror yang dibahas di dua artikel lepas: pragmatisme dan terbawa arus budaya duniawi. Apakah Anda sadar dan terbangun akan bahaya laten tersebut atau justru sedang pulas tertidur?
Juni 2018
1. Bersyukur untuk kondisi pandemi COVID-19 yang sudah makin melandai. Berdoa kiranya setiap orang Kristen mengambil kesempatan untuk dapat memberitakan Injil dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus terutama di dalam momen Jumat Agung dan Paskah di bulan ini. Bersyukur untuk ibadah fisik yang sudah dilaksanakan oleh banyak gereja dan bersyukur untuk kesempatan beribadah, bersekutu, dan saling menguatkan di dalam kehadiran fisik dari setiap jemaat.