Kuasa

Adakah orang yang melanggar peraturan lalu lintas, tertangkap oleh polisi lalu diampuni? Itu
adalah pernyataan yang sangat mengagetkan bukan? Polisi adalah alat negara untuk menjalankan
kekuasaan negara. Negara menetapkan hukum yang berlaku di wilayahnya dan semua orang yang
berada di dalam wilayah itu harus mutlak taat pada hukum, jika melanggar maka akan dikenakan
hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Semua orang tahu pasti di dalam hukum tidak ada
pengampunan. Is there forgiveness? There is fine.

Suatu otoritas dinyatakan memiliki kuasa jika ia dapat menerapkan kuasanya. Suatu peraturan
tidak berguna jika pelanggarnya tidak ditindak atas pelanggarannya. Secara umum, manusia ingin
menyatakan kuasanya, bahkan bayi akan terus menangis sampai ia digendong, tidak peduli keadaan
apa pun. Banyak cara digunakan untuk menerapkan kuasa, baik dengan pemaksaan, pemerasan,
perampasan, dan lain sebagainya. Kuasa dijalankan untuk menunjukkan siapa yang harus ditakuti,
untuk memperoleh apa pun yang diinginkan si penguasa. Itulah hati manusia.

Daud, sang raja, sangat mengerti topik kuasa dan penerapannya, tetapi ia mengatakan, “Jangan
percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila
harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. … kuasa dari Allah asalnya, dan dari
pada-Mu juga kasih setia … sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (Mazmur
62:11-12)

Tuhan bisa melakukan segala sesuatu yang Dia sudah janjikan dan Dia berkomitmen untuk
melakukannya bagi keselamatan dan kesejahteraan umat-Nya1. . Mengapa kita masih mencarinya
dengan usaha kita sendiri? Power belongs to God, don’t steal it. Lovingkindness is His, ask from Him if
you need it. Reward is from Him, don’t rob it.


1NASB Study Bible Commentary atas Psalm 62:11-12: Able to do all that He has promised; committed to His
people’s salvation and blessedness.