,

Show Me Your Glory

Pernah mendengar pernyataan di atas? Hal itu adalah permintaan Musa kepada Tuhan setelah peristiwa Lembu Emas. Musa menjadi mediator umat Israel dengan Allah memohon agar Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya yang tegar tengkuk itu. Bacalah sekali lagi Keluaran 33 untuk menyelidiki perihal permintaan Musa tadi.

Musa tidak terlalu tertarik dengan Tanah Perjanjian. Musa lebih peduli dengan jalan-jalan Tuhan dan terutama soal “kehadiran” (shekinah) Tuhan. Bahkan Musa berargumentasi dengan Tuhan bahwa yang membedakan umat Tuhan dan dirinya dari bangsa-bangsa lain adalah “kehadiran” Tuhan. Pengakuan Musa ini tentunya menyenangkan hati Tuhan, karena apakah yang lebih kita inginkan dari orang yang kita kasihi dan mengasihi kita selain dari kehadirannya? Kita ingin selalu bersama dengan orang yang kita kasihi dan tidak ingin melihat orang yang tidak kita sukai. Ketika Tuhan tidak hanya mengabulkan permintaan Musa, tetapi juga berkata bahwa Ia berkenan terhadap Musa, Musa malah makin berani meminta, bahkan mengajukan satu permintaan yang luar biasa menakutkan: perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu (show me Your glory).

Saya tidak akan melanjutkan mengajak kita menelusuri realisasi permintaan Musa tersebut, tetapi saya ingin mengajak kita untuk membandingkan permintaan Musa di atas dengan permintaan Salomo kepada Tuhan. Cobalah perhatikan baik-baik 1 Raja-raja 3. Salomo mendasarkan permohonannya pada iman Daud. Musa? Baik Musa maupun Salomo sama-sama harus menggembalakan umat Tuhan yang banyak itu. Bedanya pada era Musa, mereka baru saja keluar dari perbudakan dan tanah Mesir. Musa membawa umat Tuhan kepada era yang baru. Sedangkan pada zaman Salomo telah ada kedamaian dalam Kerajaan Israel yang telah bersatu. Salomo hanya perlu melanjutkan membangun di atas dasar yang telah dibangun ayahnya, Daud. Lalu mengapa Salomo meminta hikmat sedangkan Musa meminta kehadiran Tuhan bahkan pertunjukan kemuliaan Tuhan? Mengapa Salomo tidak meminta hati yang terus merindukan Tuhan seperti cetusan mazmur-mazmur ayahnya, Daud? Mengapa doa mereka berbeda sementara panggilan mereka tidak jauh berbeda, yaitu menggembalakan umat Tuhan yang tegar tengkuk? Sangat mencerahkan jika kita menggali lebih jauh pergumulan doa kedua tokoh Alkitab ini.

Doa kedua tokoh di atas mestinya membuat kita merenungkan kembali dengan sungguh-sungguh relasi kita dengan Tuhan, khususnya kehidupan doa kita. Apa sih yang menjadi permintaan paling mendasar yang kita inginkan dari-Nya?

Be thou my vision, O Lord of my heart;
Naught be all else to me, save that thou art –
Thou my best thought, by day or by night;
Waking or sleeping, thy presence my light.

Vik. Maya Sianturi Huang
Wakil Koordinator Bidang Pendidikan Sekolah Kristen Calvin