Renungan Mingguan Khusus Pillar Online
Banyak orang mengejar apa yang diinginkan hatinya, nama, kuasa, harta, dan sebagainya, berjerih lelah menggapai impian. Impian yang sementara seperti bunga di padang yang hari ini ada, tetapi besok tidak ada lagi, seperti yang dikatakan Alkitab. Sejak bayi sampai balita, remaja, dewasa, tua, yang menjadi pusat adalah “Saya”, saya mau ini, saya kepingin itu, saya harus punya ini, saya harus bisa itu. Supaya saya punya ini itu, supaya saya bisa ini itu, maka saya harus melakukan ini itu. Waktu berjalan terus, bertahun-tahun lewat, tetapi semua yang diperoleh tidak dapat dipertahankan selamanya, ada waktu pensiun, ada masa sakit, ada waktu berhenti bernafas dan semuanya harus dilepaskan. To live is about me, the world is for me. Itulah hidup kebanyakan orang, tidak bernilai kekal. Tapi manusia diciptakan dengan nilai kekekalan di dalam hatinya. Jadi bagaimana? Itulah frustasi hidup manusia, terimalah kenyataan yang sia-sia ini, nikmatilah apa yang bisa dinikmati selama hidup karena setelah itu habis. The end. Benarkah itu?
Alkitab mengatakan, tidak ada the end, manusia memiliki nilai kekekalan. Itulah yang menakutkan, apa yang terjadi di dalam kekekalan terhadap jiwa manusia? Itu ditentukan dari bagaimana kita hidup di waktu sekarang.
To live in not about you, the world is not for you! Manusia bukanlah pusat dari segala sesuatu, manusia hanyalah sesuatu dari segala sesuatu. Manusia bukan yang terutama. Tuhanlah yang terutama, Dialah yang ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Dia adalah HAKIM yang akan menentukan apa yang akan terjadi pada jiwa manusia di dalam kekekalan nanti. What will become of me then?
Orang yang paling bijaksana sepanjang masa di dunia mengatakan “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya.” (Pengkhotbah 12:13) It’s about God! Apakah hari ini aku mencari apa yang menyenangkan diriku atau aku mencari apa yang menyenangkan Allah?
What is life? It’s about God! It’s not about you!
September 2013
1 tanggapan.
1. Malik Darius Bambangan dari Purwokerto berkata pada 25 September 2013:
Hidup adalah apa yang Allah kehendaki, bukan apa yang kita manusia kehendaki. Terim kasih untuk buletin ini karena kembali lagi memberi teguran kepada saya untuk tetap fokus pada tujuan hidup yang semata-mata untuk memuliakan Tuhan dan bukan diri sendiri.
Silakan memberikan tanggapan, saran ataupun komentar di bawah.
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan ataupun mencabut komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah ataupun berisi kebencian.
1. Bersyukur untuk Bible Camp Nasional 2022 yang telah diadakan pada tanggal 20-23 Juni 2022. Bersyukur untuk anak-anak yang telah mengikuti BCN 2022 ini. Bersyukur untuk firman Tuhan yang telah diberitakan. Berdoa kiranya Roh Kudus memelihara iman dan komitmen dari setiap anak serta mengobarkan api penginjilan di dalam hati mereka sejak masa muda mereka.