Carilah Perkara di Atas

Secara naluriah, jiwa manusia ingin bergerak ke atas. Hampir semua orang ingin meningkat
secara status sosial, menjadi lebih terpandang. Hampir tidak ada yang tidak ingin berpindah
dari kelas bawah ke menengah dan dari menengah ke atas. Sebagian besar orang ingin naik
pangkat dan jabatan. Namun, surat Paulus kepada jemaat di Kolose mengingatkan kita bahwa
perpindahan dari bawah ke atas dari kacamata duniawi dapat juga berarti sebaliknya dari
sudut pandang surgawi.

Sampai saat ini, para ahli masih menduga-duga ajaran sesat apa yang memengaruhi jemaat
Kolose untuk melenceng dari Injil sejati. Dugaan terkuat adalah ajaran lokal di Kolose yang
dibawa oleh guru spiritual yang “pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat,
serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh
pikirannya yang duniawi” (2:18).[1] Guru ini mengajarkan mereka untuk melakukan ritual dan
hukum lain (di luar hukum Allah) yang dipercaya mempunyai kekuatan untuk melindungi
mereka dari roh jahat. Guru ini juga meninggikan dirinya sendiri (“membesar-besarkan diri”),
mungkin di atas para rasul dan utusannya. Kita bisa membayangkan status kerohanian yang
dijanjikan kepada orang-orang yang mengikuti ajarannya, “Ikuti guru ini, kerohanian kamu
akan naik kelas.”

Kepada jemaat yang mulai terbuai dengan ajaran yang seolah-olah tinggi tersebut, Paulus
membukakan tirai ilusi mereka bahwa, “Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh
hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada
gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi” (2:23). Ternyata dari sudut pandang
surgawi, ritual yang mereka jalankan adalah selera duniawi yang bukan membuat mereka
naik kelas, melainkan turun kelas. Ironisnya, makin mereka merasa naik kelas secara rohani,
makin mereka jauh dari Tuhan. Jemaat Kolose diingatkan akan identitas mereka yang lebih
istimewa sebagai orang-orang yang telah “dibangkitkan bersama dengan Kristus” dan bahwa
sudah saatnya mereka memikirkan “perkara yang di atas” yang sesungguhnya, yakni tempat
“Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah” (3:1-2). Jika mereka sungguh mau naik tingkat
secara rohani dan mendapatkan kemuliaan yang sejati, mereka harus meninggalkan guru-guru
palsu tersebut dan kembali kepada Kristus.

Orang yang memikirkan perkara di atas akan menunjukkan perubahan hidup sejati dengan
meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, bukan sekadar menempelkan
ritual-ritual tertentu. Segala sesuatu yang duniawi harus “dimatikan” karena mereka sudah
menjadi bagian dari kebangkitan Kristus. Mereka harus mengenakan, “belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran” dan saling mengampuni,
kemudian mengikat semua karakter itu dengan kasih (3:12-13). Itulah yang harus mereka
kejar dan lebih mulia daripada yang diajarkan oleh guru-guru palsu di Kolose.

Apakah yang selama ini kita anggap dapat membuat kita “naik kelas”? Apakah kita sudah
memikirkan perkara yang sungguh-sungguh di atas? Mari kita ukur dengan standar dan
perspektif yang diberikan oleh firman Tuhan dan menilai diri kita sendiri dengan jujur.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk bertumbuh dengan benar.

[1] Lihat penjelasan ESV Study Bible.