Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak
kita lihat. (Ibr. 11:1)
Cerita tentang orang yang buta sejak lahir di Yohanes 9 belum habis kita renungkan. Dia
adalah model lahiriah dari orang berdosa yang diselamatkan. Orang berdosa adalah seperti
orang buta yang tidak berdaya, yang hanya bisa mengharapkan dan menantikan pertolongan.
Orang berdosa juga tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri karena mereka tidak dapat
menyembuhkan diri mereka sendiri dari kebutaannya. Terang Kristus bagi mata rohani kita
adalah seperti cahaya di alam fisik yang memungkinkan mata kita untuk melihat. Namun,
selain tentang keselamatan, tentu ada aspek lain dari kehidupan rohani yang telah ditumbuhkan
di dalam cerita ini.
Pada saat itu, sebenarnya Tuhan Yesus bisa langsung membuat mata orang buta tersebut
melihat tanpa harus dibasuh terlebih dahulu di kolam Siloam. Akan tetapi, cara yang dipilih
ini nanti akan menjadi contoh bagi segala orang percaya bagaimana seharusnya melangkah
dalam kehidupan rohani kita.
Penting untuk kita perhatikan bahwa orang buta tersebut tidak menanyakan pertanyaan
rasional kepada Tuhan Yesus, seperti: “Bukankah lebih mudah bagi saya untuk ke kolam
Siloam kalau bisa melihat?” Orang buta itu menjalankan persis apa yang dikatakan
dalam Ibrani 11, yang kita pahami dalam slogan yang sangat terkenal: “Iman mendahului
penglihatan”. Orang buta tersebut mendapatkan penglihatannya setelah dia beriman kepada
Tuhan Yesus.
Satu hal lagi yang sangat jelas ditunjukkan dalam Yohanes 9 dan Ibrani 11, yang meskipun
tidak secara eksplisit dituliskan, adalah bahwa di antara iman dan penglihatan terdapat
ketaatan dan perbuatan. Dalam Yohanes 9, di antara iman dan penglihatan adalah pergumulan
orang buta tersebut mencari kolam Siloam. Terlalu panjang untuk disebutkan di sini apa
saja yang dilakukan oleh para pahlawan iman di dalam Ibrani 11 setelah mereka beriman
dan sebelum mereka melihat. Namun, ada kutipan yang mungkin dapat berfungsi sebagai
ringkasannya.
Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku
hendak menceritakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, dan Samuel dan para
nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran,
memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang
dahsyat. (ay. 32-34).
Apakah Anda termasuk orang Kristen yang sudah beriman dan sedang menunggu untuk
menyaksikan Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya dengan sepenuh-penuhnya? Masa
penungguan dan perantara antara iman dan penglihatan ini bukanlah masa yang vakum, tetapi
masa bagi perbuatan yang dilandaskan atas iman. Iman memungkinkan perbuatan yang besar,
great deeds. Apa saja perbuatan yang telah kita lakukan di atas iman kita? Apa yang akan
kita lihat nanti di dalam kekekalan yang merupakan buah dari perbuatan iman kita?