Sebuah drama Korea menceritakan tentang seorang pria yang kembali ke masa lalu dan
mengganti istrinya yang telah berubah menjadi “monster”. Namun kemudian dia sadar bahwa
dialah yang membuat istrinya menjadi “monster”. Ketika dia berhasil kembali ke masa lalu
untuk kedua kalinya, dia memilih untuk tidak menikah. Tetapi istrinya yang ikut kembali ke
masa lalu “ngotot” agar mereka tetap menikah. Akhirnya mereka menikah kembali dengan
versi yang lebih baik.
Ketika Musa lama berada di atas Gunung Sinai, bangsa Israel menjadi liar dengan
menyembah patung anak lembu emas. Tuhan hendak membinasakan mereka dan
menggantinya dengan Musa, Ia akan membuat Musa menjadi bangsa yang besar. Musa
memohon ampun bagi mereka bahkan rela menggantikan mereka menerima murka Tuhan.
Ketika Tuhan tidak mau lagi menyertai bangsa Israel dan berencana menggantinya dengan
seorang malaikat, Musa “ngotot” tidak mau. Tuhan mengatakan, “Aku sendiri hendak
membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu”, tetapi Musa mengatakan,
“Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari
sini” (Kel. 33:14-15). Akhirnya Tuhan menyuruh Musa kembali naik ke atas Gunung Sinai dan
Tuhan menulis kembali pada loh yang baru segala yang ditulis pada loh yang semula, yang
dihancurkan Musa. Ketika Musa sudah berlalu, Tuhan setia pada janji-Nya, dan melalui
Yosua, Ia membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian.
Pada hari Jumat Agung, kita mengingat drama kosmik dua ribu tahun yang lalu ketika
Allah mengutus Anak-Nya untuk menggantikan kita menerima murka-Nya atas dosa. Sejarah
menjadi saksi kematian-Nya, Alkitab mencatat ketika Tuhan Yesus berteriak, “Eli, Eli,
lama sabakhtani” (artinya Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?). Tiga
hari kemudian Tuhan Yesus bangkit dari kematian, yang kini kita sebut Hari Paskah.
Kebangkitan-Nya menjadi jaminan tidak ada lagi murka Allah bagi kita. Dosa kita telah
diampuni dan kita didamaikan dengan Allah. Tuhan memberikan kita hati yang baru, roh
yang baru, hati yang taat. Kita akan diam di negeri yang Tuhan janjikan kepada Abraham,
menjadi umat Tuhan dan Tuhan menjadi Allah kita (Yeh. 36:26-28). Kita telah menjadi
ciptaan baru, manusia baru, dan sesungguhnya yang lama telah berlalu.
Marilah kita hidup dengan versi yang lebih baik karena Tuhan Yesus telah menggantikan
kita menerima murka Allah Bapa atas dosa-dosa kita. Janganlah kita terus melakukan dosa
dan mendatangkan murka Allah kembali kepada kita. Tuhan adalah Allah kita, janganlah
menggantinya dengan “god of gold” seperti yang dilakukan bangsa Israel dahulu.