Siapa yang tidak menyukai cerita? Hidup itu sendiri adalah sebuah cerita yang dipenuhi oleh banyak cerita. Di antara sekian banyak cerita, cerita yang menjadi mitologi atau myth yang dianggap sebagai cerita utama, metanarasi. Mengapa? Karena mitologi atau mitos adalah cerita-cerita sakral. Mitologi bercerita tentang penciptaan dunia, kemunculan para dewa dan manusia pertama, petualangan para pahlawan, natur surga dan dunia orang mati serta akhir masa alias kiamat.
Pada kata pengantar buku terbitan DK seri Eyewitness Companions yang berjudul Mythology, Philip Wilkinson dan Neil Philip menuliskan demikian tentang mitologi,
Every human society has its mythology, a body of sacred stories about the gods and matters of cosmic significance, from the creation to what happens after death. People have been telling these stories for thousands of years, to help them make sense of the world and their lives.
Pernyataan di atas menunjukkan betapa pentingnya peran mitologi di dalam kehidupan manusia. Mitologi bersifat mengarahkan seluruh kebudayaan masyarakat yang memegang mitologi tersebut bahkan memaknai seluruh kehidupan masyarakatnya. Di dalam buku yang sama dipaparkan mitologi dari berbagai masyarakat yang ada di benua Eropa, Asia, Amerika, Afrika, dan Wilayah Kepulauan. Sayang, tidak ada catatan mengenai mitologi dari Indonesia.
Contoh mitologi yang biasanya diberikah oleh buku pelajaran sejarah SMA adalah cerita yang berkaitan dengan Mahabharata atau Ramayana, yang notabene berasal dari India. Tidak ada catatan mengenai mitologi asli Indonesia. Ada banyak legenda, dongeng, dan cerita rakyat, tetapi mitologi?
Harapan saya akan mitologi Indonesia terpenuhi saat Kompas mengangkat liputan mengenai I La Galigo. Indonesia akhirnya memiliki mitologi! Apa atau lebih tepatnya siapa itu I La Galigo? I La Galigo adalah nama tokoh di dalam Sureq Galigo (Manuskrip Galigo), sebuah epik puisi suku Bugis dari Sulawesi Selatan yang diperkirakan ditulis antara abad ke-13 sampai 15. Lebih panjang dari Mahabharata, kisah salah satu tokoh utamanya yaitu I La Galigo disebutkan dapat dibandingkan dengan petualangan Ulysses di dalam Odyssey karya Homer. Epik puisi ini menuturkan cerita tentang penciptaan Dunia Tengah dan enam generasi keturunan dewa. Petualangan yang liar dari karakter-karakter utamanya mengungkapkan tentang kosmologi dunia kuno Bugis yang sampai hari ini sesungguhnya masih hidup di dalam musik, tarian, kostum, arsitektur, dan ritual orang Bugis.
Kisah I La Galigo memang sangat menarik. Karena itu saya persilakan pembaca untuk menemukan sendiri ceritanya lewat bantuan mbah Google.
Bagaimana sampai I La Galigo muncul ke permukaan setelah lama tersembunyi? Robert Wilson seorang sutradara teater terkenal Amerika Serikat mementaskan epik ini antara tahun 2004-2008 di berbagai kota penting dunia seperti Amsterdam, Barcelona, Lyon, New York, Melbourne, Milan, dan Taipei. Kabar baiknya, epik ini akhirnya akan dipentaskan di daerah asalnya karena akan digelar di Benteng Fort Rotterdam, Makassar, pada tanggal 23-24 April 2011.
Okay, lalu apa kaitannya dengan iman Kristen kita? Sudah disinggung bahwa suatu mitologi sebagai metanarasi merupakan kisah sakral yang tidak hanya mengarahkan seluruh kebudayaan masyarakat yang memegangnya, namun juga memaknai seluruh kehidupan mereka. Bagaimana dengan metanarasi Alkitab? Apakah cerita agung Alkitab menjadi semacam mitos, mitologi, atau bahkan melampui semua itu dalam kehidupan kita? Silakan Anda merenungkannya kembali….
Ev. Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
Kepala SMAK Calvin