Di awal tahun biasanya orang-orang membuat resolusi. Beberapa yang paling umum dan
favorit adalah mencoba hal atau tantangan baru, bertamasya ke tempat baru, bergaya hidup
sehat atau bertekad menjadi lebih kurus, membaca buku, pindah kerja, dan sebagainya. Satu
hal kesamaannya adalah hampir semuanya berpusat kepada pengembangan diri sendiri atau
keuntungan pribadi.
Bagaimanakah kalau seorang yang beriman membuat awal yang baru? Mungkin kita perlu
melihat kehidupan bapa orang beriman sebagai panduan atau teladan yang kita bisa ikuti.
Perjalanan awal dari bapa orang beriman ditandai dengan sebuah tantangan dan sebuah janji
dari Tuhan. Tantangannya adalah sebuah perintah, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” Apa
yang bisa kita pelajari dari tantangan tersebut? Ini adalah sebuah tantangan untuk
membalikkan tendensi kita memegang erat-erat sesuatu yang kita miliki sekarang ini. Sesuatu
yang abnormal, karena hal yang normal adalah untuk terus menambah kepada apa yang sudah
ada sekarang, bukan untuk mengurangi. Di pasal sebelumnya kita melihat tendensi yang
digambarkan secara universal dilakukan oleh kaum di muka bumi, “Marilah kita berkumpul
dan mencari nama supaya kita jangan terserak.” Abraham harus belajar untuk melepaskan,
bahkan melepaskan sesuatu yang sangat-sangat penting dan sentral, negerinya, sanak saudara,
dan bahkan keluarga intinya.
Tuhan bukan hanya memberikan tantangan tetapi Ia juga memberikan janji kepada Abraham,
“Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyur; dan engkau akan menjadi berkat… olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat.” Abraham tidak perlu berusaha mencari nama bagi dirinya,
karena Tuhan yang akan memberikannya. Abraham yang tidak mempunyai keturunan,
dijanjikan menjadi bangsa yang besar. Namun puncak berkat yang dinyatakan di sini adalah
Abraham, bukan siapa-siapa saat itu, dijanjikan akan menjadi berkat bagi segala bangsa!
Lagi-lagi sebuah pembalikan dari tendensi kita yang terus meminta berkat bagi diri kita, kita
diajarkan untuk meminta dan bersedia menjadi berkat bagi orang banyak. Resolusi untuk
minta naik gaji, itu biasa, tetapi resolusi untuk memberikan persembahan atau diakonia lebih
besar lagi di tahun ini, orang-orang akan berkata, “Luar Biasa!!” Padahal itulah yang
seharusnya, itu yang biasa.
Mari di tahun yang baru ini kita bukan minta untuk makin bertambah, tetapi kita makin
berani melepas; bukan terus minta berkat, tetapi menjadi berkat!