Pada sesi penutupan retret guru Sekolah Kristen Calvin (SKC), Pdt. Ivan Kristiono menyinggung istilah pseudo-wisdom atau hikmat palsu. Sejak itu istilah pseudo sering bergema dalam benak saya. Apa arti pseudo? Istilah dari bahasa Yunani ini dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang salah, palsu, atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya (menipu). Lalu mengapa ada pseudo?
Manusia secara lahiriah menyukai kepalsuan. Apalagi di era media dan teknologi digital dewasa ini. Apa saja kalau perlu dipalsukan. Mulai dari hidung palsu, arloji, tas, dan berbagai barang bermerek lainnya dengan berbagai tingkat kelihaian memalsukannya (ada KW1 sampai entah KW berapa) hingga berita palsu (hoax). Tetapi istilah pseudo sebenarnya lebih tepat dilekatkan dengan konsep atau ide seperti ilmu palsu (pseudo-science), realitas palsu (pseudo-reality) sampai ilah palsu (Rm. 1:25). Luar biasa, bukan? Kita dapat menemukan segala jenis kepalsuan dalam hidup ini. Mulai dari barang, pengetahuan, sampai hikmat dan Tuhan.
Sekitar 3.000 tahun yang lalu, Salomo pernah berbicara mengenai hikmat sejati dan hikmat palsu. Tetapi jauh sebelum itu, Iblis, si ular tua lebih dulu menawarkan kepalsuan yang awal, akar dari segala kepalsuan, pada manusia pertama, Adam dan Hawa. Apakah kepalsuan yang paling dasar itu? Menyatakan yang benar sebagai yang salah! Hal pertama apa yang dipalsukannya? Pasti hanya satu kemungkinan yaitu firman Allah. Kenapa firman Allah? Karena itulah kebenaran dan satu-satunya kebenaran. Karena jika ada banyak kebenaran, tentulah si ular tua akan kebingungan untuk memalsukan hal yang mana untuk menipu Hawa. Hal ini sekaligus menunjukkan pula kemampuannya satu-satunya yaitu memalsukan. Sedangkan kemampuan manusia yang paling mendasar yaitu meniru tidak lagi dipakai untuk meniru yang benar tetapi yang salah. Itu sebabnya, firman Tuhan menuntut kita yang sudah menjadi mahakarya Allah di dalam Yesus Kristus, untuk meniru Tuhan (Ef. 5:1). Meniru Tuhan berarti mengikuti tiap perintah dan pimpinan-Nya, karena Dialah Tuan dan Raja satu-satunya atas hidup kita.
Dalam hidup Anda sebagai orang Kristen, apa yang menjadi pergumulan doa Saudara? Apakah spiritual discernment untuk membedakan yang sejati dengan yang palsu merupakan salah satu hal yang terus kita minta kepada Tuhan? Berdoalah juga untuk zaman ini, zaman di mana kita ada, supaya belajar mengenal Kebenaran! Soli Deo Gloria.
Ev. Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
Kepala SMAK Calvin