Pujian untuk Bendahara yang Tidak Jujur

Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk. 16:1-9) adalah salah satu
perumpamaan yang paling sulit dipahami. Ini berkisah tentang bendahara yang tidak jujur
yang memanfaatkan waktu yang sempit (sesudah dipecat) dengan kecerdikannya untuk keluar
dari permasalahan yang menimpanya. Pertanyaannya, mengapa Yesus memuji bendahara
yang tidak jujur itu?

Pertama-tama, apa yang bendahara itu lakukan dengan uang memang patut dipuji, bukan soal
menghamburkan uang tuannya, tetapi soal memanfaatkan uang untuk hal yang lebih tinggi.
Ada beberapa penjelasan tentang tindakannya mengambil kesempatan di dalam kesempitan
itu. Bisa jadi, yang dipotong oleh bendahara itu adalah komisinya sendiri. Atau, diskon yang
diberikan menyebabkan arus balik dana segar yang berlimpah bagi tuannya.[1]

Namun, tampaknya gabungan dari penjelasan itu adalah yang paling masuk akal. Di satu sisi,
tampaknya menurunkan seratus tempayan minyak ke lima puluh (turun 50%) terlalu besar
jika dianggap sebagai pemotongan komisi, meskipun mungkin saja penagih utang pada saat
itu bebas menaikkan jumlah utang yang ditagihkan untuk menarik laba besar dari selisih
(layaknya pemungut cukai saat itu). Di sisi lain, diskon 50% yang diberikan dari inisiatif
bendahara akan sangat merugikan tuannya dan tidak akan menyebabkan bendahara tersebut
dipuji. Namun, jika bendahara mengorbankan jatah untungnya dari utang yang tertagih,
pantaslah dia dipuji. Dengan demikian, penjelasan yang sangat mungkin adalah si bendahara
mengorbankan komisi yang menjadi jatahnya sekaligus menambahkan diskon lagi dan diskon
tersebut tidak merugikan tuannya karena hanya mengurangi keuntungan dari bunga yang
dibebankan.

Apakah yang terpuji dari perbuatan bendahara mengorbankan komisinya? Pertama, komisi
tersebut tidak akan dapat dia terima karena tidak ada tanda-tanda utang-utang tersebut sudah
jatuh tempo atau segera akan dibayarkan. Sebagai pegawai pecatan, dia tidak akan menerima
komisi tersebut. Kedua, dia memanfaatkan uang (mamon) yang sementara untuk membangun
hubungan baik di masa depan. Yang terpuji dari bendahara itu bukanlah ketidakjujurannya,
melainkan dia tahu membedakan apa yang sementara dan apa yang akan berlanjut terus.

Banyak pengikut Kristus yang menghidupi ilusi bahwa uang akan memberikan kebahagiaan
yang kekal sehingga menginvestasikan banyak waktunya untuk mengejarnya. Karena itu,
Yesus mengingatkan kita setelah memberikan perumpamaan di atas, “Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk. 16:13). Mamon sering kali menjebak
anak-anak Allah dengan licik, tetapi anak-anak Allah yang bisa balik “meliciki” mamon itu
dipuji oleh Yesus, “Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan
mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi,
kamu diterima di dalam kemah abadi” (Luk. 16:9). Jangan dikuasai oleh mamon, melainkan
perbudaklah mamon demi hubungan yang abadi dengan Allah dan sesama kita.

[1] Lihat komentar penyunting ESV Study Bible untuk bagian ini.