Rahasia yang Tidak Diketahui Para Profesor

Setelah mengecam kota-kota Israel yang menolak Injil-Nya, Yesus berdoa dan bersyukur
kepada Bapa-Nya bahwa semua rahasia kebenaran-Nya telah disembunyikan bagi “orang
bijak dan orang pandai”, tetapi dinyatakan kepada “orang kecil” (Mat. 11:25-30). Hal ini
memberikan perenungan penting bagi semua orang yang mempunyai kepentingan terhadap
pendidikan, pengetahuan, hikmat, dan kepandaian.

Apa yang dimaksud oleh Yesus dengan “orang bijak dan orang pandai”? Pada konteks saat
itu, hampir dapat dipastikan mereka adalah orang-orang yang menjadi guru dan ahli Taurat,
mereka yang telah menyelidiki dan menghafal tradisi dan tafsiran-tafsiran terhadap Kitab
Suci. Dalam konteks saat ini, mereka dapat berarti profesor theologi, cendekiawan, pakar,
atau pemikir di bidang lainnya yang diakui oleh lembaga ilmu resmi.

Siapakah “orang kecil” yang dikatakan oleh Yesus? Frasa “orang kecil” dipilih LAI
untuk menerjemahkan nepios, yang secara harfiah berarti anak-anak. Banyak Alkitab
bahasa Inggris menerjemahkannya dengan makna harfiah, yang tampaknya memang lebih akurat
karena “orang kecil” bisa juga berkonotasi orang-orang miskin, padahal di sini Yesus sedang
mengontraskan yang berpendidikan rendah dengan yang tinggi, bukan yang miskin dengan
yang kaya.

Yesus bersyukur bahwa Allah Bapa telah memutuskan untuk menyatakan rahasia
kebenaran-Nya bagi—dalam konteks jenjang pendidikan sekarang—anak-anak TK dan
merahasiakannya dari para profesor. Rahasia apa? Rahasia keluarga Allah yang hanya
diketahui oleh Anak dan orang-orang yang dipilih untuk membagikan rahasia itu.

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak
dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. (Mat. 11:27)

Apakah isi rahasia itu? Rahasia itu ada pada undangan-Nya bagi orang yang letih lesu
dan berbeban berat. Dengan datang belajar kepada-Nya, meniru kelemahlembutan dan
kerendahan hati-Nya, beban mereka akan diganti dengan kuk yang ringan.

Namun, bukankah Yesus sudah memperingatkan murid-murid-Nya bahwa jalan mengikuti-Nya
tidak mudah, bahwa mereka akan mengalami banyak kesulitan, kesusahan, dan penganiayaan?
Rahasia itulah yang tidak dapat dicerna oleh orang-orang “pandai dan bijaksana”:
dengan menyangkal diri, berkorban, membayar harga, memikul salib, dan mengikut Yesus
bahkan sampai menyerahkan nyawa bagi-Nya, seseorang akan mendapatkan kelegaan dan
beban hidupnya akan terangkat. Diperlukan hati yang rendah dan lemah lembut seperti
anak-anak untuk dapat menerima kebenaran ini.

Kiranya Roh Kudus terus menyucikan hati kita agar kita dapat memahami rahasia kebenaran
ini.