,

Rekreasi Mental

Mayoritas warga negara Indonesia menaruh pengharapan bahwa pemerintahan Presiden
Jokowi dapat menghadirkan era yang baru di Indonesia. Jokowi, sebelum menjadi presiden,
menyadari bahwa perubahan tidak bisa hanya bergantung kepada program pemerintah, tetapi
juga oleh warga yang mempunyai mentalitas baru. Maka dari itu, beliau mengusung slogan
“revolusi mental” untuk menyongsong era baru. Pemerintah tidak bisa menjadi agen
perubahan seorang diri. Ia harus didukung oleh rakyat yang sudah berubah. Namun,
perubahan manusia tampaknya tidak dapat terjadi hanya dengan memperbanyak ceramah dan
artikel tentang revolusi mental.

Di dalam Alkitab dikisahkan bahwa Allah ingin memakai anak-anak- Nya untuk menjadi agen
perubahan bagi dunia yang berdosa ini. Setelah Adam jatuh dalam dosa, seluruh dunia dan
makhluk terkena imbasnya. Allah tidak membiarkan dunia ini hancur, tetapi menjanjikan
keselamatan. Keselamatan bagi bangsa-bangsa akan datang melalui keturunan Abraham.
Keturunannya akan sebanyak pasir dan bintang, dan akan mendatangkan berkat bagi seluruh
bangsa.

Namun, seperti yang kita ketahui, keturunan Abraham yang membentuk sebuah negara di
tanah Kanaan tidak berhasil menjalankan tugas itu. Taurat yang diberikan sebelum mereka
masuk ke dalam Tanah Perjanjian itu, tidak membuat mereka hidup suci tetapi malah dosa
bekerja lebih hebat dengan adanya Taurat. Bangsa Israel tidak dapat taat kepada Taurat itu.
Mengapa? Karena mereka masih hidup di dalam dosa. Mereka ada di dalam Adam. Taurat
yang suci saja tidak dapat merevolusi mental manusia, bagaimana mungkin ceramah dan
artikel dapat melakukannya?

Pengetahuan tidak dapat mengubah manusia secara radikal karena permasalahan manusia
bukanlah kebodohan tetapi hati yang berdosa. Gambaran yang lebih tepat bukanlah manusia
yang bodoh dan perlu dicerdaskan tetapi seorang mati rohani yang perlu dihidupkan. Jika
seseorang menderita sakit jantung kronis, yang dapat menolongnya adalah operasi cangkok
jantung, bukan membaca buku tentang jantung. Namun, jika para dokter jantung dapat
menggantikan jantung manusia dengan yang lebih sehat, mereka tidak dapat melakukan
operasi pergantian hati manusia. Satu-satunya yang dapat melakukan transplantasi hati,
mengganti hati yang penuh kebusukan dengan hati yang baru, adalah Tuhan Allah sendiri,
seperti yang tertulis dalam Yehezkiel 36:26, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Baru dengan hati yang baru itu kita dapat menaati
Taurat.

Di dalam Surat Roma, perubahan total itu terjadi ketika manusia lama kita dimatikan di
dalam kematian Kristus, dan kita mendapatkan hidup yang baru di dalam kebangkitan Kristus
(Rm. 6). Manusia berdosa harus dibaptiskan di dalam kematian Kristus. Hanya dengan
demikian, kita dapat menanggalkan kehidupan berdosa kita, disucikan, dan diberikan hidup
yang baru.

Manusia-manusia baru inilah yang akan menjadi utusan Allah ke tengah-tengah dunia untuk
menjadi agen perubahan. Orang Kristen harus menyadari tugas yang penting dan mulia ini,
karena hanya mereka yang sudah diciptakan baru dapat mempunyai jiwa yang baru. Tuhan
mere-kreasi mental melalui hati dan manusia yang baru hanya di dalam Kristus.