,

Siklus

Setahun berlalu demikian cepat, seperti sebuah kibasan tangan. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan tahun berganti tahun, terus berjalan, seperti sebuah siklus yang tak berhenti. Benarkah?

Menjelang malam Tahun Baru, banyak orang merayakan siklus perputaran bumi mengelilingi matahari ini dengan perayaan istimewa. Mereka seolah-olah mencoba melepaskan diri dari rutinitas siklus kehidupan yang terus berjalan. Seperti ingin lepas dari siklus kekangan kehidupan.

Seluruh peradaban manusia telah melihat matahari terbit matahari tenggelam. Anak manusia melihat musim-musim silih berganti. Realitas yang disuguhkan semesta ini membuat mereka berpikir bahwa kehidupan adalah sebuah siklus yang berputar. Suatu reinkarnasi.

Sejarah Tiongkok memercayai siklus pergantian dinasti (dynastic cycle). Dinasti baru yang muncul dengan klaim mandat surgawinya berjuang mengusahakan kesejahteraan rakyat. Setelah mencapai kejayaan, maka kemunduran akan tiba, ditandai dengan berbagai macam problem yang rumit. Dinasti penguasa mungkin telah kehilangan mandat surgawi. Dinasti tersebut akhirnya diruntuhkan oleh dinasti baru yang – seperti dinasti lama – mengusung mandat surgawi untuk membawa kedamaian dan keadilan. Dan seterusnya.

Sejarawan Toynbee pun melihat pola yang serupa dalam perubahan sosial. Sebuah peradaban atau kekaisaran muncul, berjaya, bermasalah, lalu tenggelam dalam sejarah. Kisahnya selalu seperti itu. Lalu apa kaitannya dengan Tahun Baru dan perayaannya? Lalu mengapa gereja merayakan Tahun Baru dengan melakukan ibadah khusus, jika itu adalah siklus waktu yang sama?

Pengkhotbah berkata bahwa tidak ada yang baru di bawah matahari. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yag dapat dikatakan baru di bawah matahari (Pkh. 1:9). Percayakah Anda?

Kata kunci dari kalimat Pengkhotbah mungkin yang paling mendasar ada pada istilah ‘di bawah matahari’. Silakan kontraskan dengan istilah ‘di atas matahari’. Yang baru memang datang dari atas matahari, bukan dari bawah matahari. Nabi Yeremia menuliskan dalam kitab Ratapan, “kasih setia Tuhan selalu baru tiap pagi”. Menarik, kasih setia Tuhan tidak berkesudahan dan tidak habis-habisnya, namun selalu baru tiap pagi. Bagi manusia, yang baru tidak berasal dari sesuatu yang sudah ada. Kesegaran dibawa oleh sesuatu yang baru, tidak berasal dari sesuatu yang sudah ada, demikian kepercayaan siklus produk dan emosi manusia. Maka selalu dilakukan berbagai usaha untuk membarui apa yang sudah ada meski hanya bertahan untuk beberapa saat saja.

Kasih setia Tuhan berbeda. Selalu ada. Tidak berkesudahan. Namun selalu sanggup membarui dan memberi kesegaran. Kasih setia Tuhan yang baru setiap pagi itulah yang membuat setiap pagi akan selalu berbeda dengan pagi mana pun yang pernah ada. Bagaimana dengan pagi Anda hari ini? Bahkan, bagaimana dengan 365 pagi Anda yang sudah berlalu di tahun 2013? Lalu, bagaimana dengan setiap pagi yang akan Anda jalani di tahun 2014? Apakah Anda akan menemukan suatu kesegaran baru dalam menjalani seluruh hidup iman Kristen Anda? Atau hanya akan terhanyut tak berdaya dalam pusaran siklus waktu? Selamat Tahun Baru 2014.

Ev. Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
Kepala SMAK Calvin