The Beast in Me

Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya dua sisi dalam hidup manusia: rohani
dan jasmani, akal budi dan emosi, the rider and the elephant (analogi dari Jonathan
Haidt), bahkan diri dan monster yang tersembunyi. Dengan akal budi (the rider) kita
menganalisis dan berasio, tetapi dengan emosi (the elephant) kita bergerak sesuai naluri
kita. Bahkan seorang beauty di siang hari bisa jadi seorang beast di malam hari.

Manusia bergumul untuk menyembuhkan diri dari penyakit moral (sick people), tetapi
rasul Paulus mengatakan pergumulan manusia adalah dengan dosa (sinners). “Aku, manusia
celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? … Jadi dengan akal budiku
aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa” (Rm.
7:24). Paulus memulai pembahasannya dengan mengatakan bahwa hukum berkuasa atas
orang-orang yang berada di dalam wilayah yurisdiksinya (warga negaranya). Hukum
berkuasa atas orang-orang yang masih hidup, bukan terhadap orang-orang yang sudah mati.
Seorang wanita yang sudah menikah terikat kepada suaminya selama suaminya masih hidup.
Jika ia berhubungan dengan pria lain maka ia berzinah. Tetapi jika suaminya sudah mati,
maka ia bebas berhubungan dengan siapa pun dan tidak berzinah.

Hukum Taurat berlaku atas semua manusia (note: yang bernapas) dan melaluinya kita
semua mengetahui apa itu dosa. Keberdosaan kita mendatangkan hukuman mati, dan tidak ada
seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya ataupun menyelamatkan orang lain. Hanya
satu pribadi yang dapat menyelamatkan, yaitu Yesus Kristus. Dia adalah Anak Allah yang
berinkarnasi menjadi manusia untuk menggantikan kita, menerima hukuman kematian kita.
Dengan demikian kita (note: yang beriman) ikut mati di dalam kematian-Nya di kayu
salib. Tetapi rencana Allah dari semula adalah membangkitkan-Nya dari antara orang mati.
Dengan demikian kita dibangkitkan menjadi warga negara Kerajaan Allah. Kita dibebaskan dari
hukum perbuatan moral dan diikatkan pada hukum anugerah Allah. Kita sudah mati terhadap
“suami kita yang lama” untuk hidup dengan “suami kita yang baru”. The beast is not tamed
but put to death
. Roh Kristus telah diberikan kepada kita saat kita menerima Yesus Kristus
sebagai Juruselamat kita pribadi. The Holy Spirit directs the rider and motivates the elephant
and shapes the path of Christians.
[1]

Roma 8:5-6 mengatakan dahulu kita hidup di dalam daging, memikirkan hal-hal yang dari
daging, dan keinginan daging adalah maut. Tetapi sekarang, kita hidup di dalam Roh,
memikirkan hal-hal yang dari Roh, dan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Marilah kita menjalani path yang mulia ini!

[1] Di dalam buku Switch: How to Change Things When Change Is Hard, Dan Heath and Chip
Heath mengatakan bahwa perubahan dapat dilakukan dengan cara directing the Rider, motivating
the Elephant, and shaping the Path.