Judul : Allah Tritunggal
Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Momentum
Tebal: 109 halaman
Cetakan : Kesembilan, November 2006
Tentulah istilah yang terdapat pada judul buku di atas tidak asing lagi bagi kita orang-orang Reformed yang sangat akrab membicarakan tentang Allah kita yang memiliki tiga pribadi dalam satu substansi. Akan tetapi pengertian seperti ini sangat sulit diterima oleh orang non-Kristen karena sepertinya nggak masuk akal. Apakah ini berarti Allah Tritunggal hanya ‘menjadi’ benar ketika dibicarakan dalam gereja? Bagaimana kita dapat meyakinkan teman kita yang mungkin kesulitan menerima fakta ini ketika kita mencoba berbagi kesaksian Injil dengan mereka? Sebelum kita mencoba membagikan fakta tentang Allah Tritunggal ini, kita pun harus melihat ke dalam diri kita, apakah kita sudah sungguh-sungguh mengimani arti Tritunggal yang sesuai dengan Alkitab.
Buku Allah Tritunggal ini dengan detail memaparkan penjelasan tentang doktrin yang kerap kali ditolak atau disalah mengerti oleh beberapa denominasi Kekristenan. Pada bagian pendahuluan, Pdt. Dr. Stephen Tong mengingatkan kalau konsep ini bukan semata-mata hasil dari pemikiran manusia yang terbatas, tetapi ini adalah suatu konsep yang tidak dapat dihindari oleh manusia karena Allah telah menyatakan Diri kepada manusia.
Sebelum penjelasan mengenai doktrin ini dipaparkan lebih mendalam, Pdt. Dr. Stephen Tong membahas secara singkat alasan mengapa kita perlu mengerti theologi, yaitu supaya kita mendapatkan pengenalan akan Allah yang sejati dan melalui ini kita berkeinginan untuk semakin memuliakan Dia yang akan membuat kita lebih giat bersaksi tentang Dia. Beliau juga tidak melupakan fakta bahwa ada kesulitan yang akan kita temui dalam pembelajaran mengenai Allah Tritunggal. Pdt. Dr. Stephen Tong mengistilahkan Doktrin Allah ini sebagai sesuatu yang “supra-rasional”, yang tentu saja sulit diterima dan dimengerti oleh rasio. Walaupun demikian, kita harus menganut sikap yang terbuka karena dengan terbuka di hadapan Tuhan, barulah kita dapat memandang segala sesuatu dengan tepat, karena kita melihat segala sesuatu melalui mata Tuhan.
Bab pertama memberikan suatu penjelasan yang bersifat fondasi karena menekankan tentang pengenalan akan Allah. Ini mencakup konsep Tritunggal yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama. Istilah Tritunggal sendiri memang tidak pernah muncul dalam seluruh Alkitab. Namun secara totalitas, seluruh isi Alkitab memberikan kita sebuah konsep yang jelas mengenai Allah yang memiliki tiga pribadi. Kesulitan yang dihadapi orang-orang untuk mengerti Tritunggal telah membuahkan beberapa analogi yang berusaha untuk membuat manusia lebih mengerti. Sayangnya analogi-analogi tersebut pun memiliki banyak kekurangan dan tidak bisa secara keseluruhan mencakup Tritunggal itu sendiri. Hal ini membuat kita sadar bahwa Allah memang tidak terbatas sehingga tidak mungkin dijelaskan dengan analogi buatan manusia yang sangat amat terbatas.
Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan dengan memaparkan secara lebih mendalam tentang Doktrin Tritunggal berdasarkan ayat-ayat Alkitab. Pada Abad Pertengahan terdapat dua pandangan yang salah mengenai Tritunggal. Di satu sisi ada yang menganggap ada tiga allah; dan di sisi lain ada yang mengangap allah hanya satu namun bisa hadir dalam tiga keadaan yang berbeda. Tetapi Alkitab dengan jelas menekankan fakta mengenai Allah yang Esa seperti yang tertulis dalam Ulangan 6:4-5 bahwa: “TUHAN itu Allah Yang Esa”. Akan tetapi doktrin ini disampaikan secara bertahap (progressive revelation) di mana pada awalnya Allah menyatakan hal-hal yang sangat mendasar mengenai Dia, yaitu Dia adalah Allah satu-satunya, dan kemudian wahyu ini menjadi semakin jelas mengatakan bahwa Allah memiliki tiga pribadi. Penyataan Allah secara bertahap ini bertujuan agar manusia tidak jatuh ke dalam pengertian yang salah yakni politheisme. Allah ingin agar manusia mengerti dengan benar konsep yang sangat mendasar mengenai kepercayaan akan satu Allah yang memiliki tiga pribadi dalam esensi yang Esa itu.
Penekanan kembali diberikan untuk menjelaskan Kristus sebagai oknum kedua Tritunggal yang juga adalah Allah. Hal ini sangat jelas tertulis dalam Alkitab melalui nubuat-nubuat yang ada di Perjanjian Lama khususnya yang berbicara mengenai kelahiran Kristus, seperti yang tertulis dalam Yesaya 9:6. Berbagai sebutan agung diberikan kepada bayi Kristus dan Dia layak menerimanya karena Dia memang adalah Allah itu sendiri. Pdt. Dr. Stephen Tong juga kembali menegaskan mengenai Roh Kudus yang juga adalah Allah, oknum ketiga. Roh Kudus bukan semata-mata kuasa atau prinsip yang tidak berpribadi. Roh Kudus adalah satu Pribadi. Alkitab dengan tegas memberi tahu kita bahwa Roh Kudus adalah kebenaran, Roh Kudus memiliki emosi, kemauan, kebebasan, dan ketetapan.
Di akhir buku ini, Pdt. Dr. Stephen Tong kembali mendorong kita untuk bersyukur karena Allah Tritunggal yang kita percayai adalah Allah yang Kasih. Sebelum dunia dijadikan pun, relasi mengasihi sudah terjalin antara ketiga Pribadi itu, dan dengan demikian kasih Allah memang kekal adanya. Apakah kita, yang sudah dikasihi sedemikian besar, sudah mengasihi Dia dengan segenap hati kita, jiwa kita, akal budi kita, dan kekuatan kita? Biarlah buku ini mendorong kita untuk semakin memuliakan Allah Tritunggal.
Amadea Sitorus
Remaja GRII Singapura