Judul: Kerajaan Allah, Gereja & Pelayanan
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Momentum
Tebal: 119 halaman
Cetakan: 2, Oktober 2007
Bagaimanakah pengertian kita tentang “Kerajaan Allah”? Apa arti Gereja yang sebenarnya? Apakah Gereja hanya merupakan suatu bangunan yang kelihatan dan bagaimana pelayanan gerejawi yang benar di hadapan Tuhan?
Buku ini mencakup 3 tema besar, yaitu: “Kerajaan Allah”, “Gereja”, dan “Pelayanan”, dan membahas prinsip penting dari setiap tema, dan kemudian menghubungkan antara satu tema dengan lainnya secara teliti dan mudah dimengerti. Dimulai dengan bagian pertama yang membahas Signifikansi Kerajaan Allah. Berita tentang kerajaan Allah dimulai dari Yohanes Pembaptis yang berseru di padang belantara dan kemudian pada awal pelayanan Tuhan Yesus di Galilea yang berseru, “Bertobatlah, sebab kerajaan Allah sudah dekat” (Mat. 4:17). Kerajaan Allah merupakan tema yang paling sering diberitakan dan ditekankan oleh Yesus Kristus. Namun demikian, para murid tetap tidak mengerti tentang kerajaan Allah hingga sebelum Yesus naik ke sorga, para murid masih bertanya, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”
Pdt. Stephen Tong menjelaskan bahwa kerajaan Allah harus dimengerti sebagai di mana Allah itu Raja adanya. Dalam hal ini Allah mempunyai 4 peranan penting yaitu sebagai (1) Pencipta Alam, (2) Pemerintah Semesta, (3) Pemberi Berkat, dan (4) Penghakim seluruh bumi (hlm. 15).
Yesus berseru, “Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” tetapi pada bagian yang lain kita menemukan Yesus juga mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah mereka dan Kerajaan Allah ada di dalam hati mereka. Kalau begitu Kerajaan Allah sudah ada, mengapa dikatakan sudah dekat? Kalau sudah datang, kapan momen kedatangan-Nya? Mengapa kita diajarkan berdoa, “Datanglah Kerajaan-Mu…” yang seakan-akan belum datang sehingga kita mengundang supaya kerajaan Allah itu datang (hlm. 41–42). Ini adalah suatu paradoks yang susah dimengerti.
Pada bagian kedua, Pdt. Stephen Tong memaparkan mengenai “Gereja” secara mendetail dengan mengikuti Reformator John Calvin yang memperkenalkan dua macam gereja, yaitu: gereja yang kelihatan (visible church) dan Gereja yang tidak kelihatan (invisible Church). Gereja yang kelihatan di dalamnya terdapat Gereja yang tidak kelihatan yaitu orang yang percaya sungguh-sungguh dan menjadi milik Kristus.
Jadi, Gereja adalah seperti yang tercantum di dalam I Petrus 1:2 “Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya”. Gereja merupakan karya Allah Tritunggal dengan Allah Bapa memilih orang-orang pilihan sesuai dengan rencana-Nya, kemudian Roh Kudus menguduskan mereka sehingga mereka bisa taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya (hlm. 34-35).
Jadi apa hubungannya Kerajaan Allah dengan Gereja? Apakah Kerajaan Allah sudah datang saat ini? Atau Kerajaan Allah sudah dekat tapi belum datang? Apa yang dimaksudkan Yesus ketika mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah mereka dan kerajaan Allah ada di hati mereka? Jawabannya adalah Sudah dan Belum (Already and Not Yet). Kerajaan Allah secara status sudah ada tetapi wujud konkritnya belum ada secara sempurna. Secara status, dengan adanya orang yang berada di dalam Kerajaan Allah (orang yang dipilih), maka Kerajaan Allah sudah terjadi, tetapi keberadaan Kerajaan Allah secara konkrit dan penuh sempurna masih belum terjadi. Itu sebabnya di setiap zaman kita masih melihat warga Kerajaan Allah terus bertambah. Jadi kita diperhitungkan sebagai warga Kerajaan Allah, sementara kita tetap menantikan hadirnya Kerajaan Allah secara sempurna. Jadi Kerajaan Allah ada di atas bumi ini mencakup segala suku, kaum, bangsa, dan warna kulit. Di mana ada orang pilihan (gereja), di situ ada kehadiran Kerajaan Allah karena orang pilihan adalah warga Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah dan rencana Allah yang bersifat kekal dinyatakan Allah kepada manusia; dan dilaksanakan dalam proses dinamika sejarah; dan dalam perwujudannya kita melihat 3 tahap pekerjaan Allah untuk menggenapkan rencana Kerajaan Allah di dunia ini.
Tahap Pertama: Allah memilih bangsa Israel. Bangsa Israel bukan Kerajaan Allah tetapi hanya merupakan Lambang dari Kerajaan Allah karena memberikan 3 makna penting, yaitu: (1) Monotheisme yaitu Allah yang Esa, (2) Pengorbanan darah, yaitu: imam yang membawa persembahan korban sebagai perdamaian antara manusia dan Tuhan Allah, (3) Theokrasi yaitu Pemerintah Tuhan sendiri (hlm. 43).
Tahap Kedua: Melalui Inkarnasi Kristus yang merupakan awal dari Kerajaan Allah tiba di dunia ini. Yang sebelumnya Israel hanya merupakan lambang Kerajaan Allah, kemudian di dalam Perjanjian Baru semuanya digenapi di dalam inkarnasi Kristus yang akhirnya menjadi korban darah di atas kayu salib yang memperdamaikan manusia dengan Allah.
Tahap Ketiga: Kenyataan dari Kerajaan Allah di dunia ini adalah Gereja. Gereja menyimpan dan mengandung rahasia Kerajaan Allah. Gereja bukan organisasi atau administrasi. Gereja adalah tubuh Kristus. Gereja adalah saksi Kristus di dunia ini di tengah-tengah orang berdosa. Gereja menyimpan rahasia Kerajaan Allah karena di situlah satu-satunya tempat dimana terkandung semua orang yang menjalankan kehendak Allah dan taat kepada Kerajaan Allah. Kita harus menyadari bahwa orang Kristen adalah orang yang taat kepada pemerintahan Kerajaan Allah dan tunduk pada kedaulatan Allah. Orang-orang ini mempunyai visi dan tujuan hidup untuk mempermuliakan Allah. Maka di dalam diri orang Kristen tersimpan rahasia Kerajaan Allah (hlm. 56).
Lalu kita yang sudah ditebus ke dalam Gereja yang sejati, anggota Kerajaan Allah yang benar, apakah yang harus kita lakukan? Tentu kita harus melayani Dia dengan sungguh-sungguh, dengan rasa takut, dengan hormat, dan menuruti semua kehendak-Nya. Dalam Matius 18:3 Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Jika demikian, mengapa orang percaya harus menjadi seperti anak-anak? Di sini ada beberapa hal yang penting: anak-anak itu polos dan tulus. Inilah syarat penting dalam pelayanan. Bahwa hidup kita harus sungguh-sungguh, tidak munafik, harus polos dan tulus. Kita harus tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. Jadi orang Kristen harus baik dan pandai. Selain tulus dan cerdik, setiap orang Kristen yang melayani Tuhan juga harus berwawasan Kerajaan Allah. Artinya orang Kristen sejati akan melihat bahwa Kerajaan Allah lebih dari semua denominasi gereja. Orang Kristen sejati tidak hanya melayani denominasinya sendiri, tetapi juga peduli dengan seluruh pekerjaan Allah secara global. Gereja kita yang berdenominasi hanya merupakan salah satu pos penginjilan dari Kerajaan Allah yang besar dan universal. Jadi, jika kita hanya melayani satu denominasi dan tidak memikirkan seluruh Kerajaan Allah, maka kita tidak melayani Kerajaan Allah.
Pdt. Stephen Tong kemudian menjelaskan bahwa pelayanan gerejawi meliputi tiga lapisan, yaitu: (1) Jabatan gerejawi yang langsung dipilih oleh Tuhan: jabatan rasul, nabi, pemberita Injil, gembala, dan pengajar (Ef. 4:11), (2) Jabatan-jabatan yang dipilih dari jemaat: penatua dan diaken. Jadi penatua dan diaken secara ordo tidak lebih besar daripada pendeta, penginjil, dan pengajar. Lapisan kedua ini tidak lebih penting dari lapisan pertama (hlm. 87), (3) Pelayanan dari semua anggota yang tidak perlu dipilih oleh siapapun. Setiap orang Kristen boleh melayani karena ia sudah diselamatkan. Kita diberikan bakat untuk melayani, oleh karena itu kita harus menemukan bakat yang Tuhan berikan supaya kita bisa melayani dengan baik dan dengan setia.
Sudahkah kita sebagai warga Gereja mengerti identitas, posisi, dan pelayanan kita di dalam Kerajaan Allah? Soli Deo Gloria.
Sugiarto Tan
Pemuda GRII Singapura