Di dalam artikel sebelumnya, kita sudah membahas beberapa lagu dari bagian pertama Oratorio Messiah. Secara umum, bagian pertama ini menceritakan kisah kedatangan Kristus mulai dari nubuat Nabi Yesaya mengenai kelahiran Sang Juruselamat, diikuti dengan nubuat akan kelahiran Yesus, lalu mengenai pemberitahuan akan kelahiran ini kepada gembala di luar Betlehem. Berita ini merupakan sebuah berita sukacita bagi umat-Nya yang terus menantikan kedatangan-Nya. Apalagi di tengah masa kegelapan yang penuh dengan masalah dan kesulitan, seolah tidak ada lagi pengharapan. Namun, berita kedatangan Sang Juruselamat ini menjadi penghiburan yang besar. Kontras kesulitan pada masa kegelapan dan harapan atau penghiburan dari berita akan lahirnya Sang Mesias, kita sudah membahasnya dalam artikel sebelumnya. Kita sudah mengulas dua lagu pertama dari bagian pertama Oratorio Messiah ini. Di dalam lagu pembuka (Sinfony), Handel membuka oratorio ini dengan style French Overture.
Sebuah style yang biasa digunakan untuk menggambarkan penyambutan atas kehadiran seorang raja. Namun di sisi lain, nuansa mencekam pun menjadi salah satu latar belakang dari musik pembuka ini. Seolah hal ini menggambarkan bahwa Sang Juruselamat lahir di dalam kondisi yang sulit dan penuh keputusasaan. Bagian ini dijawab oleh sebuah aria di lagu berikutnya. Dengan nuansa musik yang mengalun dan memberikan penghiburan, lagu kedua (Comfort Ye) menjawab kegelisahan yang ada di lagu pertama. Penghiburan yang diberikan adalah penghiburan dari kehadiran seorang pribadi yang penting, yaitu Mesias. Kehadiran ini digambarkan dengan sebuah accompanied recitative yang menyertai aria tersebut.
Gaya bernyanyi recitative tersebut seolah memberikan penekanan atau sebuah deklarasi akan nubuat mengenai kedatangan Sang Mesias dan kita harus bersiap untuk menyambut kehadiran-Nya yang akan memimpin kita kepada Allah. Karya ini pun dilanjutkan dengan sebuah aria yang menjelaskan efek dari kehadiran dari Sang Mesias ini.
3. Aria: Every valley shall be exalted (Tenor)
Every valley shall be exalted, and every mountain and hill shall be made low: and the crooked shall be made straight, and the rough places plain. (Isa. 40:4)
Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran. (Yes. 40:4)
Aria ini menyatakan apa yang akan terjadi ketika Mesias sudah datang. Ketika Tuhan datang, seluruh dunia harus mempersiapkan jalan raya bagi Tuhan. Gunung-gunung yang tinggi akan diratakan dan lembah yang dalam akan ditinggikan untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan ke dalam dunia. Pesan ini beresonansi dengan Lukas 1:52, yaitu Magnificat dari Maria yang berisi, “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah.”
Bagi bangsa Israel pada waktu itu, bagian ini adalah sebuah pesan penghiburan dan harapan bagi mereka, karena Allah akan memimpin mereka keluar dari pembuangan di Babilonia, pulang ke kampung halaman mereka. Sama dengan konteks kita pada saat ini, bagian ini menjadi sebuah pesan bagi semua orang bahwa kedatangan Mesias akan memberikan dampak bagi dunia ini. Semua orang yang berbeban berat, depresi, atau dihantui oleh perasaan bersalah karena dosa, mereka harus bersukacita karena mereka akan diangkat dan memperoleh penghiburan.
Sedangkan yang menganggap diri terlalu tinggi, bermegah dalam kebenarannya sendiri, mereka harus merendahkan hati mereka, kalau tidak, segala kesombongan mereka akan direndahkan. Oleh karena itu, berita yang disampaikan dalam teks ini adalah berita yang memberikan harapan bagi manusia terutama yang hidup dibelenggu oleh dosa.
Di dalam menggambarkan pesan ini, Handel menggunakan teknik word atau tone painting di dalam aria ini. Kita dapat dengan jelas melihat sinkronisasi antara musik dan teks di dalam lagu ini.
Dalam aria ini terdapat beberapa kontras, yaitu antara “exalted” dan “low”, “crooked” dan “straight”, serta “rough” dan “plain”. Dari ilustrasi di atas, kita dapat melihat bagaimana Handel merangkai bagian demi bagian untuk menggambarkan kata-kata yang ada. Di kalimat pertama, “every valley, shall be exalted”, Handel memberikan…
Pada bagian kata “exalted”, Handel menggunakan gaya bernyanyi melismatic, menyanyikan satu suku kata dengan rangkaian not. Dan pada bagian ini, Handel merangkai melodinya dengan pola yang makin lama makin tinggi, untuk menggambarkan lembah-lembah yang secara bertahap ditinggikan. Bagian ini dikontraskan dengan kalimat “every mountain and hill made low.”
Pada bagian kata “mountain” Handel menggunakan lompatan not satu oktaf yang menggambarkan ketinggian dari gunung. Begitu juga dengan kata “hill” yang menggunakan melodi yang naik dan turun dengan not ½ dan ¼ ketuk, untuk memberikan nuansa perjalanan yang berbukit. Lalu, kalimat tersebut berakhir di kata “low” dalam nada yang rendah yang menyatakan setiap gunung dan bukit akan direndahkan, kontras dengan kata “exalted” pada bagian sebelumnya yang menggunakan melodi makin tinggi.
Kontras berikutnya berada pada kalimat selanjutnya, yaitu pada kata “The crooked….”. Untuk menggambarkan bagian ini, Handel kembali menggunakan nada yang naik turun untuk menggambarkan jalan yang berliku-liku. Bagian ini dikontraskan dengan kata “… straight…” yang menggunakan nada yang panjang untuk menggambarkan jalan yang sudah menjadi lurus.
Bagian “The rough places…” dinyanyikan dengan sedikit staccato yang memberikan efek kasar, yang disambung dengan bagian “… plain…”, menggunakan melodi yang lebih mengalun yang menggambarkan tanah yang sudah rata. Secara keseluruhan, lagu ini dinyanyikan dengan suasana yang riang, seperti seorang yang sedang membawa kabar sukacita yang dapat menghibur banyak orang. Banyak kesempatan dalam aria ini Handel menggunakan madrigalism atau word painting, membuat suatu kontras dalam musik yang menggambarkan dengan baik akan teks yang sedang dinyanyikan. Dengan teknik ini, kita dibawa untuk menikmati lagu secara integratif, antara teks dan alunan musik yang digunakan.
4. Chorus: And the glory of the Lord shall be revealed
And the glory of the LORD shall be revealed, and all flesh shall see it together: for the mouth of the LORD hath spoken it. (Isa. 40:5)
Maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya. (Yes. 40:5)
Klimaks dari Scene 1 ini berada pada lagu, “And the glory of the Lord shall be revealed” yang dinyanyikan oleh paduan suara. Teks ini terdiri dari empat komponen yang utama. Untuk setiap komponen, Handel memberikan karakteristiknya masing-masing tetapi terkombinasi dengan harmonis antara satu dan yang lainnya, sehingga terlihat seperti sebuah tarian. Secara garis besar lagu ini memberikan suasana sukacita dengan menggunakan kunci A mayor dengan tempo yang cepat.
Frasa pertama, “And the glory of the Lord” selalu dinyanyikan dengan rangkaian nada yang mengarah pada kata “Lord” sebagai puncak dari frasa tersebut. Rangkaian musik ini dibuat untuk menggambarkan kemuliaan Tuhan di tempat yang tinggi, dan hal ini akan dikontraskan dengan frasa kedua.
Frasa kedua, “shall be revealed” dirangkai menggunakan pola nada yang menurun untuk menggambarkan wahyu tentang Sang Mesias yang dinyatakan melalui inkarnasi Kristus. Dengan pola melodi frasa pertama yang cenderung memuncak dan frasa kedua yang cenderung menurun, Handel menggambarkan kemuliaan Tuhan yang agung dinyatakan atau berinkarnasi ke dalam dunia ini.
Frasa yang ketiga adalah “And all flesh shall see it toghether”. Bagian ini dinyanyikan dengan melodi yang sederhana namun penuh pengulangan dan memakai ritme yang catchy.
Bagian ini juga dinyanyikan secara bersahut-sahutan antara keempat suara. Rangkaian ini digunakan untuk menggambarkan kemuliaan Allah yang secara jelas dilihat oleh semua orang.
Frasa keempat, “for the mouth of the Lord hath spoken it” memiliki karakteristik yang berbeda sendiri. Untuk menggambarkan sebuah jaminan yang kukuh dari firman Allah, Handel membuatnya dengan not yang panjang dan kuat. Frasa ini dinyanyikan hanya oleh suara-suara luar, seperti bas, tenor, dan sopran, yang seakan-akan membatasi musik ini dari atas dan bawah. Firman Tuhan digambarkan menjadi koridor dalam pengetahuan kita dan dinyatakan melalui musik yang Handel buat.
Refleksi
Kedatangan Kristus ke dalam dunia ciptaan ini merupakan intervensi terbesar Allah di dalam sejarah manusia. Tanpa adanya intervensi ini, umat manusia yang dibelenggu oleh dosa tidak akan memiliki harapan. Berita kehadiran Sang Mesias seharusnya menjadi kabar sukacita bagi umat manusia karena harapan yang dijanjikan akan tergenapi. Namun, sejarah menyatakan bahwa kehadiran Sang Mesias menimbulkan banyak reaksi. Bagi kelompok manusia yang hidup dalam kecongkakan dan kebenaran yang ia bangun sendiri, kehadiran Sang Mesias menjadi ancaman bagi mereka. Karena kehadiran Kristus berarti mereka harus meninggalkan segala kesenangan dan kenyamanannya yang berdosa. Namun, bagi kelompok yang selama ini tertindas dan tertekan oleh kehidupan yang dibelenggu dosa, kehadiran Sang Mesias adalah sebuah berita baik yang mendatangkan sukacita.
Apa pun yang menjadi reaksi dari banyak orang, sebagai orang Kristen kita harus tetap membawa berita ini kepada dunia ini. Di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian, tipu muslihat, dan diskriminasi terhadap golongan bawah, berita kedatangan Mesias ini adalah berita yang krusial. Berita ini menunjukkan bahwa Allah yang kita percaya adalah Allah yang setia dan selalu menggenapi janji-janji-Nya. Oleh karena itu, hanya di dalam Dialah kita dapat menaruh segala harapan dan masa depan kita. Berita inilah yang harus kita bawa kepada dunia ini, bahwa kehadiran Sang Mesias adalah satu-satunya penghiburan sejati di tengah kemelut dunia ini, tidak peduli orang itu suka atau tidak suka. Bagaimanakah dengan Anda? Sadarkah Anda akan pentingnya berita kedatangan Mesias ini bagi dunia? Biarlah melalui bagian awal Oratorio Messiah ini kita kembali diingatkan akan signifikansi berita kedatangan Mesias, dan melalui berita ini kita didorong untuk lebih giat lagi membagikan berita sukacita ini kepada dunia yang kelam ini. Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengerti, sadar, rela, dan berani memberitakan sukacita ini.
Simon Lukmana (Pemuda FIRES)
Howard Louis (Pemuda GRII Batam)