Minggu, 9 April 2023, rute penerbangan Jakarta-Pekanbaru tampaknya bertambah sekitar 204 penumpang domestik yang tidak biasa. Hilir mudik di bandara kali itu diwarnai oleh beberapa puluh orang yang berjalan sambil menenteng kotak-kotak kardus yang tak lazim. Mengapa tak lazim? Karena biasanya dus-dus semacam demikian berisi oleh-oleh, namun kali ini tidak. Kardus-kardus itu berisi kantong-kantong kolekte yang akan digunakan dalam Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN) Pekanbaru 2023.
Pesawat komersial yang biasanya diisi oleh orang-orang asing, kali ini terasa lebih ramai karena berisi rekan-rekan sepelayanan. Dari beberapa baris kursi yang berdekatan sering terdengar canda tawa dan keseruan dari obrolan-obrolan kecil. Kelompok yang mayoritas beranggotakan ibu-ibu tampaknya memang akan selalu terasa lebih hidup selama proses boarding.
Setibanya di Pekanbaru, cuaca tidak terlalu bersahabat. Awan gelap tampak merata di atas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II dan sekitarnya. Pekanbaru sore itu kembali hujan, namun untungnya curah hujan cukup ringan. Dari penuturan beberapa kawan yang telah terlebih dahulu tiba sejak 1-2 minggu sebelumnya, sehari yang lalu terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Sebagian kursi yang tadinya sempat terpasang akhirnya berantakan tertiup angin, demikian pula dengan baliho besar KPIN yang sudah sempat dipasang di depan Stadion Atletik Rumbai, terkoyak akibat angin yang sama.
Maka dari itu, ketika sebagian besar panitia dan penatalayan tiba di stadion pada sekitar pukul 16.30 waktu setempat, panitia lain yang telah standby sebelumnya tampak sedang memasang kembali kursi-kursi yang ada di tengah-tengah guyuran hujan. Melihat hal tersebut, penulis merasa sayang bila momen itu tak terekam. Demikianlah latar belakang dari lahirnya foto di atas. Sepotong potret yang, sedikit banyak, menceritakan tentang bagaimana gambaran dari persiapan KPIN ke-168 di kota Pekanbaru, Riau.
Total tercatat sekitar 250 penatalayan, yang terdiri dari sekitar 204 jemaat dan aktivis dari GRII Kebon Jeruk, 36 aktivis dari Persekutuan Reformed Pekanbaru, serta 10 jemaat dan hamba Tuhan dari GRII Singapura yang terlibat di KPIN ini. Mulai dari remaja, pemuda, hingga warga senior gereja terlibat dalam kesempatan yang tidak tahu kapan akan terulang kembali. Lintas usia, lintas generasi, namun terjalin satu sebagai bagian dari keluarga Kerajaan Allah. Mayoritas memang mungkin tidak saling mengenal. Setidaknya belum, tetapi yang terpenting dari KPIN adalah tentang bagaimana Allah memperkenalkan diri-Nya kepada banyak orang; baik kepada jemaat, maupun kepada panitia.
Pdt. Dr. (H.C.) Stephen Tong memang pernah mengajarkan bahwa dalam setiap pelayanan, kita hanya menjadi saksi yang menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja. Dan KPIN pun turut menjadi saksi bagi semua yang terlibat bahwa seluruh pelayanan tersebut dapat berjalan dengan baik bukan karena kehebatan, kekuatan, kekompakan, maupun banyaknya jumlah orang yang terlibat, melainkan hanya karena belas kasihan Tuhan. Kalau berdasarkan taksiran ideal, sebenarnya jumlah panitia yang ada terbilang masih belum cukup. Masih banyak bidang yang kekurangan orang, dan hal tersebut mengakibatkan banyak penatalayan yang harus merangkap peran.
Namun, Pdt. Antonius Un dalam salah satu kesempatan doa berlutut bagi KPIN Pekanbaru pernah menyampaikan, “Jikalau Tuhan tidak berjalan bersama kami, maka sia-sialah pekerjaan ini. Kami tak mau melangkah kalau Tuhan tidak berkenan memimpin kami.” Karena itu sekali lagi Tuhan mau mengajarkan kepada kita, seperti bangsa Israel yang jumlahnya kecil dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya, bahwa bukan besarnya jumlah manusia yang berupaya sehingga kehendak Allah dapat terlaksana, bukan. Yang menjadikan segala sesuatu indah hanyalah ketika Allah menyertai perjalanan itu.
Semenjak pertama kali KPIN berjalan pada tahun 2013, pelayanan ini menjadi salah satu sarana anugerah untuk membentuk jiwa setiap orang yang terlibat agar dapat melihat besarnya pekerjaan Tuhan yang luasnya melampaui batas-batas tembok dan denominasi gereja. Dan tak terasa ternyata anugerah itu sudah berjalan selama 10 tahun semenjak pertama kali diselenggarakan di Ambon, pada bulan Februari tahun 2013.
Karena itu sekali lagi Tuhan mau mengajarkan kepada kita, seperti bangsa Israel yang jumlahnya kecil dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain di sekitarnya, bahwa bukan besarnya jumlah manusia yang berupaya sehingga kehendak Allah dapat terlaksana, bukan. Yang menjadikan segala sesuatu indah hanyalah ketika Allah menyertai perjalanan itu.
Jujur saja, sudah banyak waktu, tenaga, sumber daya, dan sebagainya, yang dikeluarkan. Tetapi semua ini bukan berbicara tentang “kita diuntungkan atau tidak”, melainkan tentang hati Tuhan yang, dari dulu dan sampai sekarang, masih terus memanggil orang-orang yang terhilang. Sama seperti Allah yang pernah mengasihi orang-orang Niniwe di Perjanjian Lama, yang juga pernah mengarahkan Paulus dan rekan-rekan untuk bertolak ke Makedonia di Perjanjian Baru, Allah yang sama adalah Allah yang juga masih mengingat orang-orang di kota Pekanbaru dan sekitarnya.
Tidak Semua Agama Sama
Tema KPIN “Bertobatlah dan Hidup Suci!” kembali memenuhi kota Pekanbaru melalui berbagai poster, spanduk, baliho, dan brosur yang dibagikan di tempat makan, pertokoan, dan gereja-gereja. Seruan ini dikhotbahkan oleh Pdt. Stephen Tong di hadapan sekitar 4.400 jemaat. Mayoritas jemaat berdatangan dari kota dan wilayah di sekitar Pekanbaru dengan menggunakan bus-bus yang mereka sewa. Perjalanan yang ditempuh juga beragam, antara satu hingga tiga jam lebih.
Malam itu KPIN dibuka dengan latihan pujian yang dipimpin oleh Ibu Lingkan Mangundap. Suara beliau yang indah menjadikan lagu-lagu himne, yang mungkin bagi sebagian orang terkesan lambat dan kolot, terdengar indah dan mendalam. Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas orang-orang yang Tuhan berikan talenta bernyanyi serta kerohanian yang baik. Banyak orang dapat bernyanyi dengan baik, tetapi tidak banyak yang dapat bernyanyi dengan penghayatan rohani yang kental.
Pada sekitar pukul 19.00 kebaktian dimulai. Mimbar diserahkan kepada liturgis, yaitu Pdt. Calvin Bangun. Ribuan jemaat mulai memasuki kebaktian dengan khidmat di tengah-tengah Stadion Atletik Rumbai. Pada saat itu cuaca begitu tenang. Angin bertiup dengan lembut, mengakibatkan kondisi kebaktian yang sangat kondusif. Sejujurnya, penulis cukup heran karena sejak pagi hari (pukul 09.00) suhu di lapangan sangat tinggi.
Kondisi cuaca malam itu sangat kontras dibandingkan dengan kondisi pada pagi hingga sore yang begitu panas. Sehari sebelumnya, lapangan pun terus diguyur hujan, dan bebeberapa hari sebelumnya terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Kabar yang kami terima, dua hari setelah KPIN Pekanbaru berlangsung, yaitu pada Rabu, 12 April 2023, kota Pekanbaru kembali diguyur hujan lebat sambil disertai petir pada jam yang sama.
Setelah melalui beberapa lagu pujian, paduan suara, dan persembahan pujian dari Ibu Lingkan untuk mempersiapkan hati jemaat, mimbar diserahkan kepada Pdt. Jimmy Pardede untuk menyampaikan kesaksian pertobatan. Salah satu hal yang berkesan dari kesaksian Pdt. Jimmy adalah bagaimana Tuhan memakai seorang ibu yang saleh, yang mencintai Tuhan, sebagai alat anugerah untuk membawa beliau kepada pertobatan. Beliau kembali kepada Tuhan lewat doa dari seorang ibu yang tak putus-putusnya mengharapkan belas kasihan Tuhan bagi anaknya.
Setelah Pdt. Jimmy Pardede menyampaikan kesaksian pertobatannya, Pdt. Stephen Tong membuka pesan utama khotbahnya dengan pertanyaan, “Apakah semua agama sama?” Ada beberapa hal yang memang diakui oleh agama-agama di dunia. Pertama, semua agama mengakui bahwa manusia berdosa. Kedua, semua agama mengakui ada jalan keluar dari dosa. Ketiga, semua agama percaya bahwa manusia harus berbuat baik. Keempat, semua agama percaya bahwa setelah manusia mati, kehidupan belum selesai. Ada kehidupan selanjutnya setelah kematian. Dan kelima, semua agama percaya ada kuasa yang besar yang mengatur alam semesta ini.
Jujur saja, sudah banyak waktu, tenaga, sumber daya, dan sebagainya, yang dikeluarkan. Tetapi semua ini bukan berbicara tentang “kita diuntungkan atau tidak”, melainkan tentang hati Tuhan yang, dari dulu dan sampai sekarang, masih terus memanggil orang-orang yang terhilang. Sama seperti Allah yang pernah mengasihi orang-orang Niniwe di Perjanjian Lama, yang juga pernah mengarahkan Paulus dan rekan-rekan untuk bertolak ke Makedonia di Perjanjian Baru, Allah yang sama adalah Allah yang juga masih mengingat orang-orang di kota Pekanbaru dan sekitarnya.
Tetapi apa yang membuat kekristenan berbeda? Jawabannya, semua agama tidak memberikan kepastian keselamatan (mudah-mudahan), sedangkan di dalam kekristenan, jaminan keselamatan dinyatakan di dalam Kristus Yesus. Pdt. Stephen Tong melanjutkan bahwa pendiri agama-agama di dunia ini memang banyak, tetapi Penebus yang sejati hanya satu, yaitu Yesus Kristus.
“Mengapa Yesus datang ke dunia?”, tanya Pdt. Stephen Tong. Lalu beliau meneruskan dengan menjawab bahwa Yesus datang ke dalam dunia karena beberapa hal. Pertama, karena Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang sesat (Luk. 19:10). Kedua, Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat. Ketiga, Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Keempat, Yesus datang supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang berkelimpahan.
Melalui khotbahnya malam itu, Pdt. Stephen Tong kembali menegaskan identitas dan keunikan iman Kristen. Beliau berkhotbah dengan berpusatkan pada keagungan, kuasa, dan kapasitas unik yang hanya terdapat pada Yesus Kristus. Khotbah yang berfokus pada Kristus dan karya-Nya itu membawa iman kekristenan kepada fondasi yang sejati, solid, dan sehat. Dengan demikian, beliau menegaskan pula bahwa iman, keselamatan, pertumbuhan, dan sebagainya, hanya dapat disandarkan pada anugerah Allah, bukan upaya manusia.
Manusia datang kepada Tuhan karena panggilan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus, bukan karena keinginan pribadi, atau karena iming-iming keuntungan materi. Bersyukur pada hari yang sama Kristus boleh ditinggikan, dan juga orang-orang boleh menyambut panggilan untuk hidup bagi Kristus. Kiranya dari sekitar 2.500-3.000 orang yang maju merespons panggilan dari atas mimbar, ada orang-orang yang Tuhan akan pakai untuk pekerjaan Tuhan di Indonesia dan dunia di masa yang akan datang. Banyak yang kita tidak kenal, juga tidak tahu, tetapi Tuhan mengetahui jalan dan masa depan dari setiap individu yang hadir pada saat itu.
Pekerjaan Pengabaran Injil & Gerakan Reformed Injili
Bersyukur atas setiap KPIN yang boleh berjalan hingga saat ini. Pekanbaru merupakan kota penyelengara KPIN yang ke-168. Hal tersebut menandakan bahwa sudah 168 kali Tuhan menyertai, memimpin, membimbing, mendidik, dan memelihara setiap perjalanan yang ada. Siapa yang dapat menyangka bahwa KPIN boleh terus berlangsung hingga sekarang sejak 10 tahun yang lalu? Semua ini hanya dapat dimungkinkan oleh anugerah dan belas kasihan Tuhan saja; Tuhan yang sama yang masih berkenan melibatkan manusia sebagai rekan sekerja-Nya.
Bersyukur juga atas pemeliharaan Tuhan terhadap Pdt. Stephen Tong yang hingga usianya yang ke-83 tahun (2023) masih terus memberitakan Kristus yang tersalib, mati, dan bangkit. Sukacita mana yang dapat menggantikan berita bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang pernah menjadi manusia sama seperti kita, mati menggantikan hukuman kekal atas dosa kita, dan yang berkuasa untuk bangkit kembali, menjadi Penopang kita, Advokat kita, dan Pendoa syafaat bagi kita?
Oh sungguh inilah pengharapan bagi manusia yang, di dalam anugerah Allah, menyadari bahwa kita hanyalah orang-orang berdosa yang akan binasa. Kita memerlukan Juruselamat yang sejati, yang tidak bisa ditawarkan oleh agama-agama di dunia.
Bersyukur bahwa melalui KPIN berita yang sama sejak zaman para nabi dan rasul boleh terus disuarakan di Indonesia juga. Bersyukur pula bahwa dari “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya” itu terdapat juga orang-orang yang berasal dari Indonesia. Melalui Gerakan Reformed Injili, kiranya nama Tuhan masih boleh terus diperdengarkan, Kristus boleh ditinggikan, dan Roh Kudus masih berkenan leluasa bekerja.
Mari terus doakan dan terlibat di dalam setiap kesempatan yang ada melalui KPIN-KPIN selanjutnya di sekitar kita. Sebagai pemuda/i yang menerima berkat besar dari Tuhan melalui gerakan yang Tuhan mulai, pelihara, dan koreksi terus menerus ini, mari kita bersyukur dan terus mendoakannya. Beragam tantangan tidak mungkin berhenti ketika pekerjaan Tuhan sedang dikerjakan. Namun demikian, kita bersyukur bahwa Tuhan telah berjanji untuk selalu menyertai pekerjaan murid-murid-Nya hingga akhir zaman. Bahwa keberhasilan dan penggenapan pekerjaan Tuhan bukan bergantung pada kehebatan kita, melainkan pada kehendak dan kerelaan-Nya saja.
“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” – Wahyu 22:11-13
Nikki Tirta
Peliput KPIN Pekanbaru 2023
Pemuda GRII Kebon Jeruk
Pemuda Cultura Anima, OSG GRII Pusat