Digerakkan Untuk Terus Bergerak Menggerakkan di Dalam Gerakan
Pada kesempatan edisi ini kami bersyukur mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Ev. Maria Mazo yang kerap dipanggil Bu Maria. Beliau bukanlah sosok yang asing lagi di dalam gerakan Reformed Injili. Bu Maria sekarang aktif melayani sebagai asisten gembala sidang di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Singapura, selain itu juga memimpin dan mengatur STEMI Indonesia dalam berbagai jenis kegiatan KKR dan SPIK yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Stephen Tong di kota- kota di seluruh Indonesia.
P: Bagaimana Ibu bertemu dengan Theologi Reformed lalu menjadi tertarik pada Theologi Reformed dan akhirnya menjadi orang Reformed? Apa yang menjadi pergumulan di balik proses ini yang bisa dibagikan kepada para pembaca Pillar untuk dipelajari?
MM: Tuhan memberikan kesempatan kepada kami siswa-siswa kelas SMP 1 s/d 3 untuk mendengar firman Tuhan dalam suatu KKR Siswa. Hamba Tuhan yang memimpin KKR Siswa pada waktu itu adalah Pdt. Dr. Stephen Tong. Dalam kesempatan tersebut saya menerima Tuhan Yesus (SMP Kelas 1). Kemudian pada tahun 1984 dimulai SPIK I (Seminar Pembinaan Iman Kristen) di Jakarta dengan tema “Iman dan Agama”. Melalui SPIK tersebut saya sangat dikuatkan tentang konsep iman, mengapa manusia beriman, dan sifat agama yang ada pada manusia. Penjelasan firman Tuhan melalui SPIK tersebut sangat komprehensif dan keyakinan iman saya menjadi lebih teguh. Dari situlah pengenalan akan doktrin Reformed dimulai.
SPIK telah menjadi berkat besar bagi banyak orang Kristen baik di Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Banyak orang Kristen mulai belajar doktrin Reformed bukan hanya melalui seminar tersebut saja. Setelah SPIK dimulailah STRI (Sekolah Theologia Reformed Injili) di Jakarta dan juga di Surabaya. Diikuti dengan perkembangan literatur melalui Buletin Momentum kemudian dikembangkan menjadi Penerbit Momentum sehingga materi yang disampaikan oleh Pdt. Stephen Tong dalam SPIK dan KKR dapat dibukukan serta menjadi berkat besar bagi banyak orang.
Dimulai dengan pengenalan doktrin Reformed melalui SPIK yang kemudian dilanjutkan dengan pelayanan KKR Remaja, KKR Pemuda, dan lain-lain, Tuhan kemudian memberikan kerinduan kepada saya bukan hanya belajar melalui kesempatan di atas tetapi juga kerinduan agar banyak orang dapat belajar doktrin Reformed melalui SPIK maupun wadah lainnya dalam Gerakan Reformed Injili. Sebagaimana Tuhan sudah menguatkan iman, memberikan pengertian lebih mendalam kepada saya, Tuhan juga membuat saya untuk terus melihat berkat firman Tuhan yang luar biasa sehingga mendorong lebih banyak orang untuk terjun melayani bersama-sama sampai wadah gereja (GRII) dimulai pada tahun 1989.
Pelayanan dalam gerakan ini bukanlah tanpa pergumulan karena gereja-gereja (Injili dan Protestan) sebelum tahun 1984 sudah mulai mengikuti arus Karismatik dan tidak tahu lagi arahnya ke mana. Beberapa ceramah yang dibahas berulang-ulang baik di gereja maupun di persekutuan adalah mengenai Bahasa Roh. Lalu Arus Pokok (the mainline churches) sudah tidak lagi berpegang teguh kepada pengertian firman Tuhan yang sejati sehingga kekristenan sudah tidak ada arahnya.
Dengan demikian, apa yang dimulai dalam pelayanan Gerakan Reformed Injili bukanlah sesuatu yang diterima (karena tidak mengikuti arus zaman) sehingga kami sulit menjelaskan apa yang harus kami perjuangkan sementara mereka (mainline churches) sedang menikmati masa-masa stabil/tenang/established karena tidak sadar akan tantangan di depan dan gerakan Karismatik sedang menggebu-gebu serta berkembang dalam bentuk persekutuan atau praise and worship tanpa terikat kepada gedung ibadah yang tetap (ibadah dapat dilakukan di hotel, gedung pertemuan, dan lain-lain).
P: Bagaimana pertemuan Bu Maria dengan Pdt. Stephen Tong, lalu mengenal dan tertarik kepada Gerakan Reformed Injili, sampai kepada akhirnya berbagian di dalam Gerakan Reformed Injili? Kita sering mendengar kesulitan-kesulitan dalam mengikuti Gerakan Reformed Injili yang begitu dinamis, bisakah Bu Maria menceritakan sisi sukacita dalam mengikuti gerakan yang sering kali sangat melelahkan ini?
MM: Pdt. Stephen Tong khotbah kepada para siswa kelas SMP 1 s/d 3 dalam suatu KKR Siswa dan itulah permulaan saya mendengar Beliau berkhotbah. Beliau tidak kenal saya tetapi saya ingat bahwa Beliau adalah seorang pengkhotbah yang baik bagi siswa.
Firman Tuhan yang Beliau sampaikan pada waktu KKR Siswa dan kesempatan belajar melalui SPIK membuat saya mempunyai iman yang berfondasi. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan-kesempatan ini.
Kesulitan mengikuti pelayanan Gerakan Reformed Injili yang sangat dinamis: Gerakan Reformed Injili mempunyai wadah STEMI (wadah ini bersifat interdenominasi dan didirikan lebih dahulu dari gereja) dan wadah yang bersifat denominasi yaitu gereja (GRII).
Keduanya sangat penting karena Reformed bukan hanya menjadi berkat bagi Jemaat (local church) tetapi Reformed Theology juga menjadi berkat bagi orang lain, apalagi penginjilan yang menjadi ujung tombak pertumbuhan gereja harus dijalankan. Kesulitan yang paling utama adalah WAKTU menjalankan semuanya dengan keterbatasan waktu, tenaga (SDM), dan luasnya ladang pelayanan, sehingga kita sangat sibuk dan terasa masih banyak yang belum dikerjakan dengan baik. Hal lain yang menjadi kesulitan adalah penggabungan Reformed Injili memang dimulai oleh hamba-Nya Pdt. Stephen Tong dan belum ada yang menggabungkan ke dua hal tersebut sebelumnya. Reformed tanpa Injili: tidak berkembang; sedangkan Injili tanpa Reformed: akan lemah. Oleh karena itu menggabungkan kedua hal tersebut adalah penting dan hal ini bukan hanya diajarkan oleh Pdt. Stephen Tong melainkan juga dijalankannya (menjadi teladan bagi zaman ini).
Hal yang membuat saya bersukacita di dalam pelayanan di gerakan ini adalah anugerah Tuhan yang besar, baik bagi bangsa Indonesia maupun dunia ini karena pelayanan ini menggabungkan Reformed Theology (kerangka doktrin) dan juga semangat dalam pemberitaan Injil. Tuhan memberikan kelimpahan pengertian firman dan kesempatan memberitakan Injil kepada banyak orang. Ladang sudah menguning, pekerjaan sangat banyak dan sebagai pemimpin dalam Gerakan Reformed Injili, Pdt. Stephen Tong bukan hanya menjadi teladan dalam pemberitaan Firman, melainkan juga dalam berjuang (melalui teladan hidup), bahkan Beliau memberikan prinsip pelayanan dan sikap (attitude and character). Beliau juga membagikan bagaimana tantangan pelayanan ini di masa depan dan banyak hal lainnya melalui master class (baik di Jakarta maupun bagi kita yang di luar Jakarta dapat mempelajarinya melalui VCD Master Class). Selain sukacita yang saya rasakan, pada saat yang sama saya juga merasa gentar karena anugerah Tuhan yang besar dalam pelayanan ini dan tanggung jawab kita kepada Tuhan atas semua anugerah yang dipercayakan. Kiranya Tuhan memberikan kerendahan hati, kerelaan menaati Dia, dan kekuatan meneruskan perjuangan yang sudah diteladani oleh pendiri gerakan ini sampai seluruh kehendak Tuhan jadi.
P: Apa signifikansi Gerakan Reformed Injili sehingga keberadaannya begitu penting bagi zaman ini seperti yang sering kita dengar? Apakah signifikansi khusus Gerakan Reformed Injili bagi pemuda remaja zaman ini? Bagaimana gerakan ini dapat menjadi gerakan di antara pemuda remaja di dunia ini? Apa yang perlu dikerjakan oleh para pemuda remaja Gerakan Reformed Injili untuk merealisasikan panggilan mulia ini?
MM: Gerakan Reformed Injili sangat penting bagi zaman ini karena melalui perjuangan para reformator kita sadar bahwa mereka membawa zaman tersebut kembali kepada Alkitab (Sola Scriptura). Gerakan Reformed Injili membawa zaman ini kembali kepada Tuhan, menegakkan doktrin Reformed dan mengobarkan semangat penginjilan baik pribadi (personal) maupun massal (secara besar).
Pemuda adalah penerus bangsa, negara, gereja, dan dunia ini, karena itu pemuda sebagai penerus harus mengerti doktrin Reformed dan mau belajar berjuang memberitakan Injil sebab Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia (Roma 1:16).
Gerakan Reformed Injili seharusnya berjuang memenangkan pemuda kepada Kristus dan mendidik mereka dalam doktrin Reformed tetapi faktanya bahwa pemuda pada umumnya berada di arus yang menekankan emosi dan sebagian pemuda sudah berada dalam arus yang tidak perlu Tuhan. Siapa yang mempunyai compassion dan rela berjuang bagi Injil dan menegakan doktrin Reformed di tengah-tengah pemuda ?
P: Bagaimana Bu Maria melihat masa depan Gerakan Reformed Injili? Adakah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang-orang yang berada dalam gerakan ini, khususnya para pemuda remaja menuju masa depan?
MM: Masa depan Gerakan Reformed Injili : Tantangan cukup besar, ladang sangat luas, dan kesempatan menggarap sangat besar. Jika Tuhan menyadarkan kita (pemuda) dan menggerakkan hati kita untuk belajar doktrin Reformed dan menjawab tantangan zaman marilah kita terjun melayani Tuhan bersama-sama pada zaman ini.
Hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pemuda: kerelaan belajar; sifat rendah hati; mau sinkron, dan mau kerja keras; maka semua perjuangan bagi Injil dan Kerajaan-Nya akan menjadi berkat besar bagi bangsa Indonesia dan dunia ini.
Soli Deo Gloria