Wawancara dengan Bapak Johan Murjanto

Dalam rangka Konvensi Injil Nasional bagi Guru Sekolah Minggu dan Guru Pendidikan Agama Kristen (KIN GSM), kali ini PILLAR akan mewawancarai Ketua Pelaksana KIN GSM tahun 2014 ini. Beliau juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana KIN tahun 2013. Mari kita simak apa saja yang menjadi pergumulan panitia dalam mempersiapkan KIN GSM dan bagaimana tuntunan Tuhan bekerja setiap saat.

P: Bolehkah Bapak memperkenalkan diri? Apa respons Bapak saat terpilih menjadi Ketua Pelaksana KIN?
JM: Selain saya melayani sebagai panitia KIN, saya juga melayani di GRII Pusat sebagai diaken dalam kemajelisan serta sebagai anggota sinode GRII. Saya bekerja sebagai wiraswasta.

Saya sangat bersyukur dapat melayani di kepanitiaan KIN dan sekaligus sangat gentar mengingat KIN ini merupakan pekerjaan Tuhan yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya, di mana pesertanya adalah guru sekolah minggu dan guru pendidikan agama Kristen dari seluruh Indonesia. Setiap kali melayani di STEMI selalu ada kegentaran karena selalu merasa diri tidak mampu dalam menghadapi berbagai tantangan yang begitu beragam. Hanya oleh anugerah Tuhan saja kita boleh melalui setiap pelayanan pekerjaan Tuhan.

P: Apa yang menjadi beban Pdt. Stephen Tong di dalam KIN? Mengapa KIN harus diadakan?
JM: Salah satu fokus pelayanan Pdt. Stephen Tong adalah generasi muda, mulai dari anak-anak sampai pemuda. Beliau mengatakan gereja tanpa generasi muda akan mati. Maka tidak ada habis-habisnya beliau menginjili dan membina kerohanian anak-anak sehingga dimunculkan penerus pelayanan dalam Kerajaan Allah.

Guru sekolah minggu (GSM) di gereja dan guru pendidikan agama Kristen (PAK) di sekolah merupakan orang-orang yang sangat strategis untuk memperkenalkan Kristus kepada anak-anak, membina kerohanian, dan membentuk karakter anak-anak. Dengan diadakannya KIN tahun ini maka guru-guru tersebut dapat lebih “disegarkan/disadarkan” akan tugas/panggilan sebagai guru dan memperlengkapi mereka dengan firman Tuhan untuk mempersiapkan dan mendidik generasi penerus demi kemuliaan Tuhan.

P: Apa yang membuat kita, satu gereja/institusi, berani mengadakan acara sebesar ini?
JM: Tugas memperkenalkan Kristus dan membina kerohanian/karakter Kristen kepada generasi muda adalah tugas semua orang Kristen, baik secara perorangan maupun institusi. Oleh sebab itu hamba-Nya, Pdt. Stephen Tong oleh dorongan Roh Kudus, ingin mengajak dan melibatkan banyak guru untuk melaksanakan tugas yang mulia ini. Melalui STEMI, beliau memprakarsai diadakannya KIN bagi GSM dan guru PAK. Kerinduan beliau ada sekitar 4.300 guru dari seluruh Nusantara dapat berkumpul bersama-sama di Jakarta selama hampir seminggu untuk memikirkan pekerjaan Tuhan bagi anak-anak/generasi muda. Sehingga diharapkan ratusan ribu anak-anak yang tersebar di Nusantara mendapat berkat, sepulangnya guru-guru mereka dari KIN ini.

Acara KIN berbeda dengan acara STEMI yang lain seperti NREC (National Reformed Evangelical Convention) karena peserta KIN lebih dikhususkan (untuk hamba Tuhan pada KIN 2013 dan untuk GSM dan guru PAK pada KIN 2014 ini), sedangkan NREC lebih menjangkau pelayan Tuhan secara umum agar mengerti visi Gerakan Reformed Injili.

P: Tahun 2013 yang lalu telah diadakan KIN untuk pertama kalinya. Apa perbedaan KIN tahun lalu dengan KIN 2014 ini? Mengapa setelah KIN 2013 kita masih memerlukan KIN lagi? Mengapa GSM, bukan yang lain?
JM: KIN 2013 diadakan untuk memperlengkapi para hamba Tuhan di dalam penginjilan sedangkan KIN 2014 bagi GSM dan guru PAK. Dengan demikian materi yang akan diberikan di dalam KIN akan berbeda. Mengapa GSM dan guru PAK? Seperti yang dijelaskan di poin 2 di atas.

P: Pergumulan dan tantangan apa yang dialami saat mengadakan KIN tahun 2013 lalu? Apakah pergumulan yang sama terjadi pada KIN GSM ini? Bagaimana panitia mengatasi setiap pergumulan dan tantangan yang dihadapi?
JM: Pergumulan KIN secara umum dalam persiapan adalah keterbatasan sarana komunikasi tertulis dengan calon peserta, mulai dari mempublikasikan KIN ke seluruh Nusantara, isian formulir calon peserta yang harus dievaluasi oleh panitia, bukti transfer pembayaran, sampai pada distribusi tiket pesawat, di mana hal ini harus dilakukan secara berurutan. Tetapi puji Tuhan yang telah menolong seluruh proses KIN tahun lalu.

Di dalam publikasi KIN tahun lalu, kami sangat bersyukur kepada Tuhan karena banyak hamba Tuhan di pedalaman digerakkan oleh Tuhan untuk mempublikasikan KIN di antara para hamba Tuhan sendiri. Dan sebagian besar mereka sudah mengenal Pdt. Stephen Tong sehingga mereka mau mempublikasikan KIN. Kami benar-benar melihat bagaimana Tuhan bekerja juga melalui hamba-Nya, Pdt. Stephen Tong yang di dalam keterbatasan kesehatannya (diharuskan oleh dokter untuk secepatnya operasi jantung karena jantung sudah kurang dari 50% yang dialiri darah), tetapi beliau mempertaruhkan hidupnya dengan tetap berkhotbah 2-3 sesi setiap harinya di KIN. Hal ini merupakan mujizat dari Tuhan dan hanya dimungkinkan karena Tuhan yang menopang hamba-Nya.

Untuk tahun ini KIN diadakan bagi GSM dan guru PAK. Kami mendengar bahwa tidak semua gereja mementingkan pelayanan Sekolah Minggu (SM) sehingga ada keterbatasan dalam dukungan gereja untuk para GSM-nya dalam mengikuti KIN, demikian juga terhadap guru PAK.

Kami mengharapkan jangkauan publikasi dan peserta tahun ini bisa lebih luas daripada tahun lalu sehingga berkat Tuhan akan lebih merata di seluruh Nusantara sampai ke daerah-daerah terpencil sekalipun. Oleh sebab itu publikasi KIN tahun ini dilakukan lebih awal dan panitia berinisiatif untuk turun ke daerah-daerah untuk mempublikasikan KIN secara langsung. Juga dengan jumlah peserta yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu, perlu persiapan lebih matang dalam banyak hal. Kiranya Tuhan menolong kita.

P: Apa hubungannya KIN GSM ini dengan saya sebagai orang Kristen? Saya bukan guru sekolah minggu ataupun guru pendidikan agama Kristen di sekolah, apa yang bisa saya lakukan untuk mengambil bagian di dalamnya?
JM: Setiap orang Kristen bisa terlibat dalam KIN GSM/guru PAK. Yang utama adalah kita mendoakan agar Tuhan memberkati acara ini demi generasi muda bangsa ini. Selain itu kita juga dapat mempublikasikan KIN kepada para hamba Tuhan di gereja maupun para kepala sekolah agar para GSM dan guru PAK dapat diikutsertakan dalam KIN. Media publikasi bisa melalui sms, telepon, email, kirim brosur via pos. Lebih jauh lagi kita juga bisa menjajaki Departemen Agama baik di pusat maupun daerah, karena KIN tahun ini bisa dijadikan program pembinaan bagi para guru PAK. Yang berada di Jakarta bisa terlibat dalam berbagai pelayanan seperti persiapan akomodasi, pendaftaran, transportasi, penatalayan, dan sebagainya. KIN diperkirakan membutuhkan 250-300 pelayan dalam masa persiapan maupun nantinya pada waktu hari H.

P: Apakah ada hal-hal lain yang ingin Bapak sharing-kan tentang KIN GSM ini? Apa harapan Bapak atau adakah hal-hal yang perlu didoakan?
JM: Ketika Pdt. Stephen Tong bertanya kepada saya, “Apakah KIN tahun ini akan menjadi berkat besar?” Saya hanya diam, tidak bisa menjawab. Dari pertanyaan tersebut saya menyadari bahwa hanya oleh belas kasihan Tuhan saja kalau KIN tahun ini dapat menjadi berkat besar. Panitia hanya bisa minta belas kasihan dari Tuhan untuk memberkati KIN tahun ini dan melalui KIN, generasi muda dapat diselamatkan dan dipersiapkan menjadi laskar Kristus pada zaman berikutnya melalui GSM dan guru PAK. Itulah harapan dan doa kami. Soli Deo Gloria.

Wawancara oleh Redaksi Pelaksana PILLAR