Buletin Pillar
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • Seputar GRII
  • Resensi
Transkrip

Doa Bapa Kami – Bagian 15: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (3)

Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Kita telah membicarakan empat kesulitan hidup manusia, yaitu: 1) kebutuhan materi; 2) relasi interpersonal; 3) godaan dosa; dan 4) rancangan setan mencengkeram dan menghancurkan hidup manusia. Untuk itu Tuhan Yesus mengajarkan, “Lepaskan kami dari yang Jahat.”

Ada orang mengajarkan bahwa yang disebut “si Jahat” tidak perlu kita pikirkan si Jahat, tetapi yang kita urus adalah kejahatannya dan bagaimana lepas dari kejahatannya. Dengan cara berpikir seperti itu, mereka bisa berkonsentrasi pada hidup aman, sejahtera, sehat, lancar, dan tanpa gangguan. Bagi saya, doa ini berkonsentrasi kepada penginjilan, penyebaran firman Tuhan di dunia, karena doa ini adalah doa tentang bagaimana mengutamakan kerajaan dan kebenaran Allah. Itu yang menyebabkan saya tidak terlalu perlu banyak berdoa meminta kebutuhan saya, tetapi selalu memikirkan penginjilan dan pekerjaan Tuhan. Banyak orang Kristen hari ini sibuk memerhatikan kesehatannya, tubuhnya, keamanannya, kekayaannya, karena mereka hidup di lingkaran permukaan luar dan tidak masuk ke inti makna hidup yang sejati dan tidak pernah peduli si Jahat ada atau tidak ada.

Seseorang yang dangkal imannya atau sama sekali tidak beriman, sangat mementingkan bagaimana bisa membuktikan Allah ada atau tidak, dan juga Iblis ada atau tidak. Alkitab tidak pernah mempersoalkan hal itu. Dari sejak kalimat pertama Alkitab berkata, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Tidak ada argumen, apologetika, pembuktian, pembelaan, ataupun penjelasan tentang keberadaan Allah. Yang ada adalah langsung berupa suatu pernyataan bagaimana Allah bertindak. Allah ada bukan melalui pembuktian. Keberadaan Allah adalah fakta yang sudah ditanam oleh Allah ke dalam hati manusia. Argumen hanyalah meneguhkan mereka yang sudah percaya dan memberikan kekuatan konfirmasi bahwa yang engkau percaya tidak salah. Allah dan setan itu ada tanpa perlu pembuktian.

Banyak orang tidak percaya Allah ada, tetapi seolah-olah mereka percaya setan ada, sehingga mereka tahu bahwa kejahatan itu ada di dalam masyarakat. Namun, mereka hanya tahu dari kategori moral, bukan kategori ontologis, yaitu hakikat kejahatan itu sendiri. Allah berseberangan dengan Iblis; Allah dan setan itu ada; keduanya roh adanya. Allah adalah Roh yang dari kekal sampai kekal, sementara Iblis adalah roh yang diberi sifat kekekalan melalui penciptaan Tuhan, yang kemudian diberi izin untuk melawan Tuhan. Si Jahat bisa mengganggu pekerjaan Tuhan, mencobai dan menggoda manusia, dan terus mempersoalkan kesulitan dan kegagalan manusia di hadapan Allah, karena Tuhan mengizinkannya. Setan itu ada, tetapi kita meremehkan dan menganggapnya tidak penting, sehingga tanpa sadar kita bisa bersekongkol dengannya untuk menikmati hidup.

Ada tiga lapisan kejahatan. Kejahatan kebanyakan dipandang sebagai kejahatan yang bersifat moral dan kesulitan alamiah. Sementara si Jahat adalah ontologi (hakikat asasi) dari segala yang menjadi sumber kejahatan dan semua kekurangan natur yang menjadi penggoda bagi manusia.

Kejahatan memiliki beberapa lapisan pengertian, namun kebanyakan orang hanya melihat lapisan pertama, yaitu kejahatan alamiah. Kejahatan alamiah (natural evil) berarti manusia berada di dalam alam yang tidak sempurna, sehingga gunung bisa meletus, angin dan ombak bisa menjadi tsunami, berbagai bencana bisa menghabiskan harta kita dan mengancam kesehatan kita. Apakah Doa Bapa Kami berarti kita akan dilepaskan dari kejahatan natural ini? Hal ini yang sering kali dianggap paling penting bagi manusia yang hidupnya hanya berpusat pada hal kedagingan, hal-hal materi, dan dunia yang kelihatan, tetapi orang Kristen tidak berdoa agar sehat, damai, selamat sampai tujuan.

Lapisan kedua kejahatan melihat kejahatan sebagai suatu kegagalan moral. Ini disebut juga sebagai kejahatan moral (moral evil). Kejahatan berarti kehendak yang tidak memilih kebajikan tetapi egoisme dan merusak orang lain, tidak bertanggung jawab kepada Allah, tidak mencerminkan kesucian, keadilan, kebajikan, cinta kasih, dan kemurahan Tuhan. Tindakan-tindakan seperti ini merupakan kejahatan – yang berlawanan dengan sifat ilahi yang seharusnya menjadi dasar moralitas – akibat menyalahgunakan kebebasan yang diberikan. Banyak orang yang pernah mengalami bencana justru hidup lebih matang dan dewasa karakternya. Banyak bangsa yang mengalami banyak kesulitan dan tantangan alam justru menjadi bangsa yang berkebudayaan tinggi, berpemikiran mendalam, dan menghasilkan filsuf besar. Kesadaran pikiran yang dalam selalu dirangsang oleh penderitaan dan kesusahan hidup.

Selain kejahatan alamiah dan kejahatan moral, masih ada yang ketiga, yaitu si Jahat itu sendiri. Kita perlu mengerti kedalaman rencana setan, sehingga pembicaraan mengarah kepada kejahatan religius (religious evil), di mana terjadi pemalsuan hal yang baik jadi hal yang paling jahat. Di zaman sekarang yang paling berani membunuh bukanlah orang atheis, tetapi pemimpin agama yang menganggap dirinya paling dekat Tuhan.

Agama-agama mengajar berbuat baik, tetapi anehnya banyak pemimpin agama justru paling jahat. Ini membuktikan bahwa agama tidak menjamin engkau lepas dari kejahatan, justru agama menyelubungi kekuatan kejahatan yang paling dalam, yang menyebabkan engkau buta dan tidak sadar. Orang yang beranggapan dia berbuat baik perlu dipertanyakan berbuat baik dengan standar apa. Ini alasan mengapa Tuhan melarang manusia memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat di Taman Eden. Tuhan tidak ingin manusia makan buah pohon pengetahuan hal yang baik dan jahat, karena di seluruh Alkitab dibuktikan bahwa ajaran tentang yang baik dan jahat diberikan oleh Tuhan sendiri. Jika hanya Tuhan sendiri yang memberitahukan apa yang baik dan jahat, mustahil Tuhan tidak ingin kita mengetahui dan membedakan hal yang baik dan jahat. Jelas Tuhan mau kita mengetahui hal yang baik dan jahat, tetapi Tuhan mau kita hanya mempunyai satu kriteria dan standar untuk membedakan baik dan jahat, yaitu menurut kebijaksanaan Allah sendiri, bukan dari standar itu sendiri.

Ketika orang tua memberi tahu anaknya, “Jangan membaca buku porno; jangan mengetahui hubungan seks,” itu bukan karena anak itu tidak boleh tahu, tetapi karena belum tiba saatnya. Jika waktunya tiba, tentu ia boleh tahu apa itu seks. Yang terpenting adalah ia harus tahu melalui otoritas siapa, dalam status bagaimana, dan memakai standar apa, pengetahuan itu ia dapatkan. Ia harus belajar bahwa ada otoritas dan standar kesucian yang ditetapkan oleh Pencipta, untuk bagaimana kita mengetahui dan menikmati seks. Jika seks dimengerti dengan standar manusia yang dicipta, yang bias, yang egois dan berdosa, maka akan terjadi penyelewengan pengetahuan dan penggunaan seks.

Oleh karena itu, janganlah kejahatan dimengerti sebagai yang menguntungkan atau merugikan aku, tetapi dari ketaatan atau pelanggaran terhadap prinsip yang Tuhan tetapkan dan otoritas Allah. Maka, bencilah ibumu dan bapakmu jika mereka membiarkan engkau berdosa dan menjatuhkan engkau ke dalam jerat setan. Cintailah pendeta yang berani menegur kamu, cintailah kawanmu yang menasihati kamu untuk lepas dari kejahatan. Penipuan terbesar di seluruh alam semesta justru dalam agama, sehingga agama yang seharusnya mengajar hal yang baik telah diperalat oleh si Jahat, sehingga si Jahat itu berada di belakang tirai agama. Orang beragama tidak merasa salah, karena ia yakin agamanya pasti benar, sehingga ia menolak agama yang lain yang ia anggap berbeda dari agamanya. Ia beranggapan semua yang berbeda dengannya pasti salah dan jahat. Inilah kecelakaan manusia terbesar. Jika seseorang mempunyai tuhan yang palsu tetapi dianggap asli, siapa yang boleh menghinanya? Barang siapa menganjurkan dan menghina pastilah dianggap sebagai musuh dan pasti ia benci. Pertikaian agama terjadi karena semua agama beranggapan bahwa allah mereka adalah Allah yang asli sementara semua yang lain palsu. Maka yang dianggap palsu tidak boleh mempersalahkan yang dianggap asli.

Hal yang paling menakutkan bukanlah materi, kecelakaan, kerugian, tetapi menganggap allah yang palsu sebagai yang asli. Jika hal ini terjadi, tidak ada toleransi, diskusi, dan kompromi. Yang terjadi adalah duel antara aku atau kamu. Maka yang disebut kerukunan agama adalah slogan yang indah, tetapi sulit terjadi. Secara damai kita harus menghormati manusia yang lain, tetapi secara kejujuran kita tahu sebenarnya tidak ada allah yang lain dan kita tidak bisa kompromi. Semua permasalahan ini bisa kita lihat dari doa yang Tuhan Yesus ajarkan, “Lepaskan kami dari yang Jahat.” Kita bukan lepas dari kejahatan alamiah, atau kejahatan moral, tetapi lepas dari si Jahat itu sendiri.

Jika di belakang suatu hal ada si Jahat yang telah memalsukan semua yang engkau tidak sadari, lalu engkau menerimanya begitu saja, menganggapnya asli padahal bukan asli, engkau membelanya habis-habisan karena dianggap asli, sehingga seumur hidup waktumu, tenagamu, pikiranmu disita, betapa celakanya hidupmu. Manusia memerlukan agama dan agama seharusnya menjadi sarana untuk ia bisa berbuat baik, tetapi kemudian di belakang agama ada si Jahat yang mengatur dan merusak tanpa ia ketahui. Betapa menakutkan! Kita melihat Tuhan Yesus sudah berbicara hingga ke akar yang terdalam, namun manusia biasa tidak dapat melihatnya. Mereka hanya tahu jika naik mobil, Tuhan akan memberi mereka keselamatan tidak tabrakan. Di sini kita perlu mengerti bahwa mengambil tindakan dan pilihan bukan sekadar karena keindahan, tetapi maknanya. Ketika setan mengerjakan segalanya, ia mengetahui makna dan bagaimana menipu manusia yang diciptakan menurut peta teladan Allah. Allah menciptakan manusia untuk menjalankan kehendak-Nya, tetapi setan mencobai manusia untuk merusak kehendak Allah, dengan cara yang salah dianggap benar, yang benar dianggap salah, lalu manusia ditipu, disuap, dan diberi berbagai hal yang kelihatan manis, sehingga engkau percaya kepadanya. Dan akhirnya, engkau menerima semua yang rusak. Saya tidak dapat menerima seseorang mengatakan, “Agama itu baik, maka terimalah dan tidak perlu pikir panjang atau khawatir, karena engkau sedang menjalankan kebaikan menurut kebaikan yang saya beri tahukan kepadamu.” Mengapa kebaikan itu menurut yang orang beri tahukan, bukan menurut yang Allah beri tahukan? Bukankah seharusnya semua bersandar pada wahyu Tuhan? Saya hanya mau memegang kriteria standar dan otoritas yang Tuhan beri, bukan dari manusia. Kita perlu melihat kejahatan yang ada di belakang sesuatu yang sepintas menguntungkan saya. Inilah cara setan! Alkitab berkata, “Engkau bukan tidak tahu segala gerak Iblis.” Gerakan dari setan mulai dari awal melawan Tuhan sampai akhirnya ketika ia dibuang ke dalam lautan api.

Di dalam Gerakan Reformed Injili, kita berjuang membawa orang kembali kepada Theologi Reformed dan mengobarkan penginjilan; sementara setan juga memiliki gerakan non-reformed dan non-injili, yang melawan dan mengguncang fondasi Theologi Reformed dan meracuni berita dan tindakan penginjilan. Tuhan telah mengatakan bahwa ketika Adam berdosa memakan buah terlarang yang bisa membedakan hal yang baik dan yang jahat, maka sejak saat itu semua yang baik dan yang jahat dijelaskan berdasarkan standar manusia yang tidak lagi memakai otoritas Tuhan. Agama adalah pohon baik dan jahat yang selalu menghasilkan buah. Hanya Kristus yang mengembalikan kita kepada pohon kehidupan dan buah dari pohon kehidupan adalah Injil yang sejati dari kematian dan kebangkitan Kristus. Di antara semua agama yang membicarakan baik dan jahat, hanya Kristus satu-satunya yang membicarakan hidup dan mati. Demikianlah Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, agar barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Ilmu berbicara tentang tahu dan tidak tahu, agama berbicara tentang baik dan jahat, filsafat berbicara tentang bijaksana dan bodoh, hanya Kristus yang berbicara tentang hidup dan mati. Semua orang di dunia membicarakan lapisan kedua hidup manusia, yaitu pengetahuan, dunia, dan kebudayaan; hanya Tuhan Yesus dan iman Kristen mengajak kita membicarakan lapisan pertama dan utama hidup manusia, yaitu masalah hidup atau binasa, hidup kekal dan mati kekal.

Yesus datang ke dunia supaya siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Berbicara tentang bodoh menjadi pintar adalah akademis, mati dan hidup adalah Injil. Gereja yang hanya mementingkan pengetahuan dan akademis, tidak lagi memberitakan Injil, perlahan-lahan akan menyusut. Akademis yang kuat, tanpa kuasa menyelamatkan orang dari binasa menjadi hidup, akan membuat gereja mati. Gereja-gereja ini kehilangan prinsip yang pertama dan utama yaitu Injil. Injil berbicara tentang hidup dan mati, hidup kekal dan hukuman kekal. Binasa selama-lamanya atau mendapat hidup yang kekal jauh lebih penting ketimbang tahu hal yang baik dan jahat. Pengetahuan moral dan epistemologi adalah lapisan kedua, bukan yang utama.

Ketika Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa, “Engkau tidak boleh makan buah terlarang itu,” di taman itu juga ada pohon kehidupan. Adam memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat, maka setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka membicarakan hal yang baik dan jahat. Inilah Taurat! Tetapi itu adalah lapisan kedua. Taurat adalah tambahan karena manusia berdosa. Manusia berdosa perlu mengetahui apa itu dosa, sehingga Allah memberikan Taurat. Tetapi Taurat tidak menyelamatkan atau memberikan hidup, hanya memberikan kutukan dan vonis. Hanya Tuhan Yesus yang berkata, “Barang siapa yang binasa di dalam dosa, datanglah kepada-Ku.” Karena upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah di dalam Yesus adalah hidup yang kekal.

Setelah Adam berdosa, Allah memanggil dia, “Di mana engkau, Adam?” Adam berkata, “Aku berjalan di taman dan mendengar suara-Mu; aku menjadi takut dan bersembunyi.” Inilah kalimat dosa. Engkau takut karena engkau sudah melanggar. Adam sudah bersalah, sudah berdosa, maka menyembunyikan diri. Inilah atheisme. Atheisme bagaikan seorang yang berusaha menutup matahari dengan kedua tangannya. Ketika ia tidak lagi melihat matahari, ia mengatakan matahari tidak ada. Maka Tuhan berkata, “Keluar! Engkau tidak perlu bersembunyi lagi. Sekarang berdiri di hadapan-Ku. Engkau sudah melanggar, Aku akan menyelamatkan engkau, tetapi si Jahat selalu akan menjadi musuh dari Yang Kudus.” Keturunan ular akan menjadi seteru keturunan perempuan. Maka semua upaya untuk mengusahakan perdamaian dunia adalah sebuah kesia-siaan. Bertabrakan di dalam pengertian fisika adalah ketika dua benda keras sedang memperebutkan tempat yang sama pada waktu yang sama. Maka dalam hal ini, hanya Yesus yang bisa menjadi Pendamai.

Alkitab menegaskan perkataan Yesus di dalam Matius 5, “Kasihilah musuhmu. Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Kalimat seperti ini tidak mungkin muncul di dalam berbagai literatur agama, tidak peduli berapa tingginya kepandaian akademis mereka. Sebelum Yesus, ada Musa, di zaman Yesus adalah Gamaliel dan Hillel, namun tidak mungkin ada pendamaian. Tuhan Yesus mengatakan kalimat ini, di kemudian hari Ia menjalankan perintah itu, dengan naik ke kayu salib dan berkata, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Di sepanjang sejarah hanya ada satu orang yang mengatakan ajaran yang sedemikian berat dan sekaligus mampu melakukan apa yang diajarkan-Nya. Itulah Yesus. Oleh karena itu, Yesaya 9:6-7 mengatakan bahwa Yesus adalah “Seorang bayi dilahirkan, seorang anak dikaruniakan bagi kita. Nama-Nya disebut Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Israel tidak mungkin berdamai dengan Arab karena di dalam agama Israel tidak ada cinta kasih terhadap musuh, demikian pula di pihak lain yang ada hanyalah balas dendam. Engkau boleh menganggap diri sedang berbuat baik. Pada saat engkau menganggap diri baik, engkau paling dekat dengan si Jahat. Jangan melihat si Jahat hanya ketika engkau mengalami kecelakaan, kerugian, penyakit atau kesusahan jasmani. Lihatlah si Jahat dalam kaitan ketika engkau melawan rencana Tuhan yang menyebabkan engkau terpisah dari wajah Allah yang kekal. Kita berperang bukan dengan orang kaya atau orang berkuasa, tetapi kita berperang dengan “yang di belakang” mereka. Memang yang jahat pada akhirnya akan gagal, namun sebelum berakhir, cakarnya cukup besar. Sekarang setan terus bekerja dengan cara yang menakutkan terhadap orang Kristen, untuk menyatakan bahwa waktunya tidak lama lagi untuk ia akan hancur total. Alkitab dalam Kitab Wahyu berkata, “Ia akan dicampakkan, turun dari sorga, dan dengan marah pergi ke tengahmu.” Kita berada dalam peperangan rohani. Kita akan dianiaya, dihina, tetapi jangan takut karena Tuhan berperang melawan Iblis dengan kalimat yang paling penting, “Benih ular itu akan melukai tumitnya dan benih wanita itu akan meremukkan kepalanya.” Yesus dilukai tumit-Nya oleh setan, tetapi setan akan diremukkan kepalanya oleh Yesus.

Saya selalu ingat sejak usia tujuh belas tahun, setiap kali memimpin kebaktian, khususnya kebaktian penginjilan, saya akan berdoa lebih banyak, karena dalam penginjilan perlu kuasa dan penyertaan Tuhan yang jauh lebih besar ketimbang kebaktian Minggu. Ketika saya berkhotbah di gereja pada hari Minggu, semua sudah Kristen, sehingga saya tidak perlu berperang dengan engkau. Tetapi ketika saya sedang merebut orang non-Kristen menjadi Kristen, di belakangnya setan sedang berperang melawan Tuhan. Di sini terjadi peperangan besar. Saya harus betul-betul di belakang Tuhan. Di belakang orang yang mendengar Injil ada setan dan di peperangan itu saya hanyalah hamba Tuhan. Jika saya memihak Tuhan, saya tidak boleh kompromi karena saya ada dalam bahaya. Maka saya harus setia mati untuk Tuhan. Inilah cara pelayanan saya selama ini. Biarlah dengan itu Tuhan menyatakan kemenangan-Nya. Amin.

15 November 2016

Bagikan:

  • WhatsApp
  • Telegram
  • Facebook
  • Twitter
  • Cetak
  • Lagi
  • LinkedIn
  • Surat elektronik
Tag: Doa Bapa Kami, Stephen Tong

Baca ini juga yuk

Doa Bapa Kami – Bagian 1: Bapa Kami yang di Sorga

Doa Bapa Kami dimulai dengan “Bapa kami yang di sorga.” Manusia diciptakan seturut peta teladan Allah, maka terdapat status dan kondisi yang tidak ada pada makhluk lain, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 2: Dikuduskanlah Nama-Mu

Allah yang suci ialah Allah sejati, allah yang tidak suci ialah allah palsu. Allah palsu tidak punya kekudusan, sedangkan Allah asli memiliki kekudusan pada diri-Nya sendiri. Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 3: Dikuduskanlah Nama-Mu

“Engkau dikuduskan” yaitu agar orang bisa mengaku, menghormati, dan berbakti kepada Allah yang suci adanya. Telah dibahas bahwa konsep kesucian berbeda-beda, di Protestan diindikasikan dengan moralitas, di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 4: Datanglah Kerajaan-Mu

Di hadapan Pilatus, Tuhan Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.” Ketika Yesus di dunia, orang Israel mengikuti Dia, tetapi hati mereka tidak mengerti isi hati Tuhan, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 5: Datanglah Kerajaan-Mu

“Datanglah Kerajaan-Mu” berarti hidup di dunia ini, tetapi dengan iman menuju dunia lain, di mana janji dan kehendak Tuhan lebih tinggi daripada pemerintahan atau kerajaan di dunia ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 6: Jadilah Kehendak-Mu

Ketika kita mengharapkan datangnya Kerajaan Allah, kita harus menyadari bahwa kita masih memiliki tugas yang sangat berat, yaitu kita harus bersaksi bagi Kristus. Kita hidup di dunia ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 8 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 7: Jadilah Kehendak-Mu

Dari pernyataan “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga,” terkandung arti yang dalam, yaitu tujuan ilahi atas ciptaan Tuhan; suatu telos (tujuan akhir) yang Tuhan ingin capai di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 8: Berilah Kami Makanan Secukupnya

Manusia yang bertubuh memiliki kebutuhan materi. Manusia membutuhkan pakaian, makanan, rumah, kendaraan, vitamin, dan uang, agar kita tidak kedinginan, kelaparan, kelelahan, dan tidak sakit. Pertanyaan penting adalah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 9: Ampunilah Kesalahan Kami

Doa Bapa Kami berbeda dari semua doa agama lain. Dapat dikatakan bahwa tidak ada pengajaran dari pendiri agama lain yang memperkenalkan dirinya mengenal Allah sejati dan mengutarakan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 10: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan

Doa Bapa Kami mengungkapkan bagaimana seharusnya kita meminta kepada Tuhan segala kebutuhan yang hanya mungkin diisi dan diberikan oleh Allah saja. Doa ini berbeda dengan semua doa ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 11: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan (2)

Manusia dicipta Tuhan di dalam status unik dan sebagai pribadi yang harus bertanggung jawab. Tuhan menciptakan manusia yang unik, berbahaya, dan statusnya berada di antara Allah dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 12: Janganlah Membawa Kami ke dalam Pencobaan (3)

Socrates pernah berkata, “The unexamined life is not worth living” (Hidup yang tak teruji tidak layak dihidupi). Kesulitan Socrates adalah dia tidak pernah tahu apa ukuran ujian ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 13: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (1)

Di dalam ajaran Agustinus ada kalimat yang seperti mirip, “Allah dicari di mana? Aku mencari Engkau di luar, akhirnya aku sadar bahwa Engkau ada di dalam aku, ...

Transkrip - Redaksi Pillar 15 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 14: Lepaskanlah Kami dari pada Yang Jahat (2)

Kalimat terakhir dalam doa di mana kita meminta Allah membantu kita di dalam empat urusan yang paling penting ini ialah, bagaimana Engkau melepaskan aku dari yang Jahat. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 16: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (1)

Kita telah membicarakan tentang lepas dari kejahatan natural (natural evil), kejahatan moral (moral evil), dan kejahatan dasar (ontological evil), yaitu si Jahat itu sendiri. Kita harus memerhatikan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 17: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (2)

Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus tidak kompromi. Dalam seluruh pikiran-Nya, Allah menjadi pusat, sumber berkat, kebenaran, dan yang menggenapi seluruh rencana kekal alam semesta.

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 18: Engkaulah yang Empunya Kerajaan (3)

Tuhan Yesus menutup Doa Bapa Kami dengan kalimat, “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Melalui akhir Doa Bapa Kami ini kita didesak ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Doa Bapa Kami – Bagian 19 (Tamat): Engkaulah yang Empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan sampai Selamanya (4)

Kini kita akan membicarakan Allah yang empunya kemuliaan. Dari ketiga istilah ini: Kerajaan, kuasa, dan kemuliaan, kemuliaan merupakan yang paling tidak berwujud, bersifat supramaterial, dan sulit dimengerti. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pokok Doa

  1. Berdoa untuk para penulis Kristen dan juga badan penerbit Kristen agar dipakai Tuhan untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang menumbuhkan Gereja sebagai tubuh Kristus untuk menjawab kebutuhan zaman ini.
  2. Berdoa untuk para content creator yang bermisi untuk memberikan suara kekristenan di tengah ramainya media massa dan media sosial agar diberikan visi yang jelas dan kreativitas dalam pelaksanaan.
logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Kami tersedia dalam aplikasi.

google play

  

Home | Tentang PILLAR | PDF | Hubungi kami | GRII

© 2010 - 2022 GRII

Update PILLAR App terbaru di Play Store!

UPDATE
X