Buletin PILLAR
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • 3P
  • Seputar GRII
  • Resensi
Transkrip
Jesus Christ and Nicodemus, painted by Matthias Stom, between 1640 and 1650 Source: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Matthias_Stom_-_Christ_and_Nicodemus.jpg

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 14)

19 Juni 2014 | Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pertemuan antara Nikodemus dan Tuhan Yesus merupakan perwakilan pertemuan antara agama dan keselamatan. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa selalu beranggapan bahwa kalau aku sudah menjalankan syariat agama, Tuhan pasti akan berkenan kepada aku. Jika aku selalu berbuat baik seumur hidupku, pasti aku akan masuk ke sorga. Kerangka pikir religius seperti ini membuat hati nurani manusia masih dapat berfungsi dengan baik, berupaya membenahi diri, mencapai standar yang ditetapkan oleh agamanya, dan membuat jiwanya merasa tenang karena berharap Tuhan akan menerimanya.

Orang Kristen sering kali menghina orang Farisi, padahal hidupnya belum tentu lebih saleh dari orang Farisi. Mereka adalah para pemimpin agama yang bukan hanya mempelajari agama, tetapi juga menjalankan Taurat Musa secara giat. Mereka berdoa, tidak berzinah, tidak menipu uang orang, memberi perpuluhan, dan berpuasa dua kali seminggu. Banyak orang Kristen tidak berbuat seserius mereka. Masalahnya, apakah orang yang sesaleh itu dapat diperkenan Allah? Tidak!

Allah membuang orang-orang Farisi dengan alasan yang Tuhan Yesus nyatakan dengan keras, “Celaka engkau orang Farisi dan ahli Taurat yang munafik.” Tentu tidak semua orang Farisi munafik, masih ada orang-orang yang hati nuraninya masih bekerja. Kita melihat ada Nikodemus yang datang menemui Tuhan Yesus dengan begitu rendah hati. Sebaliknya Tuhan Yesus tidak menerimanya dengan ramah, malah dengan tegas berkata bahwa jika ia tidak diperanakkan pula, ia tidak akan melihat Kerajaan Allah. Artinya, orang yang demikian kerohaniannya buta. Ia juga berkata, “Jika engkau tidak diperanakkan pula oleh air dan Roh Kudus, engkau tidak masuk Kerajaan Allah. Angin bertiup seturut kemauannya… demikian pula orang yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus.”

Nikodemus benar-benar tidak bisa mengerti. Ia berpikir bagaimana dia yang sudah begitu tua bisa masuk kembali ke rahim ibunya untuk bisa diperanakkan pula. Tuhan Yesus bukan memberikan jawaban, tetapi malah menegur lagi, “Engkau adalah guru orang Israel, mengapa engkau tidak mengetahui hal ini?” Ini suatu tamparan keras bagi Nikodemus. Tuhan Yesus tidak menghargai posisi dan kapasitasnya sebagai guru. Bagaimana orang yang tidak mengerti pedagogi berani menjadi guru, orang yang tidak mengerti firman dan kehendak Tuhan berani menjadi pendeta? Inilah tantangan Tuhan Yesus. Kemudian Tuhan Yesus bicara tentang perbedaan hal duniawi dan sorgawi.

Manusia pada umumnya begitu egois dan tidak mau sinkron dengan kehendak Tuhan. Maka Tuhan Yesus berkata, “Aku berbicara tentang hal duniawi saja engkau tidak mau percaya, bagaimana Aku berbicara tentang hal sorgawi?” Di sini Yesus memilah hal duniawi dan sorgawi. Dan memang, baik orang Kristen ataupun non-Kristen, yang hanya memikirkan hal duniawi, walaupun kelihatan secara luar begitu sorgawi, sama sekali tidak ada gunanya. Hanya orang yang hatinya sungguh-sungguh memikirkan perkara sorgawi, baru hidupnya berbeda dengan orang dunia. Ia akan menjauhkan diri dari perbuatan jahat dan pikiran yang najis, dan hanya ingin memperkenan Tuhan di sorga.

Yesus mengakhiri dialog-Nya dengan dua pernyataan yang mengejutkan. Pertama, tidak ada orang yang pernah naik ke sorga. Seolah pernyataan ini mengabaikan fakta Henokh dan Elia yang naik ke sorga. Mengapa Yesus berkata, “Tidak ada orang yang pernah ke sorga, kecuali Anak Manusia yang turun dari sorga dan tetap ada di sorga”? Sebenarnya pernyataan Yesus mengoreksi konsep yang salah di dalam agama. Henokh dan Elia memang naik ke sorga, tetapi mereka hanya sampai di wilayah yang dapat dicapai oleh manusia, bukan tempat asal Yesus, tempat Mahatinggi itu. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah orang yang paling rohani di antara semua orang rohani, tetapi Dia adalah Allah yang datang dari tempat Mahatinggi. Alkitab dengan ini mengindikasikan tiga tingkatan pengertian yang diwakili oleh kata “langit”, yaitu lapisan pertama tempat yang kita kenal sebagai langit bumi kita, atau alam semesta ini; lapisan kedua tempat rohani yang Tuhan siapkan bagi manusia ciptaan-Nya; dan lapisan ketiga adalah tempat Mahatinggi di mana Allah bertakhta. Tempat ini tidak dimengerti oleh agama, namun sebenarnya sudah tersirat di Perjanjian Lama.

Di dalam doa Salomo, ia sudah menyebutkan tentang “langit dan langit di atas langit” yang mengungkapkan adanya dua lapisan langit. Tetapi di dalam ayat ini ditegaskan bahwa kedua lapisan langit itu tidak memadai untuk menjadi tempat tinggal Allah. Allah tinggal di tempat yang tertinggi, di atas kedua lapisan yang kita tahu. Namun, ketika orang yang sombong mendengar pernyataan Tuhan Yesus ini, pasti akan menyerang Dia. Itu sebabnya, pengajaran Tuhan Yesus diberikan kepada orang-orang yang mau belajar dengan rendah hati, bukan orang yang menganggap diri sudah tahu. 

Kita melihat bahwa bagi Paulus, orang boleh saja menganggap diri sudah tahu, namun sesungguhnya, jika diukur dengan apa yang seharusnya dia tahu, ternyata dia belum tahu apa-apa. Inilah epistemologi yang paling tinggi di dalam tatanan filsafat. Tidak ada filsafat lain yang bisa berkata demikian. Pernyataan Paulus mengingatkan kita bahwa pengetahuan kita sangat terbatas. Pengetahuan Allah jauh tidak terbatas. Artinya, masih banyak hal yang kita tidak tahu. Itu sebabnya, saya merasa prihatin terhadap orang-orang yang belum belajar apa-apa sudah berani menyampaikan khotbah yang tidak bertanggung jawab.

Kedua, ular tembaga yang ditinggikan Musa di padang belantara adalah lambang Anak Manusia yang juga akan ditinggikan. Ini mengisyaratkan bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mati. Itu sebabnya Allah berinkarnasi dengan memakai tubuh manusia yang bisa mati. Allah Pencipta alam semesta rela mengenakan tubuh yang berdarah daging karena kasih-Nya kepada manusia. Inilah kasih sejati. Kasih yang bukan mencari kesenangan diri atau keuntungan diri, melainkan kasih yang rela berkorban, turun ke bawah, membatas diri di dalam keterbatasan ciptaan, menyatu dengan yang lebih rendah dari-Nya.

Setelah itu, Tuhan Yesus mengakhiri dialog-Nya dengan Nikodemus. Ini adalah pertemuan pertama dan satu-satunya, dan hanya dicatat di dalam Yohanes 3 saja. Oleh karena itu, kita sangat bersyukur kepada Tuhan, karena tanpa catatan Yohanes, kita tidak pernah tahu adanya dialog penting ini. Memang kita tidak tahu berapa lama Nikodemus berdialog dengan Tuhan Yesus, namun kita tahu pasti bahwa ia kebingungan karena tidak ada titik temu dalam dialog itu. Sepertinya, Yesus tidak menghargai dia. Yesus terus mengingatkan untuk dilahirkan kembali dan berbicara tentang bagaimana Anak Manusia akan ditinggikan bagaikan ular tembaga yang menjadi penolong bagi orang-orang yang dipagut ular berbisa. Secara tampak luar sama ular, tetapi esensinya berbeda, yang satu ular berbisa yang mematikan, sementara ular tembaga tidak berbisa dan menghidupkan. Demikian pula manusia, ketika dicipta menurut gambar dan rupa Allah, Yesus ketika berinkarnasi mengambil rupa manusia. Sekalipun secara tampak luar sama, tetapi secara   berbeda, manusia berdosa, Yesus tidak berdosa. Hanya dengan cara itu Kristus bisa menggantikan orang berdosa mati di kayu salib dan menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya, sementara yang tidak mau percaya telah binasa.

Inti pembicaraan Tuhan Yesus dengan Nikodemus sebenarnya adalah bahwa Yesus menyatakan bahwa sekalipun Nikodemus telah berusaha berbuat baik, mencoba menunaikan Taurat, tetap ia tidak akan bisa selamat. Ini bagai orang yang digigit ular berbisa. Ia tetap akan mati. Itu tidak ada hubungan dengan perbuatan orang itu. Kecuali ia memandang ular tembaga, maka ia baru bisa diluputkan dari maut. Demikian pula orang berdosa harus percaya kepada Yesus barulah ia tidak binasa. Jadi orang percaya tidak binasa bukan karena Tuhan memberi dia perlindungan khusus, melainkan karena Kristus telah mati menggantikan dia yang berdosa. Dengan kata lain, keselamatan bukan karena Taurat, melainkan karena anugerah. Bagi saya, pertemuan Yesus dan Nikodemus adalah pertemuan antara Taurat dan keselamatan, peralihan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kita perlu berseru kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, aku tidak dapat menyelamatkan diriku sendiri, karena dosa bagaikan bisa yang menjalar dalam tubuhku membawaku kepada kematian. Aku hanya memandang kepada-Mu yang sudah mati menggantikanku, kalau tidak aku pasti binasa.”

Saya percaya malam itu Nikodemus pulang dan terus bertanya-tanya mengapa sampai setua itu dia baru tahu bahwa Taurat yang selama ini dia pelajari ternyata tidak terhitung apa-apa di mata Anak Allah yang berinkarnasi. Dia harus bergumul bagaimana bisa memutarbalikkan konsep yang selama ini dia pegang. Ada banyak orang yang selama ini memegang kepercayaan yang lain, ketika mendengar berita Injil tentang Yesus dan karya-Nya, mereka menjadi bingung bagaimana harus mengubah semuanya yang selama ini telah dia pegang, lalu masuk kepada kebenaran Tuhan yang terang. Nikodemus memikirkan hal ini mendalam tanpa berani mendiskusikannya dengan orang Farisi yang lain. Beberapa tahun kemudian dia memutuskan untuk percaya kepada Yesus dan akhirnya dikucilkan. Ia hidup miskin dengan mencari ranting dan menjualnya untuk mempertahankan hidup. Sangat berbeda dengan ajaran Theologi Kemakmuran yang mengatakan bahwa percaya Yesus hidupnya akan lancar dan menjadi kaya. Seperti Paulus, Nikodemus juga meyakini bahwa pengenalan akan Kristus jauh lebih mulia dan berharga dibandingkan dengan seluruh kekayaan dunia. Allah memperkenankan pertemuan ini dicatat di dalam Kitab Suci untuk dibaca dan dibahas dari zaman ke zaman.

Setelah dialog berakhir, Rasul Yohanes menyimpulkan dengan satu kalimat di ayat 16, yang menyatakan bahwa keselamatan bukan melalui perbuatan baik, melainkan karena percaya kepada Yesus. Inilah awal dari pengertian kehendak Allah di dalam Perjanjian Baru. Ayat ini merupakan ayat yang sangat penting dan merupakan salah satu mutiara yang paling digemari dan dihafal oleh orang Kristen dari zaman ke zaman.

Penjelasan berlanjut ke ayat 17, tentang apa itu Injil. Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkan. Ada orang yang tidak pernah mau mengerti jerih lelah orang lain dan cenderung selalu mengkritik atau menghakimi orang lain untuk menunjukkan kehebatan dirinya. Yesus datang bukan untuk menghakimi. Ia datang untuk menyelamatkan. Tetapi, bukankah Yesus juga menghakimi para pemimpin agama dan menghakimi Herodes? Di sini kita harus melihat bahwa Yesus menghakimi kepura-puraan dan ketidakjujuran mereka, bukan menjelekkan mereka.

Kita harus membedakan antara teguran yang jujur dan penghakiman yang bermotivasi merusak. Kita bisa mengoreksi orang, tetapi bukan berdasarkan kebencian atau iri hati. Iri hati sering kali merupakan ekspresi dari egoisme, keinginan menonjolkan diri, dan menunjukkan diri hebat. Kita harus belajar memelihara hubungan yang baik dengan orang lain. Ingat, Tuhan Yesus datang bukan untuk menghakimi, melainkan menyelamatkan. Ketika Tuhan Yesus melihat manusia jatuh ke dalam dosa, Dia tidak berkata, “Sudah berdosa, biar binasa saja sekalian.” Tetapi Ia berkata, “Dia masih bisa diperbaiki, Aku akan datang menyelamatkan orang berdosa ini.” Inilah pikiran positif, sebuah sikap mau berkorban demi membenahi dan memperbaiki orang lain.

Beberapa puluh tahun lalu saya pernah mendengar orang berkomentar, “Orang itu suka membeli mobil jelek, lalu memperbaikinya menjadi mobil yang enak dipakai. Keuntungan yang dia dapat memang tidak banyak, tetapi pembelinya selalu merasa puas.” Jadi, kalau anakmu nakal, jangan buang dia, tetapi perbaiki dia. Saat dia menyadari akan hal rohani, ia akan memiliki perilaku yang baik, bisa menjadi semakin pandai. Maka jangan menghina seorang anak. Jangan menganggap anak miskin tidak bisa apa-apa. Saya telah membuktikan itu tidak benar. Saya tidak pernah studi ke luar negeri, tidak pernah minta dana dari luar negeri, tetapi Tuhan beri kesempatan mengerjakan sesuatu yang besar. Dari kecil saya ingin agar boleh mengerjakan yang terbaik bagi Tuhan, bagi bangsa saya, bagi generasi saya dan generasi yang akan datang. Bagi orang Sparta, semua bayi yang panjangnya kurang dari enam puluh sentimeter dibunuh, karena dianggap tidak akan cukup besar dan kuat untuk menjadi tentara. Tetapi orang bertubuh besar belum tentu berotak. Kalau saja peraturan Sparta diberlakukan di dunia, maka dunia akan kehilangan Stephen Hawking, Sir Isaac Newton, dan banyak orang hebat di dunia. Oleh karena itu, janganlah kita membuang anak yang nakal dan dianggap tidak berguna.

Mengapa Tuhan tidak membuang manusia? Karena manusia dicipta menurut peta teladan-Nya. Mengapa Tuhan mengirim Yesus? Karena Ia ingin manusia bisa menikmati kekekalan bersama-Nya, nilai yang tidak mungkin digantikan dengan apa pun juga. Hanya orang yang menghina diri, membuang diri, bekerja sama dengan setan, dan membangkang kepada Tuhan akan dibuang ke neraka. Tuhan Yesus begitu mencintai engkau. Dia menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya, Roh Kudus akan mengubah engkau dan menggali potensimu. Selama dalam sejarah kita bisa hidup berproses dan terus memperkembangkan semua potensi yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya. Ada dalil hidup yang aneh, setiap barang yang terus dipakai akan rusak, tetapi otak manusia semakin dipakai akan semakin cemerlang. Maka saya bertekad akan mengerjakan apa pun yang memuliakan Tuhan. Setiap orang yang mau dikoreksi, digali potensinya sampai maksimal untuk Tuhan adalah pengikut-pengikut Kristus.

Allah tidak mengirim Yesus untuk membual, menikmati atau merusak dunia, tetapi untuk menyampaikan firman kebenaran, memberi pencerahan dan teguran. Dia sendiri menjadi teladan dalam mengorbankan diri demi menjadikan engkau seperti yang seharusnya, di mana engkau sendiri tidak mengetahuinya. Untuk itu Dia datang menggenapkan rencana Bapa. Maukah engkau menyerahkan diri ke dalam tangan-Nya, membiarkan Dia melengkapimu, mengubahmu, dan mengembangkan potensimu semaksimal mungkin sesuai kehendak-Nya? Amin.

Tag: Nikodemus menemui Yesus

Baca ini juga yuk

Nikodemus Menemui Yesus (Yohanes 3:1-15)

Yohanes 3:1-15 merupakan pengajaran yang sangat penting. Bagian ini membahas satu perkara yang harus dialami oleh setiap orang Kristen yang sejati. Pengajaran penting ini hanya satu kali ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 2)

“Orang miskin selalu bersamamu, tetapi Aku tidak.” Respons Tuhan Yesus ini sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan manusia. Orang Yahudi sering memegang dan memutlakkan konsep mereka sendiri ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 3)

Pertemuan Nikodemus dengan Tuhan Yesus Kristus bukanlah suatu kebetulan, juga tidak direncanakan oleh manusia, melainkan merupakan rencana Allah. Bukan Yesus yang mencari Nikodemus, karena ketika Yesus hadir ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 4)

Nikodemus adalah satu-satunya – seorang akademisi, pemimpin agama Yahudi, dan orang Farisi – yang dengan inisiatifnya sendiri datang menemui Tuhan Yesus. Dia datang menemui Yesus di waktu ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 5)

Sebagai seorang profesor agama yang sudah senior, berusia, dan mahir, biasanya sulit untuk rendah hati. Pada umumnya, orang mau rendah hati karena terpaksa, karena ia tidak memiliki ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 6)

Pertemuan antara Tuhan Yesus dan Nikodemus adalah inisiatif dari Nikodemus dan ia mengakui bahwa Tuhan Yesus disertai oleh Allah. Pengakuan itu tidak serta-merta diterima oleh Tuhan Yesus, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 7)

Jika kita memerhatikan Injil Yohanes, kita mengetahui bahwa sejak semula Tuhan Yesus bersikap sangat tegas dan tidak berkompromi sedikit pun terhadap orang-orang Farisi. Tetapi berbeda sekali, Ia ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 8)

Nikodemus memulai pembicaraan dengan mengatakan, “Kami tahu…” Siapakah kami? Jelas di sini yang dimaksud dengan ‘kami’ bukanlah orang Farisi secara keseluruhan, karena orang Farisi tidak sepaham dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 16 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 9)

Ketika Nikodemus berkata kepada Tuhan Yesus, “Guru, kami tahu bahwa tidak mungkin seorang pun dapat melakukan mujizat yang Kaulakukan, jika Allah tidak menyertai Engkau,” Nikodemus tidak sedang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 16 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 10)

Nikodemus hanya memiliki satu kali kesempatan untuk berdialog dengan Tuhan Yesus. Setelah itu, dia tidak pernah mencari atau berdialog dengan Yesus lagi. Maka, jika kesempatan satu-satunya ini ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 11)

Apa yang Yesus tuntut dari seorang guru? Guru harus mulai dengan diperanakkan pula. Ia harus mengerti apa itu dilahirkan kembali, apa itu lahir baru. Guru bukan mengajar ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 12)

Nikodemus mewakili orang Israel, umat pilihan Tuhan, yang menganggap diri memiliki pengetahuan yang tinggi tentang Taurat. Ia menemui Yesus Kristus yang turun ke dunia untuk menyelamatkan kaum ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 13)

Yohanes 3:16 adalah ayat yang sangat terkenal dan populer di sejarah dunia. Saya percaya, hampir tidak ada orang Kristen yang tidak tahu ayat ini, bahkan banyak yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Nikodemus Menemui Yesus (Bagian 15)

Kita telah membahas tentang tujuan Kristus datang ke dunia, bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan. Hal ini menyatakan makna hidup yang positif, yaitu ke mana pun engkau ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Langganan nawala Buletin PILLAR

Berlangganan untuk mendapatkan e-mail ketika edisi PILLAR terbaru telah meluncur serta renungan harian bagi Anda.

Periksa kotak masuk (inbox) atau folder spam Anda untuk mengonfirmasi langganan Anda. Terima kasih.

logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Temukan Kami di

google play   facebook   instagram

  • Home
  • GRII
  • Tentang PILLAR
  • Hubungi kami
  • PDF
  • Donasi

© 2010 - 2025 GRII