Buletin Pillar
  • Transkrip
  • Alkitab & Theologi
  • Iman Kristen & Pekerjaan
  • Kehidupan Kristen
  • Renungan
  • Isu Terkini
  • Seni & Budaya
  • Seputar GRII
  • Resensi
Transkrip

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 18: Butir Kedua (12) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati…

Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Manusia dicipta Allah menurut peta teladan-Nya, lebih tinggi dari semua makhluk karena manusia memiliki sifat-sifat Allah sendiri. Di dalam dasar hati manusia ada sifat keadilan, kebenaran, dan kasih. Tetapi semua akhirnya menyeleweng dan tercemar oleh dosa. Distorsi atau pencemaran ini sudah masuk ke dalam agama, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, politik, keuangan, masyarakat, dan segala aspek kehidupan manusia. Maka para politisi salah menjalankan keadilan, para pendidik salah mengajarkan kebenaran, para agamawan salah melaksanakan kehendak Allah.

Ketika menghakimi Yesus, Pilatus bertanya, “Jadi Engkaukah raja?” Yesus menjawab, “Engkau yang mengatakan Aku raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, agar Aku memberi kesaksian tentang kebenaran.” Maka Pilatus terkejut dan berkata, “Apa itu kebenaran?” Sesudah berkata demikian, keluarlah ia menemui massa Yahudi itu. Sikap ini mencerminkan kerusakan sifat manusia. Tentang kebenaran, manusia sebenarnya mempunyai konsep, keinginan mengenal, dan pertanyaan tentang kebenaran. Namun sayang, manusia tidak menginginkan jawaban yang benar. Pilatus tidak siap untuk menerima kebenaran.

Setiap orang menganggap dirinya benar dan tidak siap mendengarkan jawaban dari Sang Kebenaran itu sendiri. Yesuslah satu-satunya manusia di sepanjang sejarah yang pernah berkata, “Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup.” Tidak ada filsuf yang pernah berkata, “Akulah kebenaran.” Jika Pilatus sungguh mengerti makna ucapan Yesus, “Akulah kebenaran,” Pilatus tentu akan berlutut dan berkata, “Jika demikian, berilah aku jawaban.” Yang berdosa berdiri di hadapan dan mengadili Sang Kebenaran, Yang Tidak Berdosa. Ini suatu perlawanan dan penghinaan terhadap kebenaran. Yang seharusnya menghakimi, sekarang dihakimi; yang seharusnya dihakimi, sekarang menghakimi. Tuhan Yesus telah melakukan suatu keharusan, yaitu Ia diadili dan dihina oleh para pendosa.

Ketika Pilatus bertanya, “Apa itu kebenaran?” Pilatus bersikap menghina kebenaran, karena ia tidak bersedia mendengar jawabannya. Di dalam sejarah Yunani dan Romawi, ada tiga aliran filsafat yang terpenting dan meluas di dalam dunia cendekiawan, yaitu: Stoicism, Epicureanism, dan Scepticism. Epicureanism mencari segala kebahagiaan yang bisa diterima manusia. Stoicism mencari kebajikan melalui penyiksaan diri (asceticism) yang berusaha agar tubuh ditekan dan jiwa dilepaskan; melalui kebajikan mereka mengikuti perjalanan yang ditunjuk dalam ajaran Stoicism. Kaum Stoa mencari kebajikan, Kaum Epikurean mencari kesukaan. Dan ada satu lagi di era yang sama, yaitu sekitar tahun 400 SM sampai sekitar tahun 400 M, yang berkembang pesat dengan mengatakan, “Aku tidak tahu apa itu kebenaran, keadilan, kesukaan, dan kebajikan,” yaitu ajaran Scepticism. Scepticism meragukan segala sesuatu. Mereka hanya memiliki keinginan tanpa jawaban. Saya menduga Pilatus selalu skeptis, tidak memiliki kepastian. Itu sebab, perkataan Pilatus, “Apa itu kebenaran?” mencerminkan kebiasaan pendosa yang tidak sungguh-sungguh mau mencari kebenaran.

Kita mempunyai kebutuhan dan keinginan, tetapi tidak memiliki kepastian dan keseriusan menantikan jawaban. “Saya tahu di dunia ada dan perlu kebenaran, tetapi saya tidak sanggup mengatasi kesulitan di dalam sifat diri saya sendiri.” Misalnya semua orang yang merokok tahu bahwa rokok tidak baik, tetapi tahu tidak baik hanya satu fungsi dari hidup, yaitu fungsi tahu, fungsi rasio. Fungsi rasio selalu lebih tinggi dari fungsi melaksanakan. Yang tahu rokok tidak baik, tidak memiliki kekuatan mentransformasi dari pengetahuan bahwa dosa itu tidak baik menjadi suatu kemampuan untuk melawan dosa. Inilah kelemahan dunia. Kita semua mengerti secara rasio apa itu baik dan jahat, tetapi tidak mampu mengubah pengertian tersebut menjadi suatu kekuatan untuk menolak yang tidak baik dan melakukan yang baik. Ada orang yang sadar dan menyesali dosanya. Ada yang sadar dan menyesal karena ditangkap, bukan karena dosanya.

Ada beberapa dasar keberadaan dan tingkat pengertian setiap pendosa: (a) Instinctive understanding, secara naluri saya tahu apa itu baik dan tidak baik; (b) Educational understanding, karena dididik maka saya tahu apa itu baik dan tidak baik; dan (c) Religious understanding, dari khotbah dan pengajaran agama saya tahu apa itu baik dan tidak baik. Tetapi pengetahuan saja tidak cukup. Pengetahuan masih membutuhkan pekerjaan penerangan Roh Kudus. Ini hal yang sangat penting. Roh Kudus datang untuk menyadarkan manusia akan dosa, keadilan, dan penghakiman (Yoh. 16:8). Dalam terjemahan lain, Roh Kudus mengakibatkan pendosa menegur diri akan dosa yang ia perbuat, keadilan yang ia tolak, dan penghakiman Tuhan yang seharusnya ia terima.

Pada saat Pilatus menghakimi Tuhan Yesus, ia menjadi seorang yang melawan, karena seharusnya Yesuslah yang menghakimi dia. Kelahiran Tuhan Yesus adalah fakta sejarah yang membuktikan bahwa Allah mewujudkan kasih-Nya kepada manusia dan hadir dalam kesengsaraan dan kesulitan hidup manusia. Ia turun ke dunia agar kita mengerti betapa dalam kasih-Nya di dalam kerelaan-Nya datang dan mengalami penderitaan. “Engkau mau datang bersimpati dan berbagian di dalam kesengsaraanku. Aku bersyukur kepada-Mu karena kasih-Mu.” Simpati berarti memiliki perasaan bersama. Itu menjadikan yang menderita tahu bahwa ia tidak sendiri. Yesus sama seperti kita, pernah diumpat, ditolak, difitnah, disingkirkan, dan dijadikan marginal (orang buangan) dalam masyarakat. Ketika memikirkan tentang apa yang pernah dialami Yesus, kita bersyukur ada Tuhan yang mau seperasaan dengan kita, pernah masuk ke dunia mengalami apa yang kita alami. Inilah kasih Tuhan yang menghibur kita.

Pada saat diadili Pilatus, Tuhan Yesus tenang dan tidak membalas, seperti domba yang dibawa ke pembantaian, dengan tenang menyerahkan diri di hadapan Allah. Tuhan Yesus lahir di masa Maria dan mati di masa Pilatus. Ini adalah fakta sejarah. Ini perbedaan iman Kristen dari semua mitologi. Alkitab berkata bahwa dalam segala hal Ia sama seperti kita. Dalam segala hal, Yesus masuk ke dunia ciptaan, hidup di tengah manusia, dan dicobai dalam segala hal. Ibrani 4:15 mengatakan, “Sama seperti kita, Ia telah dicobai hanya tidak berbuat dosa.” Frasa ini menjadi Pembeda Kualitatif (qualitative difference) antara Yesus dan semua manusia lain di sepanjang sejarah sejak penciptaan hingga Hari Tuhan. Tuhan Yesus sama seperti kita, dicobai Iblis. Pekerjaan Iblis ada tiga yang terbesar, yaitu: (a) melawan Tuhan; (b) menjatuhkan manusia dalam dosa; dan (c) menuduh umat suci agar dibenci Allah.

Alkitab berkata, semua kelemahan manusia akibat jatuh dalam dosa, dapat disimpulkan hanya ke dalam tiga wilayah, yaitu: (a) keinginan daging, (b) keinginan mata, dan (c) keangkuhan hidup (1Yoh. 2:16). Ketiga hal ini dilakukan Iblis untuk mencobai Yesus. Pada saat Yesus dicobai, roti mewakili keinginan daging. Jika seseorang sudah sangat kelaparan, makanan menjadi pencobaan yang sangat besar. Selama empat puluh hari Yesus tidak makan, sekalipun kemungkinan besar Ia tetap minum. Karena Alkitab berkata, “Akhirnya laparlah Yesus.” Tidak dikatakan, “Hauslah Yesus.” Artinya, mungkin Ia minum. Alkitab tidak mengajarkan, bahwa berpuasa tidak boleh makan dan minum. Musa, Elia, dan Yesus berpuasa 40 hari dan tidak dikatakan selama 40 hari itu mereka tidak minum. Juga ditulis, “Sesudah itu mereka lapar,” tidak dicatat mereka haus. Seluruh pikiran berdasarkan prinsip Alkitab: hidup manusia bukan bersandarkan roti saja, tetapi bersandarkan pada setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan. Berpuasa karena kita mau lebih banyak berdoa, lebih dekat kepada Tuhan, lebih bersandarkan kuasa dari atas, maka tidak bersandar pada dunia. Berpuasa berarti bersandar pada Tuhan. Yesus juga menjadi teladan bagi kita.

Yesus berpuasa selama 40 hari. Setelah Ia lapar, Iblis langsung datang. Banyak orang setelah terjepit, sampai tidak ada jalan keluar, baru mulai memikirkan tentang Allah. Ini tidak benar. Kerohanian seseorang itu baik jika dalam kecukupan, kesukaan, kekayaan, dan kelancaran, selalu bersyukur kepada Tuhan. Kita harus selalu mengucap syukur, maka setiap Minggu kita bisa memuji, “Puji Tuhan! Haleluya!” Pada saat kita menderita kelaparan, kemiskinan, dan sakit penyakit, Iblis akan berkata, “Di mana Tuhan? Jika Tuhan mengasihimu, kenapa Ia membiarkan engkau menderita?” Iblis membuatmu meragukan keberadaan Allah dan tidak lagi percaya kepada-Nya. Dalam kesendirian dan kesakitan, akankah kita langsung berpendapat setan penyebabnya? Protestan tidak demikian. Jika sakit, mungkin karena dosa, mungkin karena latihan dari Tuhan. Dengan demikian, kita tidak sembarangan mengambil keputusan memvonis dari Tuhan atau setan. Dengan perasaan takut kepada Tuhan, engkau berkata, “Susah, senang, sakit, sehat, mati, dan hidup, seluruh hidupku milik Tuhan. Aku tetap percaya dan taat kepada Tuhan.” Tuhan terkadang memimpinmu melampaui fenomena dan dunia yang tampak, maka sekalipun tidak tampak kita mesti tahu ini. Tuhan membiarkanmu susah bukan berarti Tuhan membuangmu, tetapi Tuhan sedang melatihmu agar dalam kesusahan engkau bisa bangkit berdiri. Tuhan mampu dan berhak melakukan apa pun atas hidup kita, karena Ia Pemilik kita, tetapi Ia juga ingin kita belajar berdiri bertahan di tengah angin topan dan ombak besar.

Seorang jenderal terkenal abad ke-20, Douglas MacArthur—yang memimpin pasukan AS melawan Jepang pada PD II—menulis suatu doa, A Father’s Prayer (Doa Seorang Ayah), yang isinya, “Tuhanku, aku berdoa bagi anakku. Jangan biarkan ia lancar, senang, enak, dan penuh kedamaian. Sebagai seorang ayah, aku mendoakan ya Tuhan, berilah anakku ombak besar dan angin topan yang menakutkan dalam hidupnya. Tetapi, aku berdoa, jangan biarkan ia jatuh dan tenggelam dalam ombak dan angin topan. Berilah ia kekuatan agar bisa tetap berdiri dengan teguh dan menolong temannya yang sedang tenggelam.” Ketika saya berusia 18 tahun membaca doa agung Jenderal MacArthur ini, saya sangat terharu dan terpengaruh, karena saat membacanya, saya merefleksikannya pada hidup saya sendiri. Akhirnya saya mendapatkan kesimpulan, “Puji Tuhan! Ketika kecil, hidupku tidak terlalu enak, tidak terlalu kaya, tidak terlalu lancar, tidak terlalu sehat, selalu sakit dan lemah. Tetapi melalui kesulitan, sakit penyakit, kemiskinan, dan kesengsaraan, aku dapat berdiri dan bersandar pada Tuhan untuk teguh, menjadikanku seorang yang kuat, tahan banting, tahan lapar, dan tahan susah.”

Di usia muda, saya tidak mengerti makanan bergizi. Saat itu jika bisa hidup satu hari, sudah bersyukur kepada Tuhan. Jika makan, saya maunya cepat-cepat, sup dituang ke nasi, lalu dituang ke mulut, lalu pergi berkhotbah ke sana sini. Makan enak kita hidup, tetapi makan tidak enak pun kita tetap hidup. Saya berusaha bekerja terus lebih berat daripada orang lain. Pada usia 77 tahun, saya masih berkhotbah sekitar tiga ratus kali setahun dan tetap tampak sehat. Saya jarang sakit. Kemarin malam saya baru berpikir, sedari umur 16 sampai sekarang sudah memimpin ratusan konser, tetapi tidak pernah satu kali pun memerlukan conductor cadangan. Baru saya sadar, betapa besar pemeliharaan Tuhan bagi orang yang lemah ini. Pernah beberapa kali saya harus berhenti berkhotbah karena sakit keras, tidak bisa naik mimbar, maka orang lain yang naik menggantikan saya. Mencari orang menggantikan saya berkhotbah mungkin lebih mudah daripada mencari orang menggantikan saya sebagai conductor. Tetapi sekarang ada rekan Pdt. Dr. Billy Kristanto, Rebecca Tong, dan Eunice Tong, lalu masih ada para musikus yang lain, sehingga jika diperlukan ada orang lain yang bisa menggantikan. Sampai saya sudah tua, baru Tuhan siapkan orang lain menggantikan saya. Dari masa ke masa, Tuhan membangkitkan lagi lebih banyak orang.

Tuhan Yesus di bawah Pontius Pilatus sengsara dan dijatuhi hukuman, Ia harus disalibkan dan mati. Kematian bagi manusia itu wajar, karena semua manusia berdosa. Sekalian kita telah berdosa dan kekurangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Roma 6:23 menyatakan, “Upah dosa adalah maut, tetapi anugerah Allah adalah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.” Lalu, Ibrani 9:27 menyatakan bahwa setelah mati kita akan dihakimi. Inilah tiga kalimat yang penting. Semua orang berdosa, harus mati, dan dihakimi. Penginjilan memberi tahu bahwa kita orang berdosa, harus mati dan dihakimi, tetapi Yesus datang ke dunia, mati bagi kita, agar kita mendapat hidup kekal. Kematian itu hal yang umum. Tetapi Yesus satu-satunya yang tidak berdosa namun harus mati. Alkitab berkata, Ia mati menggantikan kita. Yang mati untuk menggantikan orang lain hanya satu, Yesus Kristus. Semua manusia lain mati, karena semua memang berdosa sehingga semuanya harus mati. Yesuslah satu-satunya yang mati sekalipun tidak berdosa.

Paulus berkata, “Ia yang tidak berdosa dimatikan ganti kita yang berdosa.” Petrus berkata, “Ia yang benar menggantikan kita yang tidak benar.” Mereka mengerti, bahwa Kristus mati sebagai substitusi (pengganti). Yesus tidak berdosa, menggantikan kita yang berdosa, maka Ia mati di atas salib. Ini melawan dalil yang biasa, ini paradoks. Dalil biasa berkata, “Yang berdosa harus mati.” Paradoks berkata, “Mati sekalipun tidak berdosa.” Yesus yang tidak berdosa harus mati, karena penggantian. Ia mewakili dan menggantikan kita. Ia menempati kematian kita karena Ia tidak berdosa dan rela mengasihi kita. Keselamatan yaitu Yesus mati menggantikan dan menempatkan diri di tempat kita, sehingga hukuman itu tiba ke atas-Nya dan tidak tiba atas kita. Lihatlah Anak Domba Allah yang mengangkut dan menanggung dosa seluruh dunia. Inilah kematian Yesus. Itu alasan di Alkitab ada berita salib, karena orang Kristen tahu, tidak ada yang dapat kembali kepada Bapa, diperdamaikan dengan Allah, jika Yesus tidak mati di atas salib.

Status kematian Yesus berbeda dari kematian semua manusia. Yesus berbeda dari semua manusia, karena mereka semua sudah berbuat dosa, maka mereka harus mati. Tuhan Yesus satu-satunya yang tidak berdosa tetapi rela mati karena menggantikan kita. Ada Allah yang begitu mengasihi kita, yang bersedia mati menggantikan kita. Ia menerima hukuman, murka, dan penghakiman Allah. Ketika Yesus mati di atas salib, ucapan yang paling mengerikan Ia teriakkan kepada Allah, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Allah dan para malaikat di sorga pun tidak menjawab. Meninggalkan satu pertanyaan tanpa jawaban dalam sejarah. Sebenarnya Allah mau Tuhan Yesus yang mengeluarkan kalimat itu lalu kita yang menjawabnya. Jawabannya harus dari kita, “Allah meninggalkan Engkau, karena Engkau telah menggantikanku memikul dosaku.” Amin.

12 September 2018

Bagikan:

  • WhatsApp
  • Telegram
  • Facebook
  • Twitter
  • Cetak
  • Lagi
  • LinkedIn
  • Surat elektronik
Tag: Pengakuan Iman Rasuli, Stephen Tong

Baca ini juga yuk

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 1: Butir Pertama (1)

Pengakuan Iman Rasuli (PIR) merupakan dokumen pertama yang mengubah seluruh konsep alam semesta yang pernah dipikirkan manusia. Sebelum adanya PIR, pemikiran filsafat Yunani memonopoli studi alam semesta ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 2: Butir Pertama (2)

Kalimat pertama Pengakuan Iman Rasuli (PIR) ini: Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Di seluruh dunia dan agama, tidak ada doktrin yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 3: Butir Pertama (3)

Pengakuan Iman Rasuli telah membagi sejarah menjadi sebelum dan sesudahnya. Bagaimana sebelumnya manusia hanya memandang alam dan sesudahnya manusia mengerti diri dan alam. Hal ini harus kita ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 4: Butir Pertama (4)

Allah yang jujur dan diri-Nya adalah Kebenaran, memberikan kebenaran dengan setia dan jujur kepada manusia. Allah yang benar memberikan kebenaran dan kesejatian diri-Nya dengan sukarela bagi manusia, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 5: Butir Pertama (5)

Kita telah melihat betapa kegagalan kebudayaan-kebudayaan agung mengerti tentang asalnya dunia ini dan bagaimana Pengakuan Iman Rasuli telah memberikan pengertian yang begitu luar biasa. Kebudayaan Yunani yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 6: Butir Pertama (6)

Iman adalah hal yang paling serius dalam hidup manusia. Tanpa iman kepercayaan, tidak seorang pun diperkenan Allah. Di hadapan Allah bukan kelakuan yang diperhitungkan, karena kelakuan kita ...

Transkrip - Redaksi Pillar 8 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 7: Butir Kedua (1) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.

Iman Kristen ada dalam diri Kristus. Tanpa Kristus tidak ada sasaran dan intisari iman, serta kuasa pelayanan. Kristus yang terutama, terawal, terakhir, dan yang menyempurnakan. Dalam Kristus ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 8: Butir Kedua (2) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita.

Saya akan memberi sedikit kesimpulan tentang butir pertama frasa ke-2 (“Bapa yang Mahakuasa”).

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 9: Butir Kedua (3) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kita pernah bicara tentang butir kedua ini sebelumnya, yakni sebagian tentang ke-Tuhan-an Yesus. Yahudi belum pernah membayangkan Yesus itu Tuhan. Mereka hanya tahu Yahweh-lah Tuhan, Raja, Pemilik, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 10: Butir Kedua (4) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kristus adalah Tuhan sebelum dan sesudah dunia diciptakan. Yesus itu Tuhan dan baru diketahui oleh orang Kristen yang percaya Ia mati dan bangkit. Tuhan Yesus bangkit dari ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 11: Butir Kedua (5) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Dalam butir kedua Pengakuan Iman Rasuli, ada empat frasa yang perlu kita perhatikan: 1) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal; 2) Tuhan kita; 3) Yang dikandung ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 12: Butir Kedua (6) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Ketika menggabungkan Yesus dengan Kristus, kita telah menyatakan sifat ilahi dan sifat manusiawi ke dalam satu Pribadi yang tidak dapat dipisahkan. Kristus yang diurapi di dalam kekekalan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 13: Butir Kedua (7) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Setiap kali Tuhan campur tangan di dalam sejarah, Ia ingin agar manusia tahu bahwa Dialah Allah. Selain Dia tidak ada ilah lain. Di zaman Musa, Allah berkata ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 10 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 14: Butir Kedua (8) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Kristus mewujudkan kehendak Allah Bapa dengan turun dari sorga ke dunia sebagai satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia. Karya-Nya begitu banyak, sehingga kita butuh banyak waktu untuk ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 15: Butir Kedua (9) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita

Iman merupakan suatu hal yang paling mendasar dan universal. Tidak ada agama yang kredonya lebih singkat, tepat, agung, dan sempurna dibandingkan dengan tiga butir tentang Allah di ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 16: Butir Kedua (10) Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus

Kita adalah keturunan Adam dan Hawa. Adam dan Hawa mewakili umat manusia dan telah memberontak kepada Tuhan, maka seluruh umat manusia berada di dalam dosa — dilahirkan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 17: Butir Kedua (11) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus

Butir kedua Pengakuan Iman Rasuli merupakan bagian yang terpanjang dan terpenting dari seluruh Pengakuan Iman Rasuli dan yang membedakan agama Kristen dari agama-agama lainnya, yakni iman kepada ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 19: Butir Kedua (13) Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati…

Penyaliban adalah hukuman yang paling tragis di dalam sejarah. Setiap pemerintahan pasti memikirkan cara-cara untuk menakuti rakyatnya. Sejak dahulu kala hingga saat ini, hal seperti ini tidak ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 20: Butir Kedua (14) … mati dan dikuburkan

Yesus Kristus mati dan dikuburkan. Kristus yang muncul dalam sejarah merupakan peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Iman Kristen didirikan berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi di dalam waktu dan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 21: Butir Kedua (15) … mati dan dikuburkan

Setiap manusia yang hidup tidak memiliki pengalaman mati. Maka pembicaraan tentang kematian adalah rahasia yang mustahil dimengerti oleh para filsuf, disadari oleh para rohaniwan, diuraikan oleh para ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 22: Butir Kedua (16) … turun ke dalam kerajaan maut.

Dari seluruh pembahasan tentang Kristus, hal yang paling memperkenan Allah Bapa di sorga adalah pengenalan akan Anak Tunggal Allah, segala rencana dan anugerah-Nya, serta firman tentang Kristus. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 23: Butir Kedua (17) … turun ke dalam kerajaan maut.

Tema “Yesus dikuburkan” senantiasa menggetarkan hati saya, karena seumur hidup Ia tidak pernah memikirkan bagaimana jika Ia mati, siapa yang akan menyediakan kuburan bagi-Nya. Yesus begitu rela ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 24: Butir Kedua (18) … turun ke dalam kerajaan maut.

Allah telah menyiapkan sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai untuk menyambut kematian Anak Allah yang tunggal, dan memberi-Nya tempat istirahat terbaik. Seperti telah diungkap sebelumnya, frasa ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 25: Butir Kedua (19) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Kristuslah Juruselamat yang menggantikan kita, mengalahkan kuasa maut, dan bangkit dari antara orang mati. Kalimat ini adalah kalimat yang amat dahsyat dan menggemparkan, karena tak seorang pun ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 26: Butir Kedua (20) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Yesus mati dan dikuburkan. Allah memberi-Nya kuburan di pinggir kota Yerusalem, dekat sebuah taman, sebuah kuburan baru milik seorang kaya, Yusuf Arimatea. Allah di sorga tahu kebutuhan, ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 27: Butir Kedua (21) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Kristus turun ke dalam kerajaan maut dan pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati. Kebangkitan Kristus menjadi perayaan terpenting Abad Pertama, karena merupakan penerobosan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 28: Butir Kedua (22) Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

Melalui kebangkitan Kristus yang sulung, kita semua akan menerima tubuh yang baru, tubuh kebangkitan, yang mirip dengan tubuh kebangkitan Yesus yang memiliki lima sifat yang berbeda dari ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 11 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 29: Butir Kedua (23) Naik ke sorga

Pengakuan Iman Rasuli merupakan dokumen terpenting yang merangkum dan menyimpulkan seluruh isi Alkitab menjadi rangkaian kepercayaan Kristen. Dalam bahasa aslinya, bahasa Latin, tiga kali muncul kata credo, ...

Artikel - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 30: Butir Kedua (24) Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

Yesus yang kita percaya bukan hanya manusia yang hidup di dunia 33½ tahun saja, tetapi Ia sudah ada sejak kekekalan, dan di akhir zaman Ia akan datang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 31: Butir Ketiga (1) Aku percaya kepada Roh Kudus

Kini kita memasuki Pengakuan Iman Rasuli bagian ketiga. Bagian pertama tentang Allah Bapa, bagian kedua tentang Allah Anak dan ini yang terpanjang, dan bagian ketiga tentang Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 32: Butir Ketiga (2) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah butir ketiga dari Pengakuan Iman Rasuli. Tidak ada agama yang berbicara adanya Pribadi Kedua dan Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal. Mereka ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 33: Butir Ketiga (3) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah pernyataan iman dan doktrin yang penting sekali, karena ini adalah keistimewaan yang diberikan Tuhan hanya kepada orang Kristen. Hadiah terbesar yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 34: Butir Ketiga (4) Aku percaya kepada Roh Kudus

Pemberian Allah yang terbesar bagi dunia adalah mengirimkan Anak-Nya yang Tunggal untuk menjadi Juruselamat, Mediator satu-satunya bagi manusia; dan pemberian Allah yang terbesar bagi gereja-Nya adalah mengirim ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 12 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 35: Butir Ketiga (5) Aku percaya kepada Roh Kudus

Roh Kudus yang diberikan kepada kita adalah Pendamping kekal di dalam hidup kita yang sementara. Ia adalah Pendamping dari Allah sejati yang mencipta manusia. Inilah arti kata parakletos. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 36: Butir Ketiga (6) Aku percaya kepada Roh Kudus

Di dalam pikiran manusia, perlu ada peranan Roh Kudus untuk memimpin otak, fungsi rasio, dan menguasai seluruh intelektualitas manusia. Inilah yang dilawan oleh mereka yang mengaku penuh ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 37: Butir Ketiga (7) Aku percaya kepada Roh Kudus

“Aku percaya kepada Roh Kudus” adalah hak istimewa orang Kristen. Di antara semua agama, hanya di dalam kekristenan ada Kristus yang memberikan janji dan mengirimkan Roh Kudus ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 38: Butir Ketiga (8) Aku percaya kepada Roh Kudus

Orang Kristen adalah satu-satunya orang di mana Roh Tuhan ada pada dirinya. Allah mengaruniakan Yesus sebagai hadiah terbesar bagi manusia dengan mengaruniakan penebusan kepada orang berdosa yang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 39: Butir Ketiga (9) Aku percaya kepada Roh Kudus

Ketika Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi dunia, ini merupakan pemberian terbesar bagi manusia; ketika Allah mengirimkan Roh Kudus bagi Gereja-Nya, ini merupakan pemberian terbesar bagi Gereja. ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 40: Butir Ketiga (10) Aku percaya kepada Roh Kudus

Aku percaya kepada Allah Bapa, aku percaya kepada Yesus Kristus, aku percaya kepada Roh Kudus. Inilah iman kita, iman kepada tiga Pribadi yang adalah Allah Tritunggal, Allah ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 41: Butir Ketiga (11) Gereja yang Kudus dan Am

Pengakuan Iman Rasuli terbentuk dari tiga kepercayaan, yaitu: Aku percaya kepada Allah, Aku percaya kepada Yesus Kristus, dan Aku percaya kepada Roh Kudus. Inilah objek iman orang ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 15 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 42: Butir Ketiga (12) Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus

Kini kita membahas, “Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.” Kekristenan banyak dikritik oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang mengatakan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 14 min read

Pengakuan Iman Rasuli – Bagian 43: Butir Ketiga (13) Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus, Pengampunan Dosa, Kebangkitan Tubuh, dan Hidup yang Kekal. Amin

Berbicara tentang orang-orang suci, bersekutu dengan orang yang telah dikuduskan, seperti selang yang kosong, seperti pipa yang bersih, di dalamnya tidak ada hambatan, sehingga mengalirkan anugerah Tuhan ...

Transkrip - Pdt. Dr. Stephen Tong 13 min read

Pokok Doa

  1. Berdoa untuk para penulis Kristen dan juga badan penerbit Kristen agar dipakai Tuhan untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang menumbuhkan Gereja sebagai tubuh Kristus untuk menjawab kebutuhan zaman ini.
  2. Berdoa untuk para content creator yang bermisi untuk memberikan suara kekristenan di tengah ramainya media massa dan media sosial agar diberikan visi yang jelas dan kreativitas dalam pelaksanaan.
logo grii
Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

Membawa pemuda untuk menghidupkan signifikansi gerakan Reformed Injili di dalam segala bidang; berperan sebagai wadah edukasi & informasi yang menjawab kebutuhan pemuda.

Kami tersedia dalam aplikasi.

google play

  

Home | Tentang PILLAR | PDF | Hubungi kami | GRII

© 2010 - 2022 GRII

Update PILLAR App terbaru di Play Store!

UPDATE
X