Melalui kebangkitan Kristus yang sulung, kita semua akan menerima tubuh yang baru, tubuh kebangkitan, yang mirip dengan tubuh kebangkitan Yesus yang memiliki lima sifat yang berbeda dari tubuh kita sekarang.
Kristus menjadi yang sulung bangkit dari kematian, buah sulung yang menjadi jaminan. Jika buah sulung sudah ada, buah-buah lain akan menyusul. Setelah membangkitkan Kristus sebagai buah sulung, Allah berjanji bahwa kita semua yang menerima Kristus pun akan mendapat tubuh kebangkitan sama seperti Tuhan kita.
Yesus berkata, “Karena Aku hidup, maka kalian semua akan hidup seperti Aku. Di mana Aku berada, di sana engkau pun akan berada beserta-Ku selamanya” (parafrasa Yoh. 14:1). Kita bisa menjadi tua, rusak, dan mati karena upah dosa ialah maut. Tetapi kita bukan menanti kematian sebagai titik akhir, karena kematian hanya pendahuluan dari kebangkitan, maka Tuhan berjanji barang siapa ditebus darah Kristus akan menerima kebangkitan yang Tuhan genapi agar kita masuk dalam kekekalan.
Telah kita bahas sebelumnya dengan cukup memerinci, apa arti Tuhan Yesus masuk ke dalam kerajaan maut (ke dunia orang mati). Di dalam Pengakuan Iman Rasuli, terjemahan ini memiliki banyak penafsiran. Orang-orang Katolik dan Lutheran beranggapan bahwa ketika Tuhan Yesus turun ke dalam dunia orang mati, itu berarti Ia sedang pergi ke pangkuan Abraham, yaitu tempat umat Perjanjian Lama yang hidup suci, saleh, beribadah, sedang menantikan keselamatan Kristus yang dijanjikan oleh para nabi. Ketika pergi ke sana, Tuhan Yesus mengumumkan bahwa apa yang mereka nantikan telah tergenapi. Menurut ajaran Katolik atau Lutheran, Tuhan Yesus sudah mengumumkan dan mereka bersorak-sorai karena melihat apa yang mereka harapkan dan apa yang telah dijanjikan kepada mereka, telah digenapi oleh Tuhan Yesus, yaitu pengharapan di mana seluruh kaum suci yang ada di tempat itu dipindahkan dari bawah ke atas. Hal ini sesuai dengan tafsiran mereka tentang Efesus 4: “Jika Tuhan Yesus naik, bukankah berarti Ia pernah turun? Jika sudah turun dan naik, bukankah berarti Ia menawan kembali musuh, lalu membawa mereka ke sorga?” Istilah “menawan musuh” diartikan: menawan mereka yang sudah pernah ditawan. Berarti kaum suci yang pernah dibelenggu kuasa maut akan ditawan kembali dan dibawa ke sorga.
Tetapi tradisi Reformed mengartikan ayat ini demikian: Yesus turun ke dalam kerajaan maut berarti Yesus telah menerima sengsara neraka menggantikan kita menjadi korban yang diberikan bagi keselamatan. Yesus menderita sengsara dan kematian dari kerajaan maut pada saat Ia disalibkan. Kristus dipaku dari jam 9 hingga tiga jam kemudian (pada pukul 12 siang), Ia berteriak, “Allah-Ku, Allah-Ku, kenapa Engkau meninggalkan Aku?” Itulah sengsara neraka yang Kristus tanggung, hukuman terdahsyat, bagaikan dibuang ke neraka. Di situ Kristus—Penanggung Dosa dan Penerima Hukuman kita—telah mengalami kutukan dan perpisahan paling menakutkan di atas salib. Allah dengan berat menekan Kristus dan menaruh segala beban dosa kita atas diri Kristus. Kristus masuk dalam wilayah kematian, tetapi tidak masuk ke dalam kuasa maut. Di wilayah kematian, Yesus dengan kuasa yang melampaui kuasa maut bergulat dengan Iblis, sang penguasa maut. Ketika sang penguasa maut memakai kuasa yang hampir tidak terbatas, yang mampu menguasai semua orang mati di tangannya, ia memakai kuasa yang sama untuk berperang melawan Kristus. Kristus dengan kuasa yang tak terhingga melawan kuasa yang hampir tak terhingga. Akhirnya, Ia menaklukkan dan meremukkan Iblis, sang penguasa maut. Oleh karena itu, setelahnya Yesus dapat membebaskan semua orang yang berada di dalam kuasa Iblis dan membawa mereka kepada Allah, Bapa-Nya, sebagai karya mulia keselamatan Kristus yang menyenangkan dan memuliakan Allah.
Yesus yang sudah menang atas maut menjamin kita mendapatkan kebangkitan yang sejati. Dari antara semua agama yang ada, orang Mesir tidak percaya bahwa manusia setelah mati selesai. Ini unsur imortalitas dari agama yang melampaui semua sistem kebudayaan, etika, dan moral yang tinggi, seperti Konfusianisme. Konfusianisme tidak tahu setelah mati manusia akan ke mana. Konfusius berkata, “Jika aku tidak tahu apa arti hidup, bagaimana aku bisa mengerti setelah mati menuju ke mana?” Maka, Konfusianisme yang begitu tinggi sifat kebudayaan dan moralitasnya, kurang bersifat agama dan kekekalan yang menyangkut ke mana manusia setelah mati. Agama Mesir Kuno pernah mencatat bagaimana seorang dewa dibunuh dan mati, lalu ia bangkit dan membalas dendam, membunuh orang yang pernah membunuhnya. Konsep kebangkitan yang ada pada agama lain berbeda dengan konsep kebangkitan di Alkitab.
Pada saat Musa dan Israel percaya bahwa Tuhan ialah Allahnya orang hidup, dikatakan, “Akulah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.” Ini kalimat Perjanjian Lama yang sering dikutip di dalam Perjanjian Baru. Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Jika Allah adalah Allah orang yang hidup, itu berarti Abraham, Ishak, dan Yakub ialah mereka yang dijanjikan akan bangkit dari kematian.
Tiap orang dalam Tuhan pasti akan hidup di dalam rencana kekal-Nya, bukan ditelan oleh maut. Kita akan mengalahkan maut, sebagaimana dikatakan di dalam Yesaya 25:8, “Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya.” Kematian akan dikalahkan oleh hidup yang baru, maka kebangkitan menjadi jaminan dan bukti bahwa iman kita tidak sia-sia. Tubuh kita akan rusak dan mati, tetapi suatu hari kelak tubuh kita akan Tuhan bangkitkan, karena Tuhannya Abraham ialah Tuhan atas mereka yang hidup. Tuhan yang membangkitkan Kristus juga akan membangkitkan setiap kita, karena hanya Kristuslah buah sulung yang mengindikasikan bahwa umat-Nya tidak akan mati selamanya.
Yesus bangkit dari kematian di hari Minggu pagi sebelum matahari terbit, yaitu hari pertama dari tujuh hari dalam satu minggu. Sesudah bangkit, Yesus masih hidup selama empat puluh hari di dunia dan hanya muncul menyatakan diri kepada para murid kira-kira sepuluh kali. Seperti yang Ia katakan kepada Maria Magdalena, “Jangan jamah Aku, karena Aku belum kembali kepada Bapa-Ku di sorga.” Tidak seperti tiga setengah tahun sebelum disalibkan, kini Yesus tidak bisa lagi ditahan manusia untuk Dia tetap bersama para murid di dunia. Para murid tidak tahu kapan Ia akan datang. Misalnya, pada pagi pertama Yesus bangkit, Maria Magdalena melihat wajah-Nya, menerima pengutusan-Nya. Yesus juga pergi berbicara dengan para murid. Petrus dan Yohanes mendatangi kubur tetapi tidak bertemu dengan Tuhan Yesus. Mereka hanya melihat kain penutup muka-Nya di dalam kubur. Beberapa wanita—yang mendengar perkataan malaikat—tidak mengetahui Kristus berada di mana setelah bangkit, bagaimana wajah-Nya, dan bagaimana dapat menemui-Nya. Hingga pada malam itu, kesebelas murid berkumpul bersama di suatu loteng di Yerusalem karena takut serangan dari orang-orang Yahudi, dan mengunci semua pintu. Injil dan pintu Injil tidak pernah ditutup orang luar, tetapi selalu ditutup oleh orang Kristen sendiri yang takut akan penganiayaan.
Yesus memiliki jabatan setinggi Melkisedek. Kristus adalah Anak Allah yang menang atas maut dan boleh duduk di sebelah kanan Allah Bapa sampai selamanya. Hal ini tercantum di dalam Perjanjian Lama. Terkadang saya tidak mengerti mengapa Daud disebut sebagai satu-satunya orang yang mengerti isi hati Tuhan. Ia satu-satunya orang yang sesuai dan mengikuti kehendak Tuhan. Saya kira ia paling disayang Tuhan, diangkat menjadi anak kesayangan, karena mengerti isi hati Tuhan. Isi hati Tuhan, inti rencana Tuhan yang paling besar hanyalah di dalam Kristus. Jadi hati Tuhan penuh dengan rencana keselamatan Kristus yang disiapkan bagi setiap orang yang menerima Dia sebagai Juruselamatnya.
Kita diberi iman dan pengertian bahwa Kristuslah Juruselamat, Mediator (Pengantara) antara Allah dan manusia. Barang siapa mengenal Kristus akan mengenal isi hati Allah. Di seluruh Alkitab, siapa yang mengerti Kristologi paling tinggi, paling limpah, paling jitu, dan paling mendalam selain Daud? Daud melebihi Abraham, Musa, Harun, dan Elia, karena ia satu-satunya orang di seluruh Alkitab yang paling mengenal Kristologi dengan begitu akurat dan mendalam. Ia satu-satunya orang di Alkitab yang tahu Yesus akan dibesarkan di Nazaret.[1] Dan bahwa Yesus akan dijual seharga 30 keping perak. Yesus dari Nazaret, karena akarnya keluar dari tanah yang kering. Ia berkata bahwa Yesus akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan ia juga mencatat bahwa pada saat mati-Nya, tidak satu pun tulang Yesus akan dipatahkan. Ia pun tahu Yesus akan disalibkan di antara dua penyamun, dan bahwa Yesus akan bangkit lagi. Semua tentang Kristologi yang paling tepat dan limpah dimengerti oleh Daud. Oleh karena itu, Daud disebut sebagai manusia yang sesuai dan mengerti isi hati Tuhan.
Dalam Mazmur 110, Daud berkata, “Ia akan naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah.” Hal ini tidak diketahui oleh Abraham, Musa, Elia, atau Maleakhi. Tidak ada seorang nabi pun yang pernah menulis sedemikian teliti, akurat, dan mendetail tentang hidup Kristus, kecuali Daud. Daud berkata, “Allah bersumpah dan tidak akan menyesal, Dia diangkat menjadi Imam setingkat Melkisedek.”
Kita perlu merenungkan kembali siapa Melkisedek. Melkisedek adalah seorang imam Allah yang Mahatinggi. Tidak seorang pun tahu siapa imam Allah yang Mahatinggi ini, kecuali Daud. Daud berkata, Kristuslah imam untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek (Mzm. 110:4). Khusus di Kitab Kejadian, seorang manusia yang saya percaya pernah hidup dan misterius, yang tidak ada pada orang lain, adalah Melkisedek. Ia tidak dikenal oleh siapa pun, orang tua dan asal-usulnya pun tidak ada yang tahu. Tidak ada pula yang mengetahui umurnya. Tidak ada silsilah, hanya tahu dua hal: 1) Melkisedek adalah imam Allah yang Mahatinggi, dan 2) Ia adalah raja Salem. Secara umum, Alkitab mencatat usia semua orang penting dan juga asal-usulnya, namun tidak pada Melkisedek.
Di Timur Tengah, seorang yang tidak ada silsilahnya akan diremehkan, dihina, dan dikucilkan oleh masyarakat. Melkisedek, sekalipun tidak memiliki silsilah, tetap begitu dihormati sampai sekarang karena ia lebih tinggi dari nabi mana pun. Ia memiliki status khusus yang disebut raja Salem dan imam Allah yang Mahatinggi. Ketika menemuinya, Abraham begitu menghormatinya dan berlutut di hadapannya, seolah bersujud kepada Allah. Kemudian Abraham memberikan perpuluhan berupa barang-barang rampasan yang terbaik kepada Allah melalui hamba-Nya, Melkisedek, imam Allah yang Mahatinggi. Tetapi Abraham tetap tidak mengetahui asal-usulnya. Ada banyak tafsiran tentangnya. Ada yang menafsir ia adalah Sem, anak sulung Nuh. Jika benar, ketika Abraham menjumpai Melkisedek, Sem masih hidup dan sudah berusia ratusan tahun. Namun ini tetap suatu misteri. Abraham sujud menyembah kepadanya, dan melaluinya Abraham datang kepada Allah.
Mazmur 110 berbeda dengan semua mazmur lainnya, di mana Allah bersumpah mengangkat seorang seperti Melkisedek, duduk di sebelah kanan-Nya selama-lamanya. Kalimat Daud ini sangat paradoksikal. “TUHAN telah berfirman kepada tuanku.” Istilah “TUHAN” tidak boleh dipakai untuk siapa pun, kecuali hanya untuk Allah. Allah ialah Yahweh, sedangkan Israel tidak berani sembarang memakai nama Yahweh, karena hukum keempat, “Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan.” Maka, orang Yahudi tidak berani memanggil Yahweh, dan memanggilnya Adonai (Ibrani: Tuhan). Pada saat mereka menyalin Alkitab, dan bertemu dengan kata “Yahweh”, mereka begitu takut, langsung mencuci tangan dan berdoa mohon ampun, lalu kembali dan menulis sebagai “Adonai”, karena mereka takut kalau-kalau salah menulis satu huruf di antaranya, Tuhan akan marah. Pada saat Mazmur 110, mereka kewalahan, karena “Tuhan berkata kepada Tuanku, Aku menjadikan Engkau menurut Melkisedek, kedudukan-Mu setinggi dia, dan Engkau akan duduk di sebelah kanan-Ku untuk selamanya.” Kesulitan seperti ini tidak bisa dimengerti secara Alkitabiah dengan penjelasan seperti biasa. Kita harus mengerti Allah Tritunggal baru mengetahui Allah bisa berbicara kepada Allah. Jika tidak percaya kepada Allah Tritunggal, engkau tidak akan mengerti Mazmur 110:1 ini.
Kristus memakai ayat ini untuk membuat orang Yahudi bingung dan tidak tahu bagaimana menjawabnya. Kita percaya ada Tuhan yang diurapi Allah. Jika Ia keturunan Daud, bagaimana Daud yang menjadi nenek moyang Tuhan, menyebut keturunannya sebagai “Tuhan”? Daud satu-satunya yang paling mengerti sifat Kristologi ini, maka ia berkata, “Allah berkata kepada Tuhanku Kristus, Aku menjadikan Engkau menurut Melkisedek, setingkat dengan Imam Besar, dan Engkau akan duduk di sebelah
kanan Allah.”
Pengakuan Iman Rasuli mengandung rahasia tertinggi tentang iman dari Alkitab dan kesimpulan dari wahyu Tuhan tentang para nabi di sepanjang sejarah. Dari kekal hingga kekal, rahasia Kristus yang tertinggi telah semuanya tercantum di dalam rumusan Pengakuan Iman Rasuli. Kristus mengalami lima tahap: disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, dan naik ke sorga.
Bagaimana Kristus naik ke sorga sebelum Ia naik ke sorga? Tentang paradoks ini, Alkitab berkata, Ia di sorga turun ke bumi dan tetap ada di sorga. Yesus dari sorga dan turun ke bumi. Pada saat Ia turun ke bumi, pada saat yang sama Ia masih ada di sorga. Kristus adalah Firman yang menjadi daging. Yesus dilahirkan bukan seperti kita yang ada akibat pertemuan sperma dan sel telur. Kristus dilahirkan karena Roh Kudus menaungi Maria, sehingga Yesus dilahirkan menjadi manusia. Ia, Sang Pencipta itu sendiri, datang ke dalam dunia ciptaan-Nya. Kristus berdarah dan berdaging seperti kita, sehingga Ia memiliki empat kemungkinan: bisa lapar, haus, dilukai, dan mati di dunia ini. Tetapi Kristus juga memiliki kemungkinan untuk bangkit dari antara kematian, memiliki tubuh kemuliaan yang tidak akan rusak selamanya. Maka Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Ia pernah lapar, haus, dilukai, dan mati, tetapi tubuh-Nya tidak bisa rusak karena Allah tidak mengizinkan Tuhan memiliki kerusakan daging, dan Ia tidak ditinggalkan di dunia orang mati. Maka, pada hari yang ketiga, Ia dibangkitkan dari antara orang mati dan naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah. Inilah kedudukan yang sangat misterius yang dijadikan seperti Melkisedek ketika Abraham menjumpainya.
Misteri terbesar adalah misteri kristologis, di mana Allah menjelma menjadi manusia. Karena Ia adalah Allah sejati dan Ia pun juga manusia sejati, yang menjadi Pengantara di tengah Allah dan manusia, untuk menggenapi keselamatan dan menyempurnakan rencana serta janji Allah untuk menebus kita. Kuasa-Nya sebagai Allah sejati dan manusia sejati melampaui semua kuasa para nabi, rasul, ataupun semua manusia pendiri agama. Kristus naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, menjadi jaminan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Ia ada di dalam kemuliaan dan di sisi Tuhan Allah. Kita pun akan dijanjikan menerima kemuliaan dan beserta dengan-Nya di sisi Tuhan. Kristus mati, bangkit, naik ke sorga, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, sesuai janji yang sudah Ia berikan kepada kita. Amin.
Endnotes:
[1] Nazaret berarti akar pohon