Pemuridan: Suatu Refleksi

Discipleship: The Forgotten Calling
Pada pertengahan November kita telah mendengar SPIK mengenai Kristologi, dan telah mendapatkan berbagai perspektif kebenaran tentang Kristus. Tidak lama setelah ini kita juga akan tiba pada KKR Natal di mana kita akan mengundang sanak saudara, teman-teman, rekan kerja, bahkan orang yang belum kita kenal sekalipun, baik orang Kristen maupun orang non-Kristen. Bagi kita yang cukup lama beribadah di GRII, kita tahu hal ini telah berulang-ulang dilaksanakan selama sekian tahun. Namun ada satu fakta yang perlu kita pikirkan bersama: orang-orang baru Tuhan terus tambahkan dan percayakan dalam setiap wadah dan persekutuan, namun sering kali pelayan/pekerja tetap sulit didapatkan untuk mengisi kebutuhan tertentu tanpa melibatkan orang yang sama. Ladang telah menguning tetapi pekerja sedikit. Bagaimanakah kita mencari dan membina generasi-generasi baru untuk nantinya mengisi kebutuhan-kebutuhan yang semakin besar dan urgen? Misalkan saja Universitas Reformed Injili, di waktu yang akan datang, siapa yang bisa kita libatkan tanpa ragu akan iman kepercayaan dan ketekunannya?

The Great Commandment
“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat. 28:18-19a). Karena Kristus telah taat kepada kehendak Bapa hingga Ia mati di atas kayu salib, maka Bapa memberikan kuasa atas segalanya. Jika kita percaya akan hal ini, maka kita tahu bahwa kehendak-Nya pasti terjadi, Kerajaan-Nya secara utuh akan datang. Dengan latar belakang kepastian ini, Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya, sehingga sudah merupakan tugas panggilan kita untuk menjadikan sesama kita murid Kristus berdasarkan kuasa-Nya. Bukan demi ketenaran, apalagi uang, namun secara theologis inilah perintah Tuhan yang telah menebus dosa kita dan memanggil kita sahabat, rekan, anak, hingga murid.

Jadi, siapa itu murid Kristus? Mungkin kita akan langsung teringat akan kedua belas rasul. Selama pelayanan-Nya 3,5 tahun di dunia, Kristus menaruh waktu yang banyak bagi para rasul. Ia tidak memilih mereka dari kaum yang terdidik (Farisi dan ahli Taurat), Ia tidak memilih mereka dari golongan yang sama, dan mereka bukan raja maupun bangsawan. Ia berjalan bersama mereka, memberikan instruksi, menghardik musuh, menyembuhkan, dan membagikan kesusahan hati-Nya kepada mereka. Ada waktu, kasih, dan kebijaksanaan yang Tuhan nyatakan kepada mereka. Dari kedua belas orang inilah janji Tuhan kepada Abraham dipenuhi, bahwa keturunannya dalam iman akan menjadi sebanyak bintang-bintang di langit dan pasir di lautan.

Tidak hanya Tuhan Yesus yang memiliki murid. Nabi-nabi di Perjanjian Lama hingga rasul-rasul di Perjanjian Baru mempunyai murid, karena memang regenerasi iman tidak terjadi melalui cara biologis. Elia dan Elisa bersama-sama melayani dan memiliki hubungan yang erat hingga Elia diangkat Tuhan. Demikian juga dengan Paulus yang memberitakan firman dengan giat dan gigih ke sana ke mari memiliki anak rohani seperti Timotius, Titus, hingga setiap anggota jemaat yang ia kirimi surat dan doakan dengan sukacita ketika ia mengingat mereka.

Visi Reformed Injili
Tidak ada pengecualian dari prinsip ini untuk zaman kita dan Gerakan Reformed Injili. Ketika Pdt. Stephen Tong berseru akan kerinduannya melihat hadirnya Era Reformed Injili, beliau tidak sedang bermimpi karena ia sedang melakukannya lewat KPIN, KIN, hingga SPIK walaupun begitu kelelahan dan menghadapi berbagai keterbatasan, tantangan, dan kesulitan. Karena untuk terbentuknya satu era, salah satu komponen utama pembentuk suatu zaman adalah generasi manusia yang hidup di dalamnya. Kebutuhan akan manusia yang memiliki iman Reformed, mau memberitakan Injil, dan berani menantang serta menaklukkan zaman, tidak terjadi dalam sekejap setelah mereka mendengar khotbah yang menggerakkan hati. Setelah mereka tahu bahwa firman Tuhan itu esensial dalam hidup seorang manusia, mereka akan bertanya, “Apa yang perlu saya lakukan?” Pengertian akan apa yang harus dilakukan tidaklah muncul secara otomatis setelah seseorang mendengarkan firman, termasuk di dalamnya mendengarkan firman melalui khotbah dari mimbar Reformed Injili.

Komponen lain dari pembentukan suatu era adalah semangat penaklukkan roh zaman tersebut. Roh zaman selalu merasuk dan menyebar ke setiap lapisan hidup masyarakat pada zaman itu, tidak terkecuali gereja. Tanpa disadari, sering kali kita sudah terpengaruh pragmatisme yang merayu untuk hanya memikirkan sistem dan solusi tanpa iman dan motivasi yang benar. Atau mungkin juga relativisme yang membuat kita terus dengan skeptis bertanya, adakah satu hal yang absolut. Setiap zaman selalu skeptis terhadap ideologi zaman sebelumnya dan menginginkan kelepasan darinya. Skeptisisme ini terus berlanjut dari zaman ke zaman.

Bagaimanakah kita menegakkan iman Reformed Injili di zaman ini? Jika kita memang telah mengenal tren zaman ini, kita harus belajar melawan dan menegakkan Injil di tengah-tengahnya. Melihat pada post-modernisme yang sangat beraneka ragam berdasarkan pada kenyataan bahwa mereka ingin mengejar segala sesuatu berdasar standar mereka masing-masing, bagaimanakah kita, khususnya generasi muda zaman ini, menghadirkan Theologi Reformed Injili dalam kehidupan kita? Kita memerlukan satu generasi muda gereja yang mempunyai keberanian melawan dan menantang setiap aspek kehidupan. Hal ini berkaitan erat dengan panggilan, fungsi tubuh Kristus yang berbeda-beda, dan kesatuan visi yang ditetapkan Tuhan bagi gereja-Nya pada zaman itu sebagai hati nurani zaman.

What Should We Do?
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang berdosa untuk masuk ke dalam kebenaran (Rm. 1:16-17). Kehidupan orang Kristen tidak hanya berhenti sampai di situ. Orang Kristen dikatakan harus berjalan di dalam Kristus dan berakar di dalam pengajaran-Nya (Kol. 2:6-7). Untuk hal ini, mereka yang baru percaya dibimbing oleh saudara-saudara seiman yang kerohaniannya lebih dewasa. Mereka membutuhkan kasih, penerimaan, jaminan akan keselamatan, dan bimbingan menghidupi status baru mereka di dalam Kristus. Mereka membutuhkan persekutuan, perlindungan, dan air susu rohani yang murni dan rohani (1Ptr. 2:2). Dengan demikian saudara-saudara kita yang baru menerima Tuhan bisa bertumbuh dan masuk ke dalam panggilan yang lebih jauh menjadi bagian dari tubuh Kristus.

Tetapi berkat yang diterima tidak bisa berhenti sampai di situ saja. Untuk mengerjakan visi Kerajaan Allah, Reformed Injili, dan melawan zaman tentu diperlukan adanya kualitas dan kuantitas orang-orang Kristen yang akan dipakai Tuhan. Untuk itu jemaat yang lebih dewasa secara rohani perlu menjadi teladan dalam pemuridan sebagaimana Paulus melakukannya (Flp. 4:9; 1Kor. 11:1). Pertumbuhan dan kualitas pekerja Tuhan di ladang yang sudah menguning (Mat. 9:36-37) tidak bisa didapatkan hanya melalui mendengarkan khotbah. Setiap jemaat tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan kesatuan yang organik dengan anggota lainnya. Untuk menjadi pekerja setiap orang Kristen harus memiliki modal iman, karakter, dan pengetahuan. Semuanya ini hanya bisa lengkap apabila ada bimbingan yang diberikan lewat pemuridan bagi orang-orang Kristen untuk melayani secara efektif sesuai dengan panggilannya.

Him we proclaim, warning everyone and teaching everyone with all wisdom, that we may present everyone mature in Christ. For this I toil, struggling with all his energy that he powerfully works within me. (Col. 1:28-29 ESV)

Kita dapat melihat teladan pelayanan Rasul Paulus. Dalam berbagai macam penderitaan yang ia hadapi, Paulus tidak patah semangat dan terus-menerus berjuang dalam pemberitaan Injil. Setelah itu, Paulus memastikan setiap orang yang ia temui mendapatkan kedewasaan penuh di dalam Kristus. Dia menaruh hidupnya dan seluruh usahanya demi orang lain mendapatkan Kristus sepenuhnya. Bagaimanakah dengan kita? Apa kita mempunyai kerinduan yang sama dalam melihat orang lain bertumbuh? Kiranya Tuhan memberikan kepada kita hati yang menginginkan agar pekerjaan Tuhan terus bertambah besar di dunia ini.

Adhi Prasetya
Pemuda GRII Singapura

Referensi:
Leroy Eims, The Lost Art of Disciple making