Regenerasi

Apakah regenerasi itu? Apa perlunya mengetahui regenerasi? Apa kegunaannya kalau kita mengerti doktrin regenerasi? Jika memang ini begitu penting, siapa yang perlu tahu dan mengertinya?

Pertama, mari kita coba menangkap pengertian dari regenerasi. Dijelaskan secara negatif, regenerasi bukanlah konversi/pertobatan. Regenerasi dan konversi adalah dua hal yang sama sekali berbeda yang dapat terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Karenanya, kedua hal ini sangat mudah disalah mengerti dengan mencampuradukkan atau salah membedakan antara yang mana regenerasi dan yang mana konversi. Kebanyakan orang berpikir bahwa regenerasi dan konversi adalah hal yang sama, juga ada yang memikirkan bahwa seseorang dapat diregenerasi ketika seseorang mengucapkan ‘sinner’s prayer’ pada kesempatan KKR atau kejadian lain yang serupa. Merupakan suatu kesalahan fatal kalau menganggap mengucapkan ‘sinner’s prayer’ adalah sama dengan diregenerasi. Kesalahan lainnya adalah ketika berpikir bahwa konversi itu sendiri adalah regenerasi. Jadi, apa hubungan yang benar antara regenerasi dan konversi?

Tentu saja, untuk lepas dari jerat kesalahan ini, pada saat yang sama kita juga perlu mengerti arti dari konversi itu sendiri. Penjelasan singkatnya, konversi adalah perbuatan yang disadari oleh seorang berdosa untuk berpaling kepada Allah dalam pertobatan dan iman. Pengertian dari perbuatan yang disadari adalah respon manusia terhadap berita Injil yang telah digenapi oleh Kristus, karena manusia tidak pernah dapat menjadi inisiator yang memulai keselamatan. Respon adalah perbuatan yang mengarah kepada pekerjaan keselamatan yang Tuhan terlebih dahulu sudah kerjakan. Maka, pengertian yang benar mengenai regenerasi dan konversi adalah seseorang hanya dapat dikonversikan setelah terlebih dahulu diregenerasikan. Seorang berdosa hanya dapat bertobat setelah diregenerasikan. Orang yang tidak diregenerasikan tidak mungkin memiliki pertobatan sejati atau iman sejati. Tanpa regenerasi, orang berdosa mati di dalam dosa dan pelanggarannya. Orang yang diregenerasi sebaliknya adalah seseorang yang indranya telah dipulihkan ketika kehidupan baru ditanam di dalam dirinya. Dia kemudian menjadi orang yang telinganya berbahagia karena dapat mendengar (Mat. 13:16).

Jadi apakah regenerasi itu? Regenerasi dapat didefinisikan sebagai semata-mata pekerjaan supernatural Allah Roh Kudus yang terjadi secara diam-diam, mendadak, dan total yang mengubah natur manusia. Itu adalah pekerjaan di bagian sebelah dalam diri manusia oleh karya Roh Kudus secara bawah sadar/tidak disadari di dalam hati manusia. Istilah yang dipakai di dalam Alkitab adalah ‘Lahir Baru’. Seseorang tidak tahu secara sadar kapan dia dilahirkan, tapi fakta bahwa dia hidup merupakan akibat bahwa dia pernah dilahir (baru) kan. Baik dalam kelahiran secara fisik maupun secara spiritual, tak ada satupun yang menyadari saat kelahirannya. Kesadaran akan regenerasi hanya disadari sesudah hal itu terjadi dan bukan ketika hal itu berlangsung. Regenerasi adalah kelahiran baru dalam kehidupan rohani dan merupakan perubahan yang radikal. Perubahan ini mempunyai efek kesaksian hidup rohani yang limpah.

Bagaimana kita tahu bahwa regenerasi merupakan pekerjaan Tuhan semata? Rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat Korintus (2Kor. 4:4) menggambarkan orang yang tidak percaya mempunyai pikiran yang dibutakan oleh ilah dunia ini. Oleh karena itu, mereka tidak dapat melihat cahaya Injil akan kemuliaan Kristus. Kalau seseorang dibutakan, bagaimana dia dapat datang kepada Kristus? Hanya ketika matanya dibukakan, barulah dia melihat dan datang kepada panggilan Kristus. Siapakah Pribadi yang membukakan mata seseorang sehingga dapat melihat Kristus? Ada beberapa pilihan. Pertama, membukakan mata rohani seseorang, jelas bukanlah pekerjaan Iblis, karena dialah yang membutakan manusia. Kedua, itu juga bukan pekerjaan manusia, baik dia yang dibutakan maupun orang percaya. Bukan pekerjaan orang yang tidak percaya karena orang yang dibutakan, dia sendiri tidak tahu bahwa dia buta oleh pekerjaan Iblis. Ini juga bukan pekerjaan orang percaya, karena kita tidak mampu membukakan pikiran yang dibutakan, kita juga tidak cukup kuat untuk melawan kekuatan Iblis yang bekerja di dalam membutakan pikiran orang tidak percaya. Sehingga bagi kita tersisa pilihan terakhir yaitu hanya Tuhan saja, yang dengan kuasa-Nya membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak dalam wajah Kristus (2Kor. 4:6), mengembalikan dia yang buta pikirannya dengan membuka hatinya dan menyinarinya dengan cahaya (2Kor. 4:6). Firman Tuhan mengatakan terang-Nya bercahaya di dalam hati, bukan pikiran yang ditekankan. Padahal ayat ke-4 menyatakan pikiranlah bagian yang dibutakan. Kenapa dikatakan membuka hati dan bukan pikiran? Musa menuliskan hal yang serupa ketika dia berdoa, “Ajar kami menghitung hari-hari kami sedemikian sehingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mzm. 90:12). Adalah hati yang membutuhkan pelajaran akan hikmat dan bukan hanya pikiran seperti yang orang Yunani lakukan. Para ahli bisa menghabiskan waktu, berhari-hari, berbulan-bulan, mungkin sampai bertahun-tahun untuk menyempurnakan argumentasi mereka untuk menerangi pikiran yang digelapkan. Tapi semuanya sia-sia kecuali Tuhan menyinarkan terang-Nya di hati seseorang. Karena hati merupakan core dari kehidupan manusia, maka kebutaan secara rohani sebenarnya identik dengan mati secara rohani. Inilah sebabnya mengapa hanya Tuhan saja yang dapat membukakan mata rohani manusia atau menghidupkan hati yang mati tersebut, karena Dialah Sumber kehidupan satu-satunya. Argumen secara intelek adalah sia-sia belaka kecuali berasal dari hati yang sudah dihidupkan. Orang bodoh adalah orang yang tidak mengaku adanya Allah, mereka bukan bodoh secara intelek, tetapi mati secara rohani.

Setelah kita mengerti mengenai regenerasi, apakah kegunaannya bagi kita mengetahui ajaran ini? Di antara begitu beragamnya manusia, salah satu golongan yang sulit dijangkau bagi Kristus adalah mereka yang hidupnya secara moral ‘tak bercela’. Mereka hidup memenuhi ekspektasi yang ditentukan dari standar kebenaran mereka sendiri atau ‘kebenaran’ yang dipegang oleh masyarakat di sekitar mereka. Apa yang dapat ditawarkan bagi mereka? Apakah mereka tertarik kepada kehidupan yang kita hidupi? Jika tidak, mengapa tidak? Doktrin regenerasi diajarkan Tuhan kita bukan kepada mereka yang terbuang di dalam masyarakat (bukan karena mereka tidak dapat atau tidak boleh mendengarkan) tetapi kepada Nikodemus, seseorang yang diakui dan dihargai secara status intelektual, keagamaan, dan sosialnya. Apa yang Kristus dapat tawarkan kepada orang semacam demikian? Guru Israel harus belajar kepada Guru Hidup. Jika seluruh pendiri agama berjumpa dengan Kristus di dalam sejarah, semua akan terdiam mendengarkan pengajaran Dia yang adalah Kebenaran itu sendiri.

Kita lihat bahwa Nikodemuslah yang datang untuk mencari Tuhan Yesus dan bukan sebaliknya. Hal ini menunjukkan dia kekurangan sesuatu, dia sedang mencari-cari, mungkin Nikodemus berharap terjadi perbincangan intelektual dalam kaitannya dengan agama dan tradisi bangsa Yahudi. Tapi yang pasti dia menjadi terheran-heran dengan pekerjaan Kristus, karena itu dia datang untuk mengetahui dari Yesus sendiri apakah itu merupakan tanda-tanda dari Allah. Tertarik kepada akibatnya, dia datang untuk mencari penyebabnya. Yesus memberi jawaban yang mengejutkan akan penyebabnya. Kecuali kamu dilahirkan kembali, kamu tidak dapat melihat kerajaan Allah. Nikodemus memiliki pemikiran yang cerdas. Dia dapat melihat dan menyelidiki yang terjadi tapi Tuhan katakan bahwa dia buta. Hatinya harus terlebih dahulu dihidupkan dan diperbaharui. Regenerasi adalah pengajaran pertama yang Tuhan Yesus berikan kepada seorang guru Taurat bangsa Israel.

Pelaksanaan Hukum Taurat adalah baik, tapi tidak mungkin cukup untuk menjadikan seseorang dapat diselamatkan. Nikodemus adalah seseorang yang mengajar bangsanya akan Hukum Taurat yang dari Tuhan. Apakah dia pun membutuhkan pengampunan? Pada batas melaksanakan Hukum Taurat, dia menerima pengampunan yang sifatnya sementara. Tapi melampaui Taurat, dia tidak melihat akan kebutuhan untuk regenerasi. Kecuali dia diregenerasi, dia tidak dapat menyadari bahwa dia membutuhkan pengampunan yang menetap dan pasti. Tanpa regenerasi dia akan memegang erat kebenaran yang dari Taurat dan menolak kebenaran yang berasal dari iman yang tak mungkin diperoleh dengan pelaksanaan Hukum Taurat. Betapa serupanya dengan kondisi kita saat ini. Jika Nikodemus yang menerima hukum tertulis dari Musa membutuhkan regenerasi, betapa terlebih lagi mereka yang hidupnya tidak mengenal Allah dan hanya menerima hukum yang tertanam di dalam hati nurani. Kita hidup di masyarakat sekuler yang merasa cukup baik dengan lingkaran hukumnya dan merasa tidak kekurangan apapun sehingga tidak merasakan kebutuhan akan pengampunan dari Tuhan. Sekalipun keadilan ditegakkan dan penghakiman dijalankan untuk menahan dosa dan pelanggaran terhadap hukum, tetap sampai kapan pun tidak pernah akan ada satu pun masyarakat yang sempurna yang tidak memerlukan penjara atau pengadilan. Ini menjadi bukti bahwa setiap manusia membutuhkan regenerasi. Hukum dapat mengerjakan bagiannya sampai pada tahap tertentu, tapi lebih dari itu, hanya Injil yang satu-satunya menawarkan hidup baru secara radikal yang mampu mengubah baik pribadi maupun masyarakat. Seorang Kristen harus memiliki keyakinan positif akan kepentingan keberadaan dirinya di dalam masyarakat manapun, baik masyarakat yang baik yang menjunjung hukum ataupun masyarakat yang rusak yang lemah hukumnya. Transformasi terbaik adalah perubahan yang sampai ke paling dasar dan mengarah dari dalam menuju ke luar.

Dalam lingkungan dan komunitas kita, masih besar kemungkinan kita bertemu dengan Nikodemus-Nikodemus modern daripada perempuan-perempuan Samaria postmodern. Mari kita refleksikan sebentar. Pernahkah kita betemu dengan seorang berkelas seperti Nikodemus? Dapatkah kelasnya perempuan Samaria dijangkau kecuali kita yang berinisiatif datang mengunjungi mereka? Apa sebabnya orang dekat-dekat kepada kita dan kepada orang macam apa kita mendekatkan diri kita? Jika kita percaya setiap orang memerlukan regenerasi, apakah hidup kita memancarkan terang Injil yang kita percayai? Hidup kita yang telah diubahkan haruslah menjadi daya tarik bagi mereka yang belum percaya dan di saat yang sama firman Tuhan diberitakan untuk mengubahkan hati yang keras. Perubahan hati mendasari perubahan pemikiran. Transformasi melalui pembaharuan budi adalah suatu proses yang dapat dinyatakan dan merupakan konsekuensi yang sewajarnya dari perubahan secara radikal di hati yang dikerjakan Allah.

Kecuali seseorang dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat kerajaan Allah. Kecuali seseorang lahir dari air dan Roh, dia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Tak seorang pun yang me- dan di-miliki kerajaan Allah yang dapat dikecualikan dari proses regenerasi. Hidup moral terbaik tidak cukup untuk memuaskan keadilan Allah. Hanya kebenaran yang didapatkan melalui iman di dalam Yesus Kristus yang dapat menjamin seseorang tak bercacat di hadapan Tuhan. Regenerasi adalah perubahan pertama yang melayakkan seseorang menjadi anak Tuhan. Mereka bukan dilahirkan dari darah atau keinginan daging atau kehendak manusia, tetapi dari Allah. Yang dari daging hanya dapat melahirkan daging, hanya Roh yang dapat melahirkan roh. Kehidupan rohani ini ditanamkan oleh Tuhan dan kita akan menjadi serupa dengan Allah. Jikalau regenerasi adalah pekerjaan Allah, apa bagian kita? Bagi kita yang diregenerasi, hidup kita adalah hidup yang sepatutnya bersyukur tanpa henti-hentinya kepada Dia yang memulai dan menyempurnakan iman kita. Dengan mengerti regenerasi sebagai karya tunggal Allah bagi kita, maka sudah sewajarnyalah kita semakin rela terlibat menjadi rekan sekerja-Nya. Bukan kita yang mampu mengubah manusia, tapi kuasa Tuhan semata. Bukan kepintaran kita yang membawa keberhasilan, tapi karena pekerjaan-Nya yang efektif melahirbarukan kita. Maka jaminan “keberhasilan” kita dalam melayani adalah janji penyertaan-Nya. Adalah menyenangkan bagi kita jika bukan manusia yang mendapatkan sanjungan, tetapi Tuhan saja yang dipermuliakan sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Marilah kita belajar setia untuk menabur benih Firman yang kekal itu dan bersukacita senantiasa ketika anugerah dilimpahkan kepada orang berdosa. Apa yang ditabur dalam anugerah, akan dituai dalam kemuliaan. Kemuliaan bagi Tuhan semata.

Audy Santoso

Pemuda GRII Singapura