Ingatkah Anda akan tanggal di atas? Atau Anda hanya ingat tanggal 14 Juli saja karena hari itu adalah ulang tahun orang tua, pacar, atau anjing kesayangan Anda? Tanggal di atas adalah hari dimulainya Revolusi Perancis yang ditandai dengan peristiwa jatuhnya penjara Bastille persis pada tanggal tersebut. Tanggal di atas sekaligus menjadi La Fête Nationale (The National Celebration) karena Perancis memang tidak memiliki hari kemerdekaan.
Pada abad ke-17, Perancis menjadi salah satu negara penting di dunia. Dengan jumlah penduduk yang banyak, tanah yang subur, dan kemampuan berniaga, Perancis menjadi negara yang makmur pada pertengahan abad ke-17. Perancis juga dikagumi karena pencapaian budayanya. Tetapi saat itu, sesungguhnya Perancis sedang menuju kehancuran. Siapakah yang dapat melihat hal itu di tengah kondisi ‘kemajuan’ tersebut?
Louis XIV yang dikenal sebagai Sun King terkenal dengan doktrin absolutismenya lewat ucapan “L’etat, c’est moi” (Saya adalah negara). Louis XIV sebenarnya bukan raja yang buruk. Ia mampu membangun salah satu bentuk pemerintahan birokrasi modern yang pertama, mendirikan istana Versailles yang tersohor itu, membentuk sebuah organisasi militer yang kuat di Perancis, dan meningkatkan jumlah tentaranya. Bahkan pada masa pemerintahannya, Perancis mulai melakukan ekspansi ke Dunia Baru. Tetapi di sisi lain, ia menganggap toleransi yang diberikan terhadap kaum Huguenot sebagai sebuah ancaman. Di akhir pemerintahannya, Perancis memasuki apa yang dikenal sebagai Abad Pencerahan. Namun apa yang terjadi adalah Perancis sedang memasuki ‘abad kegelapan’ yang baru.
Orang-orang Huguenot kemudian dipaksa untuk keluar dari Perancis dan semangat humanisme Abad Pencerahan membawa Perancis masuk ke dalam kekelaman. Menyusul kekacauan agama yang terjadi, mulai timbul kekacauan ekonomi, yang kemudian diikuti oleh kekacauan sosial.
Louis XVI, pengganti Louis XV yang memiliki hobi bersenang-senang, berusaha melakukan reformasi dalam perpajakan dan administrasi. Tetapi ia frustrasi dengan hak-hak istimewa kaum bangsawan yang menolak untuk membayar dengan adil beban pajak mereka. Kepemimpinannya yang lemah membuatnya tak berdaya. Sementara itu kaum borjuis ingin meningkatkan status sosial dan politik mereka. Mereka ingin menjadi kelas menengah yang berpengaruh sehingga dapat meraih keuntungan yang lebih besar dari sistem perekonomian bebas. Sedangkan kaum petani yang merupakan populasi terbesar, hampir tidak memedulikan soal prestige maupun politik. Kehidupan mereka sangat berat, sering ditandai oleh penyakit dan kelaparan. Yang mereka inginkan hanyalah tanah yang lebih luas dan kebebasan dari pajak yang tidak adil. Di tengah keputusasaan, mereka menginginkan hanya satu hal yaitu perubahan. Tetapi siapa yang berdiri untuk memperjuangkan keadilan bagi mereka? Gereja Perancis sibuk mengurusi kepentingan mereka sendiri.
Tidak heran jika kekacauan agama, politik, dan sosial terus meningkat. Puncaknya adalah gerombolan penduduk Paris menyerbu penjara Bastille tanggal 14 Juli 1789. Tujuan penyerbuan ini adalah untuk mendapatkan senjata lebih banyak dan membebaskan beberapa tawanan. Penjara Bastille awalnya adalah kastil atau benteng pertahanan yang didirikan untuk menghadapi serangan Inggris. Tetapi kemudian berubah fungsi menjadi penjara sekaligus simbol kelaliman rezim.
Dalam peristiwa penyerbuan tersebut, 98 orang penyerang terbunuh, juga bangsawan kepala penjara, Marquis de Launay dan 8 orang pasukannya. Gerombolan yang mengamuk ini lalu memotong kepala de Launay dan menyulakannya pada tiang bambu yang diarak keliling kota. Menakutkan!
Okay, lalu mengapa saya mengajak melihat fakta sejarah yang mungkin agak membosankan bagi sebagian Anda? Kondisi negara kita. Keadaan rakyat kita. Apakah Anda hanya peduli dengan kepentingan Anda dan kelompok sendiri? Pernahkah Anda sungguh-sungguh melihat keadaan sekeliling dan memikirkan panggilan Anda sebagai orang Kristen di Indonesia?
Dua ayat berikut ini kiranya mendorong Anda untuk merenungkan situasi Indonesia saat ini dan berdoa meminta Tuhan memakai diri yang tidak layak untuk menjadi saluran berkat.
Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! (Yes. 1:17)
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yer. 29:7)
Soli Deo Gloria.
Ev. Maya Sianturi
Pembina Remaja GRII Pusat
Kepala SMAK Calvin